ch.4

9K 1.2K 35
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. Trims!❣

 Trims!❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di rumahnya, Jeno masih uring-uringan, berjalan bolak-balik seperti setrikaan. Sesekali, dia menjambak rambutnya sendiri.

"Duh . . . pacar gue gak ada romantis-romantisnya sama sekali, sih!" gerutunya kesal. "Terus apa katanya tadi? Nelpon tanpa tujuan yang jelas itu sayang pulsa? Emangnya gue ini orang miskin, apa? Pulsa buat nelpon 24 jam juga gue mampu bayar!" tuturnya kasar, merasa diremehkan. Jemari Jeno terkepal geram, menahan egonya sendiri.

"Gue kan pacarnya, dan ini udah tiga minggu pacaran. Tapi, jalan berdua aja enggak pernah! Baru kali ini ada yang nolak kalo diajak jalan sama gue. Sialan! Pokonya, gue nggak mau tahu. Besok, dia harus mau makan sama gue di kantin. Gue harus buktiin sama orang-orang kalo gue bisa menaklukan semua orang, termasuk sejenis Jaemin sekalipun. Titik!"

Jeno tersenyum bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno tersenyum bangga. Akhirnya, setelah tiga hari melancarkan bujuk dan rayuan mautnya, dia berhasil juga mengajak Jaemin makan siang di kantin. Kekasihnya itu pasti sudah kehabisan akal untuk mengelak dan mencari alasan menghindar. Itu pun setelah tiap hari Jeno mencegat Jaemin di depan kelas, menunggunya selesai rapat di depan ruang OSIS, sampai dengan sengaja membuntuti dan mengganggu jika Jaemin kumpul dengan teman-temannya.

Mungkin karena mulai merasa jengah, Jaemin pun memilih untuk menuruti permintaan Jeno. Meskipun kekasihnya itu memilih tempat yang ramai, bukan tempat-tempat di pojok seperti pilihan pasangan yang sedang pacaran pada umumnya.

"Kamu enggak makan, Jen?" tanya Jaemin.

"Suapin, dong." pinta Jeno manja.

Jaemin hanya tersenyum menanggapi permintaan Jeno.

Mereka berdua duduk berhadapan di tengah kantin yang ramai. Beberapa siswa di sekitar tampak tertarik untuk melirik dan saling berbisik. Siapa yang tidak penasaran dengan gaya pacaran dua sejoli yang beda dunia itu? Si cassanova sekolah dan murid teladan manis yang pendiam.

Lucunya, pasangan yang menjadi bahan perhatian itu malah tampak sama-sama tidak peduli atau merasa risih dengan tatapan siswa-siswi di kantin. Jaemin menyantap sup ayam dengan tenang, sedangkan Jeno malah asyik menatap kekasihnya.

Kalo diperhatiin, dia memang manis. Enggak malu-maluin kalo diajak jalan. Sayangnya, dia terlalu pendiam dan monoton, sih. Coba sedikit gaul, pasti banyak yang naksir dia.
Pandangan Jeno tak beralih dari wajah Jaemin. Pipinya yang bersih, hidung mancung, bulu mata lentik, dan yang menarik adalah sorot matanya yang berbinar dan begitu lembut itu.

"Aku pulang duluan ya?"

Lamunan Jeno buyar melihat Jaemin yang tiba-tiba berdiri.

"Lho, kok pulang? Kita kan belum ngobrol?" tanya Jeno kaget.

Jaemin mengambil ranselnya, bersiap untuk beranjak. "Katanya, tadi kamu mau ngobrol sambil makan. Tapi, kamu malah ngelamun terus. Lihat tuh, makanan kamu belom tersentuh sama sekali," tuturnya lembut.

Jeno menatap mangkuk milik Jaemin yang sudah bersih. "Aduh Na, maaf aku lupa. Sekarang aku makan deh. Tapi temenin aku ya. Tadi, kamu setuju hari ini mau nemenin aku makan siang. Jadi, sampai makan siangku habis dong!" Jeno mengajukan argumen.

Jaemin kembali duduk. "Tapi cepat ya. Sepuluh menit aja. Aku banyak tugas hari ini."

Dan Jeno pun makan dengan tergesa-gesa tanpa sempat mengobrol. Gara-gara keasyikan memperhatikan Jaemin, rencananya gagal!

 Gara-gara keasyikan memperhatikan Jaemin, rencananya gagal!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










(Jeno gangguin Nana terus ><)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jeno gangguin Nana terus ><)

-25 Mei 2020-

Jadian(?) |NOMIN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang