Bunyi mesin monitor mengisi kesunyian ruang bernuansa putih itu, terlihat seorang gadis tengah terlelap di atas brankar rumah sakit tanpa merasa terganggu oleh kedatangan kedua sahabatnya yang kini duduk di sebelahnya.
"Delima" lirih Hana menatap narar sahabatnya yang kini menutup mata sayunya lelap.
"Non Hana, siapa yang kasih tau yah kalau Non Delima di rumah sakit?" tanya Bi sum selaku penjaga Delima di rumah sakit.
"Sebelumnya Hana dan Zino sempat ke rumah bi, tapi kata tante Tamara Delima di rumah sakit, makanya kita kesini. Masalah kamar tadi kita tanya ke staf rumah sakit" Jelas Hana nampak lesu.
"Bibi udah dari kapan di sini?" tanya Hana sambil menatap wanita paru baya yang nampak lelah tergambar di wajahnya
"Dari masuknya non Delima tadi pagi" jawab Bi Sum
"Bibi pulang aja dulu, nanti baru ke sini lagi. Bibi kayak cape banget wajahnya biar kita berdua yang jaga Delima" ucap Hana memberi tawaran membuat bi sum mengangguk saja. Lagi pula, di rumah pasti nyonya besarnya tidak ada yang memasakkan dan beberes rumah.
"Ya udah kalau gitu bibi balik dulu yah, titip non Delima yah non, Den" pinta Bi sum kemudian membereskan beberapa keperluan untuk di bawah pulang.
"Kasihan yah Delima, cobaannya berat banget" ucap Hana sendu.
Zino mengangguk saja, rasa kasihan sangatlah tergambar di wajahnya.
"Del, kenapa lo nggak ngomong sih kalo lo drop lagi? gara gara elo ni tadi gue di marahin bu Yesi" Curhat Hana yang duduk tepat di samping Delima, gadis itu hanya berharap saat ini Delima mentertawai nasip buruk yang Hana alami dan reaksi Bu Yesi saat marah. Yah setidaknya itu lebih baik ketimbang harus melihat sahabatnya terbaring lemah di atas brankar dengan wajah pucat pasinya.
"Delima Aydomelody, kok lo diam aja sih? ketawain atau kasi reaksi apa kek" ucap Hana lirih. Kepalanya ia baringkan tepat di sebelah Delima
"Oh ya, lo pasti capek kan hadapin dunia yang nggak ada baiknya sama elo? Istirahat ya Del tapi jangan lupa untuk bangun. Di sini gue sama yang lain masih butuh kehadiran lo"
"Han, stop it! percuma lo ngomong panjang lebar, Delima lagi istirahat jangan di ganggu" Ucap Zino dari arah sofa ruang itu. "Lebih baik lo juga istirahat, masih ada waktu 2 jam buat kita nunggu Delima" ucapnya lagi dengan nada melembut.
"Okay" Ucap Hana pasrah, Zino ada benarnya, tapi ia sangat merindukan Delima saat ini, ia merindukan jiwa Delima yang selalu bisa membuatnya tertawa.
Ruang kembali hening, Hana duduk di sofa sambil bersandar memejamkan matanya serta Zino yang tengah asik bermain ponsel di tangannya.
"Hana, Zino?" Suara serak nan lemah itu berhasil membuat Hana dan Zino menatap saling pandang.
"Delima!" pekik keduanya secara bersamaan kemudian berlari ke arah brankar.
"Delima?" ucap Hana seraya menekan tombol merah yang ada di samping brankar guna memanggil dokter.
"Hana" balas Delima sambil tersenyum tipis
5 menit, kini nampaklah dokter Rina dan suster dari arah pintu
"Dokter!!" seru Zino sambil mengikuti langkah dokter Rina menuju Delima
"Kalian berdua bisa keluar sebentar? saya akan memeriksan Delima dulu" pinta Dokter Rena halus membuat kedua sejoli itu mengangguk patuh.
"Delima, apa ada rasa sakit saat kamu baru sadar tadi?" tanya dokter paruh baya itu sambil menempelkan stetoskop ke dada Delima
Delima menggeleng lemah, walau sebenarnya ia sedikit merasakan sakit di kepalanya, mungkin efek dari baru sadarnya dia.
"Kondisi kamu semakin lemah Delima, mungkin untuk beberapa hari ke depan kamu harus di rawat dulu" ujar Dr. Rena yang hanya di dengar oleh Delima tanpa berniat merespon "Untuk saat ini kamu udah baikan, jaga diri kamu baik baik karena saya sudah pernah mengatakan kalau saya nggak bisa lagi kasih kamu obat karena fungsi ginjalmu sudah tak normal lagi. Hidup kamu tergantung cara kamu yang mengelolah Delima. Saya keluar dulu, istirahat yang cukup yah" ujar Dr Rena mengusap rambut Delima lembut sambil melemparkan senyum tulus. Ia kemudian berlalu bersama suster.
Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.
Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
SalamVerlitaelgaparanna_
KAMU SEDANG MEMBACA
Delima
RandomTak berhak kah aku bahagia? hingga tangis selalu hadir tanpa jeda.