ch.10

8K 1.1K 141
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. Trims!❣

 Trims!❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno baru saja keluar dari ruang latihan band saat melihat Jaemin berjalan dari arah perpustakaan. Kepalanya menunduk dan wajahnya tampak murung.

"Kok, murung amat, Sayang?" Jeno bergegas menghampiri lelaki manisnya.

Langkah Jaemin langsung terhenti. Dia tampak terkejut melihat Jeno yang tiba-tiba berada di hadapannya.

"Eh, Jeno. Baru selesai latihan?" sapa Jaemin.

"Iya nih," jawab Jeno. Lalu, dia mengikuti langkah Jaemin menuju gerbang. Meskipun sudah sore, sekolah masih cukup ramai oleh siswa yang memang punya hobi nongkrong. Beberapa tampak memperhatikan mereka berdua yang sedang berjalan bersisian.

"Kamu belom jawab pertanyaan aku, Na."

Jaemin menoleh. "Pertanyaan apa?"

"Kenapa hari ini kamu murung sekali?" tanya Jeno lembut.

Jaemin langsung tersenyum memamerkan giginya. "Masa sih, aku keliatan murung? Biasa aja, ah," elaknya.

Jeno terkekeh geli. "Nana, kamu tuh enggak jago ngebohong. Dari raut muka aja, aku tahu persis kalo kamu pasti lagi ada masalah. Cerita dong, sama aku!"

Jaemin tetap tak menjawab. Hanya wajahnya makin terlihat murung.

"Nilai ulangan Matematika aku jelek, Jen," ujar Jaemin akhirnya.

Jeno bengong mendengar jawaban Jaemin barusan. Apa? Ulangan Matematika? "Ya ampun, Nana. Cuma karena nilai ulangan jelek, kamu sampe murung kayak gini?" Dia tertawa geli.

"Kamu kan pintar Jen. Jadi bisa bilang kayak gitu," jawab Jaemin lemah. "Kemarin, Kak Johnny sama Kak Jae sibuk dengan tugas kuliah. Sampai-sampai harus menginap di rumah salah seorang temannya. Jadi, enggak ada yang mengajariku sebelum ulangan. Padahal, ada beberapa materi yang aku gak ngerti. Besok pun harus remedial," keluh Jaemin.

Jeno mendengarkan cerita tentang Jaemin dengan seksama. Setelah dua bulan jadian, baru kali ini Jaemin bercerita tentang masalahnya. Tiba-tiba, terlintas sebuah ide brilian dalam otak jeniusnya.

"Hari ini, Kak Johnny sama Kak Jae udah pulang?"

Jaemin menggeleng.

"Jisung kemana?" tanya Jeno lagi.

"Jisung lagi ke luar kota. Ada olimpiade fisika." jawab Jaemin.

Senyum Jeno melebar. "Kalo kamu mau, aku bisa ngajarin kamu nanti malam. Kebetulan, besok aku enggak ada PR atau ulangan," tawarnya dengan nada tulus. Padahal, ada rencana licik dalam benaknya.

"Makasih Jen, nanti ngerepotin," tolak Jaemin halus.

"Siapa yang ngerasa direpotin? Kamu bilang sesama manusia harus saling membantu. Lagipula, ini aku sendiri yang dengan sukarela mau ngajarin kamu. Bagaimana?" desak Jeno.

Jadian(?) |NOMIN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang