28. Sayap Pelindung

6.3K 1K 196
                                    

Ketukan palu terdengar bersamaan dengung di telinga Selena kala netra coklat itu menatap kedua manusia yang kini bersalaman untuk terakhir kalinya di depan Hakim. Matanya terus menatap kedua raut wajah berbeda di depannya, ada raut menunjukan kebebasan dan rasa senang ada juga penyesalan disana.

Nafas Selena mendadak sesak saat kembali dengan fakta kalau kini kedua orang tuanya benar-benar sudah berpisah secara sah di hadapan negara. Bersamaan dengan elusan dari tangan Salma menyapa kulitnya, Selena akhirnya mengulas senyum tipis.

"Mba mau ketemu mereka dulu gak?" Tanya Salma dengan nada hati-hati.

Selena menggeleng sambil bangkit dengan cepat keluar ruangan sidang, dirinya merasa kecewa sekaligus hancur. Mungkin dia belum sepenuhnya menerima keputusan ini, walau sudah berkali-kali Sang Kakak memberinya pengertian.

Tapi semua hal tentang perpisahan itu berat bukan?

"Semua akan baik-baik aja Selena, harus ada pait dulu baru manis." Ucap Reyno menyusul Selena bersama Salma.

"Maaf ya jadi ngerepotin kalian." Ucap Selena pelan saat mereka berjalan menuju parkiran mobil.

Selena tetap dipendiriannya tidak ingin bertemu kedua orang tuanya, dia masih membutuhkan waktu untuk menenangkan segala emosinya. Menyaksikan sidang dengan mendengar gugatan dari ibunya sudah cukup menguras tenaganya, dia masih belum sanggup bila mendengar ucapan apa yang akan keluar dari ayah atau ibunya bila bertemu.

"Apa sih Mbaaaa!" Gerutu Salma masuk ke mobil, gadis itu duduk di kursi belakang membiarkan Reyno dan Selena di depan, "Ngerepotin apa? Mba gak minta beliin cilok depan kampus kayak Bang Galang, atau tiap malem nitip masak mie kayak Bang Iyam kok."

"Kita ini peduli Selena." Tambah Reyno yang tangannya gemas ingin mengusak poni milik Selena.

"Gue gak terbiasa dapet perhatian lebih gini, makannya jadi ngerasa kayak ngerepotin."Ujar Selena dengan senyum canggung.

"Mulai kedepannya harus terbiasa, karna Salma akan memberi banyak sekali perhatian dengan kekuatan bulan seperti Sailor moon!" Celoteh Salma dengan senyum lebar sambil menaik turunkan alisnya.

"Tuh, selain Sean, Lo punya adek tengil lainnya sekarang Sel." Timpal Reyno terkekeh.

Selena ikut terkekeh tanpa sadar, dirinya juga mengakui kalau Salma ini sangat menghibur. Dia berdoa agar sosok seperti Salma tidak ada yang menyakiti karna gadis seperti ini selalu menebar kehangatan. Siapa yang akan tega menyakiti Salma? semoga tidak ada.

"Iya Mba, nanti kapan-kapan kenalin aku ke Sean dong! Kita seumuran kan?" Pinta Salma sambil mengarahkan pendingin mobil ke mukanya.

"Nanti kalau dia main kesini gue kenalin, kayaknya kalian kalo udah akrab bakal jadi duo mematikan." Ledek Selena gemas.

Suasana mobil seketika hangat dengan suara tawa Selena akibat lawakan receh khas Salma, sampai akhirnya sepuluh menit kemudian perlahan sepi kala Salma mulai hanyut dalam ponselnya, dan Selena sibuk memilih lagu di mobil Reyno.

Alis Salma tampak berkerut kala melihat sesuatu di beranda sosial medianya, dengan ragu dia melirik Selena, berfikir apa perlu dia beri tahu? lalu dia menggeleng, memilih untuk diam saja karna tak ingin merusak suasana hati Selena yang mulai membaik.

Walau alisnya tak bisa berbohong kala kerutan tak suka itu makin dalam saat dia membaca balasan dari sebuah menfess kampusnya.

Kurang ajar, Salma tak pernah rela kakak perempuannya diperlakukan seperti ini.

Kurang ajar, Salma tak pernah rela kakak perempuannya diperlakukan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang