ch.8

8.1K 1K 129
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment. Trims!❣

"Selamat malam, Sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat malam, Sayang." sapa Jeno dengan nada mesra di telpon saat itu.

"Selamat malam. Ada apa, Jen?"

Sudah seperti jadwal minum obat, hampir tiap hari pukul sembilan, Jeno akan menelpon Jaemin.

"Cuma mau ngabarin, hehehe . . . . Sabtu besok, aku ada turnamen basket, Sayang."

"Oh," ujar Jaemin pendek. Tangan kirinya masih memegang handphone, tangan kanan asyik membuat catatan Biologi.

"Kok, jawabnya cuma 'oh', sih?" protes Jeno kesal.

"Memang aku harus jawab apa?" tanya Jaemin lembut.

"Kasih aku semangat atau sedikit perhatian, kek!" ujar Jeno gemas. "Selama ini, kamu enggak pernah memberiku perhatian. Kita ini kan pacaran, Na!" kata Jeno sedikit mengingatkan.

Jaemin menghela napas dengan sabar. "Jen, aku kan belum pernah pacaran. Jadi, enggak tahu gimana memberi perhatian pada pacarku."

"Tapi, kamu nelepon aja enggak pernah."

"Lho, kan sudah diwakilin sama kamu yang nelepon aku tiap hari," ujar Jaemin polos.

"Tapi, aku juga ingin sesekali kamu yang menelpon." Nada suara Jeno terdengar geregetan.

"Aku enggak biasa menelpon kalo enggak ada perlu."

"Tapi Na, sekaliiiii saja telepon aku. Meski enggak ada yang perlu diomongin, paling enggak suara merdumu mampir di telingaku." Lagi-lagi, Jeno mengeluarkan jurus rayuannya.

"Hm . . . . gimana, ya? Oke,deh. Besok malam aku telepon kamu," ujar Jaemin seolah-olah mengalah dan mengakhiri obrolan tak berujung ini.

 Besok malam aku telepon kamu," ujar Jaemin seolah-olah mengalah dan mengakhiri obrolan tak berujung ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Jeno menunggu telepon dari Jaemin sampai larut. Tapi, handphone miliknya itu tidak berdering menandakan panggilan dari pacarnya. Hanya denting-denting Line dari teman-temannya yang tidak penting. Jeno sudah menunggu bahkan sampai pukul dua belas malam! Dia juga tidak mau menghubungi Jaemin duluan, bahkan sekadar bertanya melalui pesan. Bukankan Jaemin yang berjanji akan menelpon? Karena kelelahan menunggu, akhirnya Jeno tertidur pulas.

Jadian(?) |NOMIN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang