27. Women On Top

6.9K 1K 161
                                    

"Tapi lo bukan pacaran sama Galang kan?"

Pertanyaan itu mengudara menuju Resha yang duduk di kursi paling pojok, masih menulis beberapa inti dari power point yang baru saja di presentasikan kelompok. Lantas gadis berambut panjang itu menoleh dengan tenang sambil menggeleng.

"Bagus lah," Gerakan tangan Resha yang sedang menulis sontak berhenti sambil mengerutkan alis bingung, menunggu Indri teman sekelasnya itu menyebutkan alasan dari kalimat yang baru saja di lontarkan.

"Soalnya bokap dia dulu korupsi kan besar-besaran, walau bukan anggaran pemerintah dan di perusahaan keluarga dia sendiri. Tapi tetep aja gak sih ngeri? tabiat orang tua kan pasti nurun ke anak," Indri berceloteh santai, di sampingnya Nabila sontak menoleh ke Resha takut kalau temannya itu mengamuk secara tiba-tiba.

"Apalagi dulu beritanya udah viral banget kan Sha? terus bokapnya juga milih terjun dari gedung apartemen kan di banding tanggung jawab? serem banget gak sih itu? Pantes Galang ngejar beasiswa ternyata keluarganya se-hancur itu."

Cengkraman pada pulpen Resha mengetat dengan nafas yang terasa berat, gadis itu mencoba mengontrol emosinya agak tidak meledak secepatnya.

"Lo cuma baca berita gak jelas sih, gak boleh gitu Indri." Tegur Nabila berusaha menenangkan suasana.

"Enggak Bil, gue semalem abis search iseng tentang keluarga Galang karna penasaran kok itu cowok bisa jenius banget, eh muncul berita itu banyak banget." Sanggah Indri lalu menoleh ke Resha tanpa rasa bersalah, "Lo jangan sama dia deh Sha, bibit-bibit cowo gak bener."

BRAK

Meja di gebrak Resha kencang membuat seluruh isi kelas terkejut dan menatap kearahnya, namun Resha tak peduli karna kini matanya menatap nyalang ke Indri yang tampak terkejut sekaligus takut.

"Lancar banget lo buka aib orang?" Resha mendekat ke Indri, berdiri di depan meja gadis itu sambil terus memberikan tatapan penuh emosi, "Lo siapa ngatur gue harus sama siapa dan gak boleh sama siapa?!"

"Sha kok... lo gini sih?"

"Ya lo yang mulai duluan tai!" Umpat Resha benar-benar berada di puncak emosinya, mungkin kalau lawannya laki-laki di bisa seenaknya untuk memukul, namun Indri perempuan dan teman sekelasnya.

"Lo jelekin Galang di depan gue dan nyuruh gue jangan sama Galang, karna abis di tolak kan Ndri?" Resha bersedekap dada menatap Indri remeh, lalu tawa sarkas itu terdengar, "Lo bukan iseng nyari tau Galang, tapi lo niat!"

"Apa sih? Kapan gue di tolak Galang?" Elak Indri ikut menaikan nada.

Resha kembali tertawa, "Coklat yang sering lo kasih ke Galang, itu gue yang makan."

Indri terkejut lalu memasang wajah tak terima, gadis dengan rambut pendek itu berdiri dengan kesal mendorong bahu Resha, "Kok lu lancang sih makan pemberian orang?!"

"Loh?" Resha tertawa remeh saat Indri mulai tersulut emosi, "Urusan sama gue apa? Galang yang ngasih kok?"

"Lo semiskin itu ya Sha?" Sarkas Indri.

Suara tawa Resha semakin kencang, "Semua orang lo katain miskin Indri," Resha menggeleng sambil menatap Indri remeh.

"Lo ngatain Galang 'miskin' karna pake beasiswa? are you serious?" Resha menaikan sebelah alisnya sambil bersedekap dada, "Orang miskin mana yang tiap minggu ganti mobil Indri? gue gak suka bahas harta, tapi orang bawah kayak lo harus paham mana yang 'Jenius' memanfaatkan isi otaknya, mana yang mau kelihatan tersohor dengan cara licik."

Resha mendekat ke Indri tanpa rasa takut sedikit pun, "Gue tau lo pake surat keterangan tidak mampu buat bayar UKT karna otak lo gak mampu buat ngejar beasiswa, tapi gaya lo kayak donatur kampus."

𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang