Suasana Kosan begitu sepi, setelah kejadian dua hari yang lalu. Baik anak kosan maupun Selena tampak bungkam, mereka kompak memberi Selena waktu untuk menyendiri bukan berarti ingin menjauhi. hanya saja setelah kejadian itu, mungkin Selena butuh suatu ketenangan.
Selena juga menyadari bahwa anak kosan sedang memberinya waktu tenang tanpa pernah lepas kontrol darinya. Setiap pagi Resha atau Ghita selalu mengantar sarapan ke kamarnya, atau Salma dan Gladis yang setiap malam menanyai keberadaanya lewat chat seperti sudah pulang ke kosan atau belum. Banyak perhatian yang di berikan anak kosan, dan sialnya Selena selalu menganggap dirinya tidak pantas untuk hal itu semua.
Hembusan nafas Selena terasa berat, hari ini dia mendapat kelas jam 10 pagi, dan sepertinya anak kosan sudah keluar semua karna tidak ada suara apapun di dalam rumah besar ini. Tidak ingin terlambat, Selena memilih untuk keluar kamar sembari memesak ojek online yang akan mengantarnya.
"Jangan di order Mba." Tegur Utara yang baru saja turun tangga, terlihat pemuda itu sudah rapih dengan kaos khas staff di salah satu coffeshop dekat kampus, Utara sepertinya sedang bergegas berangkat kerja.
"Sama gue aja." Sambung Utara menyadari kediaman Selena.
"Gausah lah Ta, ngerepotin." Tolak Selena secara halus dan canggung.
Utara menggeleng seolah menolak, "Ah lo Mba, kayak sama siapa aja mba." Utara lantas merangkul Selena menggiring kakaknya itu keluar kosan.
Selena hanya bisa pasrah sambil menunggu Utara memanaskan motor hitamnya, matanya tidak bisa lepas dari seluruh kegiatan Utara yang sedang membersihkan kaca helmnya, dari seluruh anak kosan bisa Selena bilang Utara termasuk lurus dan tidak neko-neko.
"Yuk?" Sapa Utara memberikan helm ke Selena.
Kedua insan itu lantas meninggalkan pekarangan kosan dengan kecanggungan yang masih melekat di Selena.
"Lo kelas jam berapa Mba?" Tanya Utara.
"Jam 10 Ta."
Utara tampak melihat ke jam tangan hitamnya, "Masih satu setengah jam lagi Mba, temenin gue sarapan yuk?"
"Lah tadi pagi bukannya Bang Mahen bikin sarapan ya? lo gak kebagian Ta?" Tanya Selena bingung, sebab dirinya yang tak keluar kamar saja kebagian walau itu di antar oleh Mba Gigi.
Utara terlihat menyengir, "Gue laper lagi, Mba."
Selena terkekeh kecil lalu menyetujui ajakan Utara untuk melipir ke warung bubur pinggir jalan yang dekat dengan kampus.
Keheningan terjadi diantara mereka kala bubur mereka sedang di buat. Baik Selena maupun Utara sama-sama terdiam tenang namun tidak canggung. Tak lama bubur mereka terhidang, masih dengan keadaan tenang mereka makan secara perlahan seolah sedang menikmati waktu tenang ini.
"Mba jangan ngurung diri lagi." Ucap Utara terlihat selesai menyantap habis buburnya.
Berbeda dengan Selena yang masih mengunyah makanannya, mata gadis itu menatap Utara yang kini menatapnya lamat.
"Jangan mikir kita akan mandang lo jelek Mba, everyone have a mistake. Me Too." Ucap Utara lagi, tak peduli kalau kakaknya kini masih terdiam.
"Tapi situasi gue beda Utara." Selena menghela nafas, menyelesaikan makanannya dengan tuntas.
Utara tersenyum tipis, dia paham apa yang di rasakan Selena. Bagaimana rasanya malu bercampur penyesalan itu. Namun kedua hal itu bukan berarti seluruh hidup akan berhenti.
"Gue anak haram Mba," Lirih Utara masih dengan senyum tipisnya, berbeda dengan Selena yang menunjukan raut wajah kaget, "Gue lahir karna kecelakaan dan kecerobohan orang tua gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]
FanfictionKosan Amour tercipta untuk seluruh rasa sakit yang akan di sembuhkan oleh kehangatan. ....... Highest rank 1 - #Jaerose 2 - #vsoo 3 - #vsoo 3 - #kpoplokal 3 - #kosan 5 - #sese 2 - #kpoplokal 1 - #Jisoo 1 - #Vsoo 1 - #Exo 1 - #taehyung 1 - #blackpink...