D||06

6 1 0
                                    

Pagi ini, Delima sudah stand by di halte depan rumahnya menunggu kedatangan Zino. Yah seperti janji Zino kemarin bahwa ia akan datang menjemput Delima untuk berangkat bersama.

kigg...kig .. .

Suara klakson mobil menyita perhatian Delima membuatnya menatap ke arah yang sudah ia yakini adalah Zino

"Yuk dah"

"Ayo" Delima memasuki mobil sedan berwarna putih itu kemudian menutup pintunya. Zino melajukan kecepatan mobilnya dengan santai sambil sesekali bercerita banyak hal pada Delima.

"Del, gue seneng deh hari ini bisa berangkat bereng elo" Kata Zino tersenyum

"Senang gimana?" tanya nya heran

"Yah gimana yah? seneng aja gitu jalan sama cewe yang statusnya jomblo" ucap Zino menjawab pertanyaan Delima

"Oh jadi kamu senang sekarang aku jomblo? kok lo jahat si sama sahabat sendiri?" Ucap Delima menciutkan bibirnya

"Senang lah Del. Asal lo tau aja Del kalau selama kamu pacaran sama Marco, kesempatan buat kamu ada di sisi aku sama Hana jadi nggak ada. Kamu lebih sering jalan sama pacar kamu ketimbang gue sama Hana yang notabatnya adalah sahabat kamu" keluh Zino

"Ya maaf Zin, lo tau sendiri kan kalau ini kali pertama aku pacaran jadi wajar lah kalau aku masih terbawa arus kebucinan" Dengan kekehan Delima memberi pengertian kepada Zino

"Iya sih"

*****

"Del, gue denger lo udah putus sama Marco? kenapa?" tanya Hana yang baru mengetahui berita putusnya Marco dan Delima tadi pagi

"Hm" balas

"Gue heran deh sama lo Del, harus di apain lagi biar raut rapuh tergambar di wajah lo?" tanya Hana serius "Tapi gue bangga sama elo, di saat ayah dan Marco ngejuhin lo secara bersamaan, lo tetap tegar sekalipun ibu lo ninggalin elo. Yah walau gue tau hati lo pasti sangat Rapuh sekarang" ucap Hana memalingkan padangannya menatap kotak pensil Frozen milik Delima  yang terletak di atas meja.

"Gue masih kuat seperti saat ini karena dorongan kalian. Lo dan Zino sama berartinya dengan ke dua orang tua gue. jadi gue mohon jangan tinggalin gue yah kayak mereka" pinta Delima seakan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia mengenggam tangan Hana erat sembari memberikan tatapan pilu.

"Gue sama Zino janji nggak akan ninggalin elo asal lo juga janji bakalan sehat kayak dulu" ucap Hana sembari menunjukkan jari kelingkingnya kepada Delima "promise for me and Zino" ucap Hana. Delima tersenyum canggung, untuk yakin ia bisa sembuh dari sakitnya saja ia tak bisa menjamin karena dalam lubuk hatinya ia sudah rela jika harus berpulang ke sisi sang pencipta bersama sang bunda.

Delima menyambut jari kelingking Hana dengan jari kelingkingnya juga. Dengan ragu ia menjawab "Yea, i am promise for you and Zino" ucapnya kemudian mereka saling berpeluk untuk saling menguatkan.

*****

Kringg....

Bunyi bel menyambut sorak sorai kaum siswa yang sudah menantikannya. Tak sedikit dari mereka mulai memenuhi kantin yang ada di samping pojok bangunan sekolah itu. Di lain sisi, kedua gadis tengah membuaka bekal makan siang mereka di dalam kelas sesekali mengobrol dan bercanda.

"Hua makan nggak ajak ajak!" seru Zino melenggar di penjuru ruangan yang hanya di huni beberapa siswa saja saat ini sambil membawa semangkuk mi pangsit dan es teh di tangannya.

"Ya elah Zin, kita baru mau makan kok" ucap Hana membuat Zino tersenyum semriyah. Zino adalah anak IPA 4 dan ketika istirahat selalu datang ke kelas Hana dan Delima untuk makan bareng.

"Enak benner makan mi pangsit. Bagi dong" ucap Hana merebut Sendok dari tangan Zino.

"Lo juga Del" ucap Hana menyodorkan satu sendok kuah pangsit ke arah mulut Delima bermaksud untuk menyuapinya.

"Nggak deh gue di marah makan makanan begituan sama dokter" ucap Delima tersenyum menolak membuat Hana seketika kikuk.

"maaf, gue lupa Del" ucap Hana mengembalikan sendok milik Zino dengan perasaan tak enak.

"Udahlah, yuk makan" ucap Delima mengambil sendok dan mulai menyuapi makanannya.

Terdengar hiruk keramaian dari arah lapangan, semua siswa yang berada di kelas berbondong  berlari keluar seakan tak mau ketinggalan juga.

"Irma, di lapangan kenapa kok rame?" tanya Hana yang masih duduk di tempatnya bersama dengan Delima dan Zino.

"A..anu, Marco berdiri di tengah lapangan sambil megang bunga nggak tau mau ngapain, denger denger si mau nem-"

"Irma ayo!" panggilan itu sontak membuat Irma, teman kelas Hana beranjak tanpa melanjutkan ucapannya.

"Marco?" sentak Delima kemudian berdiri dari duduknya dan berlari keluar kelas di ikuti Zino dan Hana di belakangnya

"Del!"

*****

"Gue berdiri di tengah saat ini ada maksud tertentu" jelas Marco sambil memandang sekeliling yang kini di penuhi kaum siswa siswi SMA Lentera Bangsa yang ingin menyaksikan apa yang sedang dilakukan Most wanted Sekolah mereka di tengah lapangan.

Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.

Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.

Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
Salam

Verlitaelgaparanna_

DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang