Kelas selesai sepuluh menit lalu, harusnya Mahen sudah di perjalanan pulang menuju kosan mengingat ini adalah kelas terakhirnya.
Namun dia bukanlah mahasiswa kupu-kupu, Mahen memilih nongkrong di warung di gabg kecil dekat gerbang utama bersama para 'biang rusuh' fakultasnya.
Sebenarnya Mahen tidak rusuh, dia masih termasuk pendiam dan tak banyak gaya. Tidak seperti Jordi yang sering menggoda adik tingkat, atau Seno yang bergonta-ganti pasangan.
Hidup Mahen di perkuliahan masih di bilang normal.
"Lo satu kosan sama cewek pirang kan ya Hen?" Tanya Jordi setelah menyeruput mie sakura goreng yang baru saja matang.
Mahen yang tadinya adik merokok lantas mengangguk, "Iya si Salma,"
"Kenalin ke gue dong." Ucap Jordi.
"Gak!" Tolak Mahen cepat, tanpa harus berfikir.
"Buset, itu cewek jatah lo ya?" Sahut Seno, pemuda dengan mata bulat dan wajah mirip Irwansyah katanya.
"Pala lu jatah, dia adek gue. Ya kali gue umpanin ke Jordi yang doyan 'Nina boboin' anak orang." Mahen semakin sewot.
Lalu ia menambahkan, "Lo boleh nargetin cewek mana aja, asal jangan anak kosan gue."
"Iya Bang, ampun Bang!" Jordi mengapit tangannya seolah memohon dengan meledek.
Mahen berdecak dan kembali merokok.
Keterdiaman mereka bertiga buyar kala mendengar kegaduhan tak jauh dari dalam gang kecil, posisi warung mereka yang di depan gang kecil membuat suara itu semakin terdengar jelas.
Seno dan Jordi hanya saling berpandang dengan kerutan bingung, berbeda dengan Mahen yang berusaha menganalisa suara siapa yang sepertinya ia kenali disana.
"Hadeh pasti ada yang di labrak lagi nih." Ucap Jordi kembali bersandar dengan mie sakura yang kini sudah porsi keduanya. Dia malas untuk ikut campur hal senioritas di kampus apalagi antara kakak tingkat perempuan dan adik tingkat perempuan.
Seno juga mengangguk enggan memisahkan walau suara itu semakin terdengar jelas.
Berbeda dengan Mahen yang melepas ransel dan bangkit kala mulai sadar ada suara siapa disana.
Dengan jantung berdegub kencang, Mahen berjalan cepat ke dalam gang sepi yang memang di peruntukan untuk jalan pintas dan tidak terlalu banyak pemukiman.
Dug
Kaki Mahen terhenti kala melihat Gladis di dorong ke dinding gang oleh tiga orang gadis yang ia tau adalah Bella, teman satu angkatannya.
"Apaan si dorong-dorong!" Sahut Gladis tak terima, gadis itu kembali menegakkan tubuhnya dan membalas dorongan.
"Heh lo tuh adek tingkat gausah nyolot!"
Harusnya Mahen tak usah khawatir, karna lihat lah bagaimana beraninya Gladis bertolak pinggang dengan wajah sangar walau tiga lawan satu.
"Lo tuh yang gak bisa nerima fakta, cowok lo keganjenan. Dia duluan DM gue, lagian track record cowok lo emang jelek dan lo cuma bagian labrak cewek yang deketin dia doang. Kasian ya lo?" Ujar Gladis dengan senyum miringnya.
Mahen tak tau masalah persisnya, tapi mendengar penuturan Gladis dia paham suatu hal.
"Anjing! tapi lo jawabin DM cowok gue ya jablay!" Ucap Bella semakin emosi.
Kedua teman Bella yang fungsinya sebagai antek-antek hanya bisa diam, bersedekap dada memasang wajah intimidasi yang tentu saja tidak berpengaruh di Gladis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]
FanficKosan Amour tercipta untuk seluruh rasa sakit yang akan di sembuhkan oleh kehangatan. ....... Highest rank 1 - #Jaerose 2 - #vsoo 3 - #vsoo 3 - #kpoplokal 3 - #kosan 5 - #sese 2 - #kpoplokal 1 - #Jisoo 1 - #Vsoo 1 - #Exo 1 - #taehyung 1 - #blackpink...