D||19

3 2 0
                                    

"Naik naik ke puncak Bogor tinggi tinggi sekali, kiri kanan ku lihat saja banyak pohon kelapa.... kiri kanan ku lihat saja banyak pohon cemara" Suasana riuh terdengar melenggar di dalam bis kelas milik Delima. Fabian dan Cimoy yang bermain gitar sementara beberapa murid menyanyilan lagu membuat suasana di dalam bus nampak seperti lokasi pameran musik.

1 jam sudah perjalanan di laksanakan, sudah ada beberapa siswa yang terlelap sebab tak tahan dengan perjalanan yang banyak lika likunya membuat siapa saja enek dan lebih memilih tidur. Berbeda dengan Delima saat ini, gadis itu lebih memilih mendengarkan musik lewat Hansad ponselnya dan membaca Watpadd ketimbang harus merasakan kegabutan dikarenakan suasana bus yang semula ribut kini hening karena beberapa penghuninya lebih memilih sibuk dengan urusan masing masing. Hana yang duduk di sebelah Delima pun terlelap begitu juga Randa yang duduk di belakang kursi mereka.

Lagu Hanin dhiyâ yang berjudul 'Biar waktu hapus sedihku' menjadi pilihan lagu perjalanan Delima saat ini. Dengan mata yang tertuju pada layar ponsel miliknya sesekali menyenandungkan lirik yang Delima sukai.

ohh di manakah
kau yang dulu mencintaiku...
kini kau tlah berubah
kau acuhkan diriku...
biar waktu yang merelakan
setiap keping kenangan
tuk hapus sedihku....

Delima menutup layar ponselnya dan membiarkan suara lebut penyanyi favoritenya itu menghiasi gendang telinganya, menatap ke luar jendela sambil memandang jalan raya yang mulai basah akibat guyuran hujan di luar sana menambah keeksotikannya sendiri.

Lamunan Delima membawanya pada masa indahnya dulu, tentunya bersama Marco.

***

Tak terasa 4 jam perjalanan ahkirnya mereka tiba di lokasi kemping mereka saat ini,lokasinya sangat strategis di mana di hadapan mereka terdapat pemandangan yang sangat indah, lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk dan juga terdapat ssbuah sungai yang mengalir deras tak jauh dari lokasi.

"Huaaaa kerrennnn" Ucap Hana takjub sambil memandang selelilingnya. Tak ingin kalah, Randa dan Delima pun demikian, memukau takjub ciptaan sang kuasa yang terdampar di hadapan mereka.

Kegiatan mereka  yang pertama adalah menyiapkan tenda untuk masing masing dan istirahat sejenak karena setelah itu kegiatan kewirausahaan akan dimulai dengan masak masak.

"Mau gue bantu?" Tawar seseorang kepada Delima yang nampak kesusahan mendirikan tendanya bersama Hana.

"Ehh nggak usah, gue bi-" Ucapan Delima tercekat seketika saat tangan Marco mulai terulur membantu Delima membangun tendanya.

"Marco! tadi gue minta bantuan lo, lo nggak mau!" teriak Irin murkah, tatapan tajam ia layangkan kepada kedua manusia yang tengah membangun tenda itu,tapi tatapan itu lebih bernominan ke arah Delima.

Tangan Marco yang semula membantu Delima kini terlepas, ia menatap takut ke arah Irin, wajahnya nampak seperti seorang suami yang tertangkap basah berselingkuh.

Langkah Irin mulai mendekat kearah mereka, dengan kasar Irin mendorong bahu milik Delima membuatnya hampir terjatuh ke belakang andai saja tak ada Hana yang menjadi penahannya.

"Apa apaan si loh nenek sihir? nyari masalah?" bentak Hana geram.

"Gue cuman mau ngasih pelajaran sama elo, jauhin Marco dan jangan kegatelan sama dia. Gue tau lo kan yang maksa dia buat bantu lo,kalau enggak mana mau dia" ucap Irin sedikit meninggi membuat mereka menjadi pusat perhatian kaum adam yang ada di sekitarnya

"Nggak usah ngaur lo Lampir, udah jelas2 Marco yang datang sendiri. Gue buktinya" Bentak Hana kembali tak mau kalah

"Udah udah!! malu di liatin yang lain. Irin ikut gue!" perintah Marco nampak kesal lalu menyeret Irin pergi dari situ

"Awas aja lo berdua!" Ancam Irin yang sementara di seret kasar oleh Marco.
Hana tersenyum meremehkan sambil menjulurkan lidahnya ke arah Irin

"Dasar IRON MAN" Ejek Hana melihat Iein dari kejauhan.

"Udah Han, yuk kita lanjut" Ajak Delima melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

****

Kegiatan pertama akan segera dimulai. Tiap tiap kelmpok dari setiap kelas Xll IPA - Xll IPS 4 yang terlebih dahulu melaksanakan praktek untuk pembukaan acara, sedangkan Xll IPS 5,6,7,8 serta semua anak bahasa akan praktek saat penutupan acara nanti. Tentu mereka hari ini tidaklah menjadi penonton dalam praktek kelas iPA dan IPS, mereka sedang praktek mata lelajaran PJOK yang di bimbing oleh pak Jams.

Kebetulan Hana dan Delima satu kelompok membuat mereka tambah bersemangat dalam memasak. Menu yang di tugaskan mepada kelompok Delima terbilang lumayan sulit. Ayam rica rica dan Menu yang berbahan dasar sayur. Sebagai menu pencuci mulutnya, kelompok Delima akan menyediakan Es buah dan Salad buah. uhh yummy.

"Waktu masak kalian sampai pukul 5 sore, pergunakan dengan baik karena nilai tergantung dari rasa, proses penyajian dan keunikan masakan kalian. Selamat bekerja" Ucap Bu Indri selaku guru Kewirausahaan Anak IPS memberi arahan.

Proses masak memasak pun di lakukan dengan khusyuk, Dari kelompok Delima, hampir semua dari anggotanya pandai memasak. Mulai dari Delima, Hana , jordan, Hengki, Rara, syifa dan 6 anggota lainnya.

"Aahhh, minyaknya udah kayak marcon aja" Teriak Irin membuat beberapa siswa mentertawainya.

"Dasar manja, makanya jangan modal bibi indosiar mulu kan susah jadi nggak bisa masak majikannya" Ejek Hana kearah Irin yang tengah berlindung di belakang temannya

"Apa lu? Gue bogem baru tau ra-" ucap Irin terpotong saat dengan kebetulan bibirnya terkena cipratan minyak panas yang temgah menggoreng ikan emas itu

"Aahhh, sialan bibir gue" Rintih Irin sambil melihat kearah cermin yang selalu ia bawa.

Deru tawa mengejek menambah keseruan saat melihat reaksi berlebihan Irin.

"Anak alay emang dasarnya suka berlebihan yah" Teriak Fikri, anak kelas Xll IPS 3 yang terkenal juga tak terlalu menyukai sifat Irin yang suka semena mena.

"Diam lo cireng hangus" Balas Irin tak kalah Segit

"Woii Ikan lo hangus! makanya di jagain jangan malah teriak teriak kayak tarsan" Tutur Katria, teman kelompok Irin dengan kesal lalu mengangkat ikan yang sudah mulai berwarna hitam itu dengan geram

"Gue kan udah bilang, jangan nyuruh gue buat goreng ni ikan sialan masih aja maksa" Balas Irin membela diri

"udah lo minggir, bisa anjlok nilai gue kalo gini mulu" ucap Katria tak suka

"Yee songong amat" Irin memilih enyah dari situ menyusul siapa saja yang mau menerima kehadirannya.

***

Sore menjelang malam, saat semua orang akan melakasanakan makan malam bersama, nampak Delima tengah membantu beberapa panitia menyiapkan beebrapa lauk untuk makan nanti malam. Gadis itu tengah asik menyiapkan beberapa piring namun tiba tiba Irin datang menghadang langkahnya

Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.

Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.

Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
Salam

Verlitaelgaparanna_

DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang