Di dunia ini tidak ada yang instan, bahkan Indomie yang mengklaim bahwa mie instan saja harus di rebus dulu baru siap di santap.
Sama seperti Galang, si jenius yang selama ini di anggap 'Ah dia mah emang bawaan dari bayi udah pinter' pada kenyataanya Galang tidak akan ada di titik seperti ini kalau bukan karna perjuangannya.
Sejak dulu Galang memang memiliki respon dan cara bekerja otak yang cepat. Dia bisa menghafal suatu kalimat dalam satu kali mendengar, walau tidak spesifik tapi Galang selalu paham apa maksud kalimat itu. Makanya gak jarang ngobrol sama Galang kayak orang di cuekin. Dianya asik sama kegiatannya tapi kenyataanya tetep dengerin lawan bicaranya juga.
Tapi walau pun di anugrahi kelebihan itu kalau Galang tidak melatihnya semua akan sia-sia. Galang tidak akan di titik menjadi mahasiswa kebanggaan kampus dengan IPK selalu tinggi serta beasiswa full di tiap semesternya seperti sekarang kalau bukan perjuangannya.
Di bangku SMA dia selalu mencari banyak perlombaan, entah akademik atau ekskul yang dia senangi. Di banding menjadi pemenang di lomba akademik, Galang lebih sering menang di lomba catur tingkat Provinsi ataupun Nasional.
Semua Galang lakukan karna dirinya tau, Hidup sebatang kara tidak akan pernah bisa di tebak. Dia tidak akan tau kapan Ibu nya muak dan memberhentikan uang bulanannya selama ini. Maka dari itu seluruh biaya kuliahnya ia simpan dengan baik di gantikan dengan beasiswa.
Kalau tampak luar Galang seperti bocah bodoh yang gemar bercanda, jauh dari kata serius atau sekedar jenius. Hidup Galang hanya sebatas haha hihi lalu bikin kegaduhan sampai Dosen bingung kenapa anak itu tetap pintar di luar kelakuan ajaibnya.
Padahal orang tidak pernah tau segigih apa Galang belajar di waktu hampir subuh seperti hari ini.
Selalu Resha yang menyaksikan sebanyak apa buku Galang berserakan di meja makan dengan laptop menyala berisikan program yang sedang pemuda itu buat.
"Lang, bangun gih. Pindah kamar, udah hampir subuh." Tegur Resha menggoyangkan bahu Galang seperti biasa.
Galang yang tertidur dengan kepala di lipatan tangan lansung menggumam dengan mata masih tertutup, seolah enggan beranjak darimana-mana.
"Sebentar lagi pagi, Mending lo rebahan bentar sebelum kelas." Ucap Resha lagi yang kini menarik tangan Galang pelan untuk membangkitkan pemuda itu.
Galang akhirnya terbangun dengan jalan sempoyongan kearah tangga, menuju kamarnya. Meninggalkan buku dan laptop pemuda itu. Dan seperti biasanya, selalu Resha yang membereskan.
Sudah berbulan-bulan kebiasaan Galang ini ia ketahui dan tidak ada kata keberatan tiap hari membangunkan Galang ketika dirinya juga kebangun di pagi buta, atau tidak ada gerutuan tiap membereskan peralatan Galang.
Karna bagi Resha, Galang sedang berjuang keras untuk sebuah pembuktian kalau pemuda itu bisa berdiri di kaki sendiri. Dan sebagai sahabat Resha akan selalu mendukung.
______________
"Kak Galang jadinya bisa kapan buat jadi bintang tamu di podcast ku? aku ikutin jadwalnya Kakak aja." Ajeng tersenyum manis ke pemuda berambut ikal dengan jaket kulit didepannya.
Ini bukan hal yang baru bagi Galang menjadi bintang tamu di sebuah acara podcast kampus atau narasumber artikel kampus yang selalu membahas prestasinya. Dan seperti biasa akan keluar jawaban klasik Galang yang seolah sudah di kopi paste di tiap waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]
FanficKosan Amour tercipta untuk seluruh rasa sakit yang akan di sembuhkan oleh kehangatan. ....... Highest rank 1 - #Jaerose 2 - #vsoo 3 - #vsoo 3 - #kpoplokal 3 - #kosan 5 - #sese 2 - #kpoplokal 1 - #Jisoo 1 - #Vsoo 1 - #Exo 1 - #taehyung 1 - #blackpink...