5. Maba

20.3K 2.5K 927
                                    

"Mas sombong!"

Pagi yang cerah ini, harusnya di awali dengan sesuatu yang baik di tambah hari ini Mahen sudah berhasil tidak bangun kesiangan. Tapi sepertinya semua akan gagal menjadi pagi yang indah kala sapaan super kurang ajar itu terdengar.

Dan muncul lah Gladis yang sudah sama siapnya seperti Mahen untuk berangkat ke kampus. Entah kemana anak kosan kala Gladis menunjukan sifat aslinya yang aneh, dan selalu saja hanya Mahen yang menyaksikan.

"Kenapa lagi sih lo?!" Sahut Mahen dengan nada kesal.

"Nebeng dong mas." Pinta Gladis seraya menggoyangkan badannya dengan tatapan memohon.

"Gak!"

Gladis lansung memasang muka sebal, dengan otak cerdiknya kini ia melontarkan perkataan yang benar-benar membuat Mahen menggeleng tak percaya.

"Pelit banget. Biarin aja nanti gue ngadu ke Mba Gigi biar lo makin di bilang manusia sombong di kosan."

"Cewek uler ya lo emang," Gerutu Mahen keki, pemuda itu lantas mengeluarkan motornya dengan raut wajah kesal, "Ayo naik."

Gladis sontak tersenyum senang, gadis itu berjingkrak senang ke arah motor Mahen yang sudah hidup siap untuk di naiki.

"Kok anak kosan pada percaya sama lo yang penuh muslihat ini." Cibir Mahen di tengah-tengah perjalanan mereka.

"Karna gue imut." Sahut Gladis asal yang berhasil mengundang makian pelan Mahen.




__________

"Hai! selamat datang di yutupnya Salma!" Sapaan ceria itu terdengar bersama figur gadis ramping yang memiliki rambut pirang itu.

Ketiga manusia lain yang berdiri di dekat sang gadis pirang hanya bisa menatap aneh walau satu pemuda di antara mereka ikut melambai ke kamera yang di pegang.

"Hai!" Sapa pemuda yang terlihat memiliki gigi kelinci itu.

"Sekarang kita lagi mau masuk kosan guys, tapi gatau ini orang di dalam kosan pada kemana soalnya sepi bangeet!" Gadis pirang itu memutar kameranya ke arah depan menunjukan rumah putih besar yang sepi, hanya tersisa satu motor hitam besar terparkir rapih di depan.

"Oiya kenalan dulu ini teman-teman perjuangan aku!" Gadis itu memutar badannya menyorot satu persatu teman yang sama-sama ingin menghuni kos ini.

"Yang paling ujung coba perkenalan diri!"

Pemuda dengan sweater abu itu tampak menatap kamera malas namun tetap melambai, "Gue Utara."

Di sebelah Utara terdapat gadis yang sama tingginya seperti si pirang namun berbeda dengan poni rata menutupi dahi, "Gue Elyza! panggil El aja ya sahabat!"

"Ih sok akrab banget lo manggil sahabat." Cibir pemuda dengan gigi kelinci.

"Lah di dunia binatang si otan manggil penonton Sahabat kok." Sahut Elyza tak mau kalah.

"Emang lo monyet?" Utara kini menoleh ke Elyza.

"Aduh jadi ribut, udah-udah," Salma kemudian menggeser kameranya ke pemuda yang kini sudah memasang senyum terbaiknya.

"Gue Arjuna sesuai namanya gue siap memanah hati kalian dengan panah-panah asmara. Oiya instagram gue—"

"Udah-udah, yutup gue bukan ajang cari jodoh ya Jun!" Salma kemudian mematikan rekaman kameranya dan memencet bel agar orang di dalam keluar.

Sebenarnya mereka sudah memencet bel sebelumnya hampir tiga kali namun tak kunjung dapat jawaban juga dari orang di dalamnya.

"Assalamualaikum!" Teriak Juna seraya menggoyangkan sedikit pagar menimbulkan bunyi berderit.

𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang