13. Tahun kelima

11.5K 1.5K 257
                                    

Derum mobil terdengar kencang, decitan suara ban dengan asap mengepul dari ujung knalpot mobil balap yang sedang menikung tajam cukup membuat sesak yang menonton.

Beruntungnya sirkuit malam ini sepi tanpa ada yang memakainya kecuali Resha dan Galang, keduanya sepakat tanding tanpa tau hadiah apa yang di dapatkan.

Mereka hanya mencoba mengenang masa sekolah, balapan liar dengan taruhan mobil atau motor di pinggir kota, atau kebut-kebutan dari kejaran polisi karna kalau di ingat kala itu umur mereka belum di katakan legal.

Bahkan terjalinnya ikatan sahabat Resha, Galang dan Irham berawal dari arena balap pinggir kota dimana Resha adalah rival Galang pada malam itu.

Lalu malam ini hal itu terjadi lagi, kedua mobil balap yang selama ini mereka diamkan mulai berpacu lagi saling salip dan mengejar seolah ini memang pertandingan sungguhan.

Walau mobil bercat pink itu sangat terlihat girly tapi jangan pernah meragukan kemampuan Resha, gadis itu dulu adalah andalan di tim balapnya. Resha seperti terlahir untuk melakukan ini semua.

Sudah hampir dua puluh putaran dan selalu Resha yang lebih unggul, bukan Galang mengalah namun Resha memang sangat handal mencari celah.

Gadis itu tak pernah takut apa yang akan terjadi, seolah dia percaya kalau dirinya akan selalu selamat dalam situasi balap.

"Wah sinting nih cewek makin jago aja." Umpat Galang kala mobil pink mencolok itu sudah kembali membalapnya, lalu Galang kembali menekan pedal gasnya.

Mobil mereka bersejajar, Galang membuka jendelanya begitu juga dengan Resha yang kini menatapnya remeh.

"Kalo lo kalah, traktir gue makan satu bulan." Pinta Resha.

Galang mengangguk, "Tapi kalo gue menang, lo nikah sama gue."

Suara tertawa Resha makin kencang, gadis itu menggeleng, "Mabok ya lo? bangun Lang jangan halu." Sarkasnya lansung menutup jendela dan memacu kendaraanya semakin cepat.

Galang tersenyum miring, melajukan kendaraanya tak mau tertinggal jauh. Untuk malam ini mungkin ia akan membiarkan Resha menang.

Dia merindukan senyum bangga Resha tiap menang balap, Galang hanya ingin melihat senyum itu malam ini.

_____________

"Nih!" Galang melempar botol minum ke Resha yang tentu saja di tangkap dengan tepat oleh gadis yang duduk sambil memandang arena sirkuit dengan tatapan bangga.

"Makan gratis satu bulan, kan?" Resha menoleh ke Galang dengan senyum senang.

Galang ikut tersenyum dan mengelus kepala Resha gemas, "Iya Eca, seumur hidup ngebiayain lo juga gue jabanin."

"Halah, lo kalo bayar gorengan aja suka bilang tiga padahal yang di makan lima." Cibir Resha.

Pemuda berjaket hitam itu terkekeh sambil menggaruk tengkuk malu, yang kemudian bersandar masih dengan kekehannya.

"Kita kayak gini sampe kapan ya Ca?" Tanya Galang dengan nada gamang.

"Apanya sampe kapan? emang lo sahabatan sama gue ada masa waktunya? jahat amat kalo sahabatan harus ada batas waktunya." Jawab Resha enteng.

"Ah iya, gak ada ya Ca?" Galang kini tertawa canggung sambil mengangguk, "Kalo gitu terus jadi sahabat gue ya Ca."

"Iya Alang." Jawab Resha yang akhirnya menyebut nama panggilang Galang selama mereka sekolah.

"Kalo bosen jadi sahabat gue bilang aja ya?"

"Yah walau lo emang kayak anjing tapi gue gak pernah boseh, tapi gatau nanti kalo bosen gue bilang deh."

𝙠𝙤𝙨𝙖𝙣 𝘼𝙢𝙤𝙪𝙧 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang