"Iya sayang, aku tidur duluan ya." Juna menyahuti seseorang melalui telefonnya, ucapan dan gerakannya saat ini sangat tidak singkron karna kenyataanya Juna sedang menghisap santai rokoknya di teras kosan.
"Aku dari semalem belum tidur, makannya hari ini sore udah ngantuk sayang." Sahut Juna lagi, pemuda itu sangat cerdik untuk membuat lawan bicaranya luluh.
"Dadah sayang, see you love!" Sambungan terputus, nada manis Juna barusan terganti dengan dengusan malas saat menatap kontak seseorang yang barusan menghubunginya.
"Bukan siapa-siapa kok posesif amat sama gue." Cibirnya tanpa rasa bersalah lansung memblokir kontak bernama Anggita tersebut.
Resha yang sedari tadi diam sambil menggunting bermacam bentuk bulan dan bintang untuk praktek mata kuliahnya besok lansung bergidik geli.
Selama mengenal Juna, awalnya ia pikir pemuda itu adalah sosok yang konyol dan ceria saja tapi ternyata Juna lebih brengsek dari itu. Terhitung sudah empat gadis yang ia dengar namanya bersandang dengan Juna selama pemuda itu masuk kuliah.
Semua gosip Juna tak ada yang terkonfrimasi mana benar dan salahnya, seolah keempat nama gadis yang di gosipkan itu adalah pelampung yang hanya mengambang tanpa tau pelabuhan jelasnya.
Resha menilai, Juna terlalu lincah dan lihai untuk membuat seseorang gadis luluh. Mengesampingkan wajah rupawan pemuda itu, Juna memiliki segudang topik obrolan yang membuatnya menarik.
Juna seolah tau segala hal, bisa mengimbangi apapun topik lawan bicaranya dan membaca celah-celah mana saja untuknya masuk dan menyelinap.
Juna memang sehandal itu.
"Cewek keberapa lagi tuh?" Tanya Resha meletakan guntingnya, gadis itu menegakkan tubuh yang terasa pegal.
Juna terdiam, jemari pemuda itu terlihat menghitung, "Yang keenam, tapi Anggi orang jauh. Temen SMA nya abang gue dulu."
Resha benar-benar di buat melongo lalu menggeleng, "Jing? lo gila kah? kemarin gue denger cuma empat sekarang udah enam aja?"
Kekehan menyebalkan itu terdengar, "Mba, kita itu harus cepat dan tangkas."
"Lele kali lu ya? licin banget gerakannya." Cibir Resha kembali melanjutkan perkejaanya.
Juna tertawa lagi, pemuda itu kemudian ikut terdiam dan asik merokok tanpa ingin menganggu perkerjaan Resha.
Diantara anak kosan, hanya Resha yang Juna rasa berhasil membuatnya lebih nyaman sejauh ini. Karna hanya Resha yang sangat betah mendengar curahan hatinya di tiap gebetan yang berganti.
Tak ada omelan seperti Mba Gigi, atau umpatan kasar seperti Salma. Resha hanya mendengar sesekali berceletuk tajam namun tak jarang memberi saran menbangun walau tau Juna salah satu makhluk yang berganti pasangan sesuai mood.
"Gila ya gue capek banget bikin program kerja buat magang!" Resha mengeluh, gadis itu lantas merebahkan diri di meja tak peduli menindih hasil potong-potongan bintangnya.
"Kuliah tuh gitu ya? Haha hehe tiba-tiba udah magang." Celetuk Juna ringan seraya mengacungkan kamera ponselnya ke Resha karna menurutnya Resha sore ini sangat cantik.
Ini pujian sebagai adik, bukan bermaksud genit.
"Pala lu haha hehe doang?!" Resha bangkit melotot galak, "Gue kuliah pontang-panting kepala pindah ke kaki, kaki naik kekepala gak ada haha hehe, adanya hihi nangis."
"Lo jangan bikin maba kayak gue takut dong Mba." Ujar Juna memelas.
"Tai, lo doang Jun makhluk yang kuliah modal haha hehe dapet cewe." Tandas tajam Resha namun malah membuat Juna tertawa lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]
FanficKosan Amour tercipta untuk seluruh rasa sakit yang akan di sembuhkan oleh kehangatan. ....... Highest rank 1 - #Jaerose 2 - #vsoo 3 - #vsoo 3 - #kpoplokal 3 - #kosan 5 - #sese 2 - #kpoplokal 1 - #Jisoo 1 - #Vsoo 1 - #Exo 1 - #taehyung 1 - #blackpink...