19. Kisah di balik Ghita

9.9K 1.4K 219
                                    

"Jadi kenapa lo bawa-bawa nama gue?" Tanya Resha kepada Salma yang duduk di karpet setelah menunjukan jepretan layar obrolan gadis itu dan Aluna di hape Utara tempo hari lalu.

Sore di hari libur yang indah ini, Keempat gadis itu sedang bersantai duduk di ruang tengah kosan. Seperti kodratnya perempuan, tentu saja mereka pasti bergosip dari sana dan sini walau tak semuanya tau siapa sosok yang sedang di bicarakan.

Seperti saat ini Selena yang ikut bergabung dan duduk di karpet sambil bersadar di sofa hanya bisa menoleh bingung mendengar curhatan menggebu-gebu Salma ke manusia bernama Aluna.

"Aluna yang kemarin nyamperin lo sama Mba Gladis kan?" Tanya Elyza, gadis yang kini membuka poni ajaibnya karna sedang memakai rol rambut.

Salma mengangguk kencang sampai Selena khawatir dengan leher gadis itu, karna Salma selalu berekspresi sangat berlebihan ketika merespon sesuatu.

"Terus kenapa lo ancem bawa-bawa Mba Eca sama Gladis?" Tanya Selena yang kini menopang dagu di sofa.

"Muka mereka berdua kayak anjing harder kali galak." Celetuk Elyza tanpa takut.

"Hmm, muka gue padahal kayak kelinci imut gini..." Sahut Resha yang tak di sangka malah ikut aneh.

"Ya karna Salma yakin aja kalo Mba Eca pasti bakal di patahin tuh tulangnya, kalo Mba Gladis mah pasti jagoan, biar dia aja yang bacot." Jabar Salma mengenai pertanyaan Selena tadi.

"Kenapa gak lo bawa gue aja?" Tanya Elyza lagi.

"Ogah Ah, lo tuh receh El nanti malah ketawa. Terus bilang 'Aluna pendek banget anjir kayak travel size nya Salma.'" Cibir Salma yang mengikuti gaya bicara gadis berponi rata itu.

Resha lantas tertawa kencang, "Udah pirang kecil lagi ya, kayak biji ketumbar."

"Mba Eca kalo ngomong emang brengsek ya." Tegur Salma walau ikut tertawa.

Lain dengan Selena yang mencerna kalimat Salma, lalu gadis itu kembali bertanya, "Kenapa lo bilang 'Travel size' nya Salma? mirip lo gitu?"

"Secara keseluruhan enggak, cuma sama-sama pirang dan gaya rambutnya hampir mirip." Jawab Salma.

Selena sekarang paham, pantas Utara sering ia tangkap menatap Salma dengan pandangan yang menurutnya dalam secara diam-diam. Apalagi saat mereka baru pertama kali tinggal satu atap, Selena sering memergoki Utara menatap Salma. Ia pikir awalnya adalah pandangan kagum, namun hari ini ia paham.

"Gausah deket-deket Utara berarti lo Sal," Larang Selena spontan berhasil menarik perhatian ketiga gadis lainnya.

"Ha? kenapa Mba? Utara ada penyakit menular dari Aluna?" Tanya Elyza dengan tampang bodohnya.

"Kutuan apa mereka berdua?" Timpal Resha yang samanya saja.

Selena hanya menghela nafas dengan tampang malas dengan respon kedua teman kosannya itu, "Bukan itu astaga."

"Ya terus?" Sahut Salma.

"Utara glimp of us kalo liat lo, menurut gue. Gausah lah terlalu deket sama orang yang mandang lo sebagai sosok lain." Jelas Selena.

"Sosok lain itu maksudnya makhluk halus?!" Pekik Elyza dengan wajah panik.

"Mingkem deh lo sebelum tuh rol rambut gue jejelin ke mulut lo." Geram Resha.

Tak ada respon dari Salma, gadis itu sibuk merutuki keputusannya untuk membantu Utara kemarin. Sore ini ketika mendengar penuturan Selena, yang di katakan ada benarnya. Walau tujuan Utara bukan menjadikannya pengganti, tapi Utara selalu memandangnya sebagai orang lain tanpa pemuda itu sadari.

𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang