ch.12

7.3K 1K 145
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. Trims!♥

 Trims!♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kamu enggak bilang kalo mau ikut nonton pertandingan?!" tanya Jeno kesal karena kegaptekan Jaemin mengenai basket. Ditambah lagi, timnya hanya meraih juara kedua. Kalah saat bertanding melawan SMA Cravity.

Jaemin meringis pelan. "Maaf, Jen. Aku kan, baru kali ini nonton basket tanding. Mana aku tau tentang tempat duduk suporter dimana-dimananya," jawabnya pelan.

Mereka berdiri di halaman luar GOR, tidak jauh dari keramaian suporter tim Neo High School yang masih ramai berkumpul dan harus puas dengan gelar juara 2. Meski malam sudah larut dan angin berembus semakin dingin, tidak menyurutkan keramaian para remaja untuk nongkrong di malam minggu.

Jeno menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia memang tak bisa sepenuhnya menyalahkan Jaemin. Mana tahu pacarnya itu tentang basket? Kalau tentang nama-nama rasi bintang, baru jago!

"Lagian, kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran untuk ikut nonton pertandingan? Kalo kamu mau nonton, aku bisa minta teman-temanku yang lain untuk nemenin kamu," ujarnya tegas.

"Iya deh, maaf. Lain kali, aku akan bilang kalo mau nonton basket," jawab Jaemin pelan.

Tatapan Jeno memandang Jaemin dengan penuh selidik. "Terus?"

"Terus apa?" tanya Jaemin tidak mengerti.

"Iya, terus kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran untuk ikut nonton pertandingan?"

Lagi-lagi, Jaemin meringis dan nyengir. "Ng . . . cuma mau ngasih kamu surprise. Tapi ternyata gagal, hehehe," Dia terkikik geli.

Mau ngasih surprise? Buat gue? Jeno seakan tak percaya dengan penuturan Jaemin barusan. Seketika wajahnya memanas. Tapi, dia buru-buru berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di lipatan lutut agar Jaemin tak bisa melihat.

Jaemin yang kebingungan akan tingkah Jeno, ikutan berjongkok.

"Kamu kenapa jongkok, Jen?" tanya Jaemin sambil berusaha melihat wajah Jeno.

"Kamu kenapa ikutan jongkok?" Jeno balik bertanya.

"Soalnya kamu jongkok. Masa aku berdiri," Jaemin menjawab polos.

"Ugh. Jangan lihat muka-ku!" Jeno semakin menyembunyikan wajahnya.

Jaemin yang kebingungan pun hanya diam. Akhirnya, setelah Jeno menetralkan degupan jantungnya yang entah mengapa berdebar karena ucapan polos seorang Na Jaemin, pun bangkit berdiri. Diikuti oleh Jaemin yang masih penasaran kenapa tiba-tiba pacarnya itu bertingkah aneh.

"Oh ya, kamu main basketnya keren," puji Jaemin.

Jeno tersipu. "Ah, biasa aja, Na. Banyak pemain lain yang lebih hebat dari aku," ujar Jeno merendah. Padahal dalam hati, dia bersorak kegirangan dipuji seperti itu. Akhirnya, Jaemin bisa melihat sendiri kehebatannya dalam bermain basket.

Jadian(?) |NOMIN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang