ch.18

6.7K 943 174
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak dengam vote dan comment. Trims!❣

 Trims!❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Renjun!"

Mendengar namanya dipanggil, Renjun menoleh ke belakang. Dia melihat Jeno sedang berlari tergesa menghampirinya.

"Liat Nana, enggak?" tanya Jeno dengan napas tersenggal.

"Enggak," jawab Renjun pendek.

"Duh . . . ke mana sih dia?" gerutu Jeno kesal.

"Udah dicari di sekret Astro?"

"Enggak ada."

"Ruang OSIS?"

"Enggak ada juga."

"Di kelasnya?"

"Itu tempat pertama yang gue datengin."

Jeno tampak gelisah. Sesekali kepalanya menoleh ke kanan-kiri. Siapa tau, dia menemukan Jaemin di Koperasi ataupun di dekat kolam ikan.

"Gue enggak tau di mana Nana. Dari tadi pagi belom ketemu. Udah ya, gue dipanggil Pak Yoongi." Renjun berbalik dan berjalan meninggalkan Jeno yang masih kebingungan.

Di mana sih, Nana? Masa dia udah pulang? Kak Jae kan belom ngejemput. Dia menggaruk kepalanya risau.

Jeno kembali berjalan tergesa menuju koridor sekertariat. Mungkin Jaemin sudah berada di sana sekarang, pikirnya. Namun, saat hendak berbelok di depan ruang guru, dia melihat Chenle turun dari tangga lantai dua.

"Chenle!" Jeno berlari ke arahnya.

"Eh, Kak Jeno. Kenapa Kak?" Chenle menyapa Jeno ramah.

"Kamu liat Nana, enggak?" tanya Jeno tergesa.

"Oh, Kak Nana. Tadi, kita baru aja ngobrol. Sekarang, Kak Nana ada di perpus," jawab Chenle tenang.

Dan tanpa ba-bi-bu lagi, Jeno langsung melesat berlari ke perpustakaan yang terletak di lantai tiga gedung sekolah mereka. Tidak, mereka tidak boleh bertemu! Tidak boleh! teriaknya dalam hati.

Setibanya di perpustakaan, dia berjalan menyusuri rak-rak buku yang tinggi menjulang. Sampai akhirnya mendapati Jaemin yang tengah membaca di salah satu sudut ruang baca.

"Hai, Na." Jeno menarik kursi, lalu duduk di hadapan kekasihnya itu dengan napas yang ngos-ngosan.

Jaemin cukup terkejut mendapati Jeno yang datang tiba-tiba. "Eh Jen, tumben dateng ke sini," sambutnya seraya tak lupa menyunggingkan senyum.

Jeno menatap seraut wajah halus di hadapannya. Ah, senyum itu . . . Yang selama ini selalu menemani hari-harinya. Yang kerap datang dalam setiap mimpinya. Yang menimbulkan semangat dalam setiap keputusasaannya. Yang kehangatannya merasuk, dalam setiap relung hatinya. Seyum manis milik seorang Na Jaemin, cowok manis yang juga dicintai oleh . . .

Jadian(?) |NOMIN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang