Salma baru saja selesai kelas terakhirnya siang ini, gadis dengan rambut pirang dan badan tinggi itu lantas bergegas keluar kelas karna sudah lelah terjebak di dalam ruangan yang membuatnya berfikir keras 2 jam belakangan itu.
Beberapa sapaan ia dapatkan sepanjang menyusurui koridor fakultas Hukum. Salma termasuk populer mengingat dirinya adalah selebgram sejak jaman SMA dan memiliki channel youtube yang memiliki pengikut puluhan ribu, di tambah dengan rambut pirang yang membuat dirinya semakin identik.
Salma juga tidak angkuh dan sok selebriti, dia kerap di jumpai sedang duduk lesehan di angkringan sambil makan sate kikil, kadang ikut antri geprek paket 12 Ribu bareng mahasiswa lain, atau sekedar ikut nimbrung di warung es serba lima ribuan bareng teman-temannya.
"He pirang! itu yang pirang!"
Teriakan itu menggema saat Salma baru saja turun dari tangga fakultasnya, mata coklatnya lansung tertuju ke pemuda kemeja merah lusuh dengan rambut setengah gondrong yang di ikat setengah.
Berfikir itu hanyalah orang gak jelas, Salma memilih berbelok arah malah menyahuti.
"Ye si bule! Sini dulu woi!" Seru pemuda yang berdandan seperti Yakuza Jepang itu lagi, kali ini dengan langkah kaki mengejar Salma.
"Lo mau nyopet ya?!" Bentak Salma kesal, gadis itu lansung berbalik dengan wajah di buat segarang mungkin, "Percuma lo nyopet gue, gue anaknya cash-less!"
Merasa tersinggung pemuda itu lantas memasang wajah tersakiti dengan dramatis, "Jahat banget mulut lo, ganteng gini di bilang copet!"
"Ya terus lo mau apa?!"
"Mau nanyain Utara, lo satu kosan kan sama dia?" Ucap pemuda itu berterus terang, lalu mengulurkan tangannya, "Nama gue Atuy, aslinya Yutaka tapi di balik biar keren."
"Salma," Salma membalas jabatan tangan Yuta dengan cepat, "Lo ngapain nanyain Utara? lagian dia kuliah kelas pagi kali. Tadi pagi udah cabut dari kosan."
"Gak ada, seharian ini dia gak masuk makannya gue nanya lo, cantik." Sanggah Yuta.
Salma tampak terkejut, "Hah? boong kali lu, orang dia tadi pagi bawa tas kuliahnya kok."
"Ck. ngapain sih gue boong? gue sekelas anjir sama dia."
"Hah sekelas?" Kini Salma balik kaget, "Boong kali, Masa Maba kayak lo sih?"
"Emang kenapa muka gue?"
"Tua."
"Bangsat...." Umpat Yuta reflek, dia makin heran kenapa Utara sering menceritakan kalau Salma ini menggemaskan padahal kenyataanya seperti gadis ngeselin yang kepalanya pengen banget dia jitak sampe benjol.
"Udah lah, pokoknya bilangin Utara ya kalo gue sama dia sekelompok matkul Pak Tito, chat dia ceklis juga soalnya." Itu kalimat akhir Yuta sebelum pergi berlari kearah temannya yang sudah menunggu di motor.
Salma jadi terdiam dan berfikir kemana Utara, padahal pemuda itu sangat memperhatikan absensinya, karna syarat menjadi penerima beasiswa adalah tidak memiliki absen yang buruk.
————
Sedangkan di sisi lain Utara bersandar di kursi taman kota yang paling pojok, pemuda itu sudah menghabiskan hampir setengah bungkus rokoknya untuk hari ini. Pandangannya pun kosong dengan pikiran melalang buana.
Kemeja hitamnya sudah menyengat bau rokok dengan rambut yang kusut akibat semilir angin, entah sudah berapa jam Utara duduk di sini tapi yang pasti Utara masih enggan pulang.
Matanya kembali menatap layar ponsel yang menampilkan dua room chat berbeda, tanpa sadar dirinya tersenyum miris melihat dua pesan berbeda dari dua gadis yang terdekat di hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]
FanfictionKosan Amour tercipta untuk seluruh rasa sakit yang akan di sembuhkan oleh kehangatan. ....... Highest rank 1 - #Jaerose 2 - #vsoo 3 - #vsoo 3 - #kpoplokal 3 - #kosan 5 - #sese 2 - #kpoplokal 1 - #Jisoo 1 - #Vsoo 1 - #Exo 1 - #taehyung 1 - #blackpink...