25|Gone

474 95 15
                                    

Jaemin memandang kertas formulir yang sedang ia pegang. Pikirannya sedikit berkecamuk untuk mengisi formulir tersebut, bahkan Hyunjin sampai dibuat bingung dengan tatapan Jaemin yang sudah hampir dua puluh menit menatap kertas tersebut tanpa berbuat apa-apa.

“Lo kenapa dah?” Hyunjin akhirnya buka suara.

Jaemin menghela napasnya. “Gue isi nggak ya?”

“Ya isi lah, kapan lagi lo bisa daftar tuh ke universitas?”

“Tapi lo tau kan, gue pingin ke Harvard.”

Hyunjin menaruh mangkuk mienya di meja dan menarik kertas di tangan Jaemin. “Yaudah sini buat gue aja.” sambar Hyunjin dengan mulut yang masih mengunyah mie.

“Ambil lah, gue nggak minat.”

“Sombong banget lo anyink.”

Jaemin pun melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi. Baru saja ia menyuap satu sendok mie, tiba-tiba Haechan datang dengan heboh.

“Weh!” teriak Haechan membuat murid lain yang sedang makan langsung menoleh. “Tau nggak, tau nggak?”

“Apa sih nyet, nggak jelas.”

“Diem lo memble.”

“Njing, ayo gelud.”

Jaemin yang berada di tengah-tengah mereka hnya memejamkan matanya sambil menarik dasi kedua sahabatnya itu. “Diem bangsat! Gue makan.”

Haechan dan Hyunjin duduk dan Jaemin kembali pada aktifitasnya.

“Chaeri—“ Haechan menggantungkan perkataannya membuat Jaemin dan Hyunjin menoleh penasaran. “di tembak Renjun.”

Spontan Jaemin melirik Haechan dengan alis yang terangkat. “Renjun?”

Haechan mengangguk. “Gue denger tadi pas nggak sengaja lewat di samping perpus. Mereka berdua lagi ngobrol di sana. Karna gue kepo yaudah gue nguping.” jelas Haechan.

Entah kenapa tiba-tiba mood Jaemin langsung berubah, dia cemburu tapi nggak juga, di marah tapi nggak juga. Karena malas mendengar hal-hal yang lebih detail dari Haechan, ia pun berdiri dan pergi meninggalkan kantin, membuat Haechan dan Hyunjin menatapnya bingung.

“Cemburu tuh anak?” tanya Hyunjin yang mendekatkan duduknya ke Haechan.

“Padahal gue belum kelar cerita.”

“Apa lanjutannya?”

“Ya Chaeri nolak anjir, mereka kan sepupuan, masa iya Chaeri nerima sepupunya sendiri, dan gue tadi juga denger kalo Chaeri sebenarnya suka sama Jaemin.”

Hyunjin langsung memukul paha Haechan keras. “Kan!”

“Memble bangsat! Sakit bahlul!”

“Chan, sekarang saatnya kita bekerja layaknya sahabat sejati.”

“Mau ngapain lo njir, nggak usah gila.”

“Lo lebih gila dari gue nggak usah komen. Ayo ikut gue.”

🎠🎠🎠

Jaemin menyandarkan badan ke tembok, memejamkan matanya sambil menikmati angin di taman belakang yang sejuk. Kedua kupingnya terpasang earphone yang memutar lagu dari Avril Lavage-wish you here.

Sedang asyik-asyiknya mendengarkan lagu, tiba-tiba sebelah earphonenya terlepas. Tidak, bukan terlepas lebih tepatnya dilepas. Ia membuka matanya dan melirik ke arah kanan, sudah ada Chaeri duduk di sebelahnya dengan sebelah earphone milik Jaemin terpasang di telinganya.

Little Thing | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang