10. Bahu anak pertama

16K 2.1K 796
                                    

Elyza mengetuk-ngetuk pensil ke buku gambar yang berisi desain baju sederhana miliknya, mata coklat bulat sempurna miliknya memandang langit oranye yang kini di lengkapi dengan angin semilir sejuk.

Sejak beberapa menit yang lalu mendadak gadis itu membuntu dari inspirasi gambarnya, beberapa hal yang ia pendam muncul begitu saja di benak membuat Elyza semakin merasa tak karuan.

Bagaimana kabar rumah ya?

Hanya kalimat itu yang berputar sejak tadi, seputar rumah dan penghuni yang di sebut keluarga itu, Elyza merindukan mereka walau dia sendiri tidak yakin di rindukan balik.

"Lo ngapain di luar sendirian?"

Sampai suara Reyno menyapa, Elyza agak terkesiap atas kedatangan Reyno pasalnya di teras belakang ini jarang sekali di datangi anak kosan untuk bersantai karna pemandangannya hanya para mobil berjejer sebab halaman belakang di khususkan untuk parkir mobil saja. Maka dari itu tidak ada pemdangan indah disana, tapi Elyza menyukai itu, dia menyukai saat dirinya sendirian.

"Kok Mas Rey disini?" Tanya Elyza sambil perlahan menutup buku gambar, tidak mau terlalu ketara kalau dia menyembunyikan desain baju nya dari Reyno.

Pemuda dengan hidung tinggi itu tak menoleh, sibuk mengaduk kopi yang baru di buatnya, "Ya kenapa? ini kan masih di wilayah kosan."

"Hehe, iya juga." Elyza terkekeh bodoh, gadis itu menggaruk kepalanya seraya merutuki celetukan bodohnya beberapa detik lalu.

"Lo anak pertama ya El?" Pertanyaan itu terlontar dari Reyno, agak membuat Elyza kaget karna setaunya Reyno tidak pernah mau menanyakan hal pribadi anak kosan.

Namun, Elyza tetap mengangguk seraya menyahuti, "Iya, kok tau?"

"Lo sama Utara sama, sama-sama anak pertama, sama-sama suka sendirian," Reyno terkekeh pelan entah alasannya apa, "Semua anak pertama emang sifatnya jiplakan gitu ya?"

"Ya mungkin karna di rumah udah ramai, jadi butuh sendirian." Balas Elyza sekenanya, sejujurnya dia tidak terlalu menyukai saat membahas posisinya di keluarga yang sebagai anak pertama.

"Lo kenapa milih ngekos El? kan rumah lo lebih deket dari kampus?" Tanya Reyno entah kenapa malah semakin penasaran oleh Elyza.

Sejak awal masuk Reyno sudah mulai membaca kalau Elyza ini sosok yang ramai namun penyuka sepi. Dia kerap menyendiri dengan sifatnya yang mandiri. Sejauh mereka kenal tak pernah Elyza meminta bantuan pada siapapun.

Seolah diri gadis itu memang sudah terlatih mandiri, bahkan saat galon kosan habis pun Elyza sanggup mengganti galon itu sendiri tanpa repot memanggil para laki-laki.

Atau saat kejebak hujan, Reyno tau Elyza masih di luar dan ia hendak menanyakan kabar gadis itu. Tapi secara ajaib dan tanpa rasa takut Elyza muncul dengan jas hujan yang sudah lepek dan motor maticnya.

Elyza seperti tak memiliki ketakutan apapun.

"Ha ha ha," Tawa Elyza sumbang, seketika gadis itu bingung hendak menjawab apa karna pertanyaan Reyno berhasil membuat sesuatu yang ia sembunyikan selama ini terungkit.

"Kalo gue cerita sedikit boleh gak?" Tanya Elyza lebih dulu, gadis itu menatap Reyno.

Reyno tentu saja mengangguk, menunggu apa yang akan di ceritakan Elyza.

"Gue anak pertama dari tiga bersaudara, keluarga gue dokter semua," Elyza menjeda dapat di lihat wajah Reyno sedikit terkejut mendengar fakta itu.

"Nyokap gue dokter gigi, bokap dokter bedah spesialis, adek gue yang kedua masih SMA lagi di fokusin buat masuk kedokteran juga, satunya lagi masih SMP tapi dia pinter banget bang."

𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang