D||24

6 1 0
                                    

Zino mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, rasanya ia sangat benci kepada ayah Delima yang sangat keras kepala. Buat meyakinkan beliau pun sangat sukar, jika saja tidak ada wanita  gila itu, sudah pasti Zino akan berhasil membawa Erdik melihat Delima. Lalu apa yang akan Zino katakan saat sampai di rumah sakit nanti.

Zino memarkirkan mobilnya parkiran rumah sakit. Dengan perasaan kacau ia turun dari mobilnya.

"Zino ayah Delima mana??" tanya Hana tergesa gesa

"Delima butuh persetujuan ayahnya buat melakukan donor ginjal dan  di mana ayahnya?" tanya Hana tergesa gesa. Zino mengangguk lemah "Maaf Han, gue nggak berhasil yakinin om Erdik kalau Delima memang butuh dia sekarang" ucap Zino menunduk. Untuk melakukan hal kecil saja Zino tak mampu.

"Bagaimana Zino? mana ayah Delima?" Tanya dr. Rena tiba tiba datang menanyakan hal yang sama kepada Zino.

Zino menatap sayu mata dokter di hadapannya "Maaf dok" ucap Zino tak tega. Ia kembali menatap ke dalam,nampak Delima tengah tertidur pulas dengan berbagai alat yang menancap di tubuhnya.

"Lalu bagai mana? nggak mungkin kita melakukan hal ini tanpa sepengetahuan orang tuanya?" Ucap Dokter Rena

"LAKUKAN YANG TERBAIK BUAT DELIMA!" Ucap seorang dari belakang Zino membuat ke 3 pasang mata menoleh padanya.

"Saya Omanya, lakukan yang terbaik buat cucu saya!" Ucap Seorang wanita lansia yang tengah berjalan tergesa gesa menuju ketiga manusia yang dirundun kegelisahan itu.

"Baik nyonya, kami akan segera menindak lanjuti hal ini tapi sebelumnya nyonya ikut saya ke ruangan sebentar" Ucap Dr.Rena dengan mimik wajah lega.

Wanita tua itu mengikuti langkah dr.Rena dengan wajah Kesalnya.

"Terimakasih sudah menjaga cucu saya selama ini" Ucap Seorang lelaki yang dinyakini adalah suami dari wanita tadi. Hana dan Zino tersenyum kikuk , rasanya mereka ingin bertanya siapa anda? tapi di urungkan karena saatnya belum tepat.

"Saya Opa dari Delima Aydomelody, dan tadi adalah Omanya. panggil saya Opa Yuka, dan tadi Oma Yuni" Ucap Opa Yuka di iringi senyum.

"iya Opa Y..Yuka" Ucap Hana gagu.

"Delima adalah cucu bungsu dari keluarga Aydo, emm saya ini ayah dari ibu Delima. kami berdua berdomisili di Italy dan kebetulan mau datang berliburan ke sini. saya dan istri saya sempat syok mendengar bahwa Delima kritis karena tadi waktu di perjalanan menuju rumah pembantu keluarga AYDO, Bi Sum menelfon dan menjelaskan semua yang terjadi termasuk penyakit Delima" Cerita Opa Yuka kepada kedua sejoli yang masih nampak bingung. Saat ini mereka tengah menunggu di depan Ruang operasi karena saat ini Delima tengah menjalankan operasi donor ginjal. Beruntung dr. Rena berhasil menemukan ginjal yang cocok buat Delima jadi operasinya langsung di lakukan.

"Delima gadis yang kuat Opa, Oma. Makanya Hana betah menjadi sahabatnya" Ucap Hana menatap bergantian Yuka dan Yuni yang juga tengah duduk menantikan Delima keluar dari ruang operasi.

Kedua lansia itu pun tersenyum simpul menanggapi ucapan Hana "Kamu rela nggak kalau Delima pergi?" Tanya Yuni seketika membuat Hana dan Zino diam.

"Delima nggak mungkin ninggalin kita kok oma, dia wanita yang paling kuat yang Hana kenal. Walaupun kita tau kalau bebannya sangat berat, tapi setiap Hana sandar di bahunya rasanya Hana sedang berbaring di tumpukan kain sutera yang lebut" Cerocos Hana membuat Yuni lagi lagi tersenyum menanggapi betapa cerewetnya gadis itu.

"Kami akan bawa Delima setelah ia lulus nanti, sepertinya Tuhan memang berkehendak agar Delima bahagia di tempat lain" Ucap Yuni tenang.

"Makk..maksud oma, Delima mau ikut kalian ke luar negeri?" Ucap Hana tak terima

"Ia dia akan kuliah di sana" Ucap Yuni lagi

"Yahh jangan donk, kita bertiga udah pilih universitas buat kita kuliah sama sama loh oma, masa batal sihh?" Ucap Hana seraya memohon.

Yuni tersenyum sayu "Kamu mau liat Delima tersakiti kayak kemaren kemaren?" Tanya Yuni tentu di geleng kepala oleh Hana.

"Makanya relain Delima buat Senang kayak dulu lagi. Oma janji dan berusaha agar kalian bisa bertemu minimal 6 bulan sekali dengannya" Ucap Yuni bernegosiasi.

Hana masih Diam, rasanya belum mau merelakan jika Delima harus pergi dan berpisah dengan mereka. Mereka bersahabat dari SMP, dan pertemuan mereka terkesan unik.

Flasback on

Ruang kelas Vll . C sangat hening, bahkan suara anginpun dapat terdengar samar dari luar sana. 15 menit yang lalu bu Neneng sudah keluar dari kelas itu meninggalkan siswa siswi dibdalamnya untuk saling sapa dan berkenalan lebih dekat. Delima yang duduk di pojok dekat dinding sementara di sebelahnya seorang gadis berambut panjang sedang melihat sekelilingnya.

"Katanya anak osis mau siping kosmetik dan alat elektronik, mereka udah di kelas sebelah" Ucap Seorang pria bertubuh gendut dan pipi cuby nya memperingati membuat suasana kelas yang awalnya hening kini nampak gaduh

"Gila, gue bawa Liptin, gimana donk" Ucap Gadis yang duduk di sebelah Delima dengan wajah syoknya. Delima yang merasa di ajak mencari solusi pun mengambil sebuah tempat pengharum ruangan dan melepas isinya dari dalam

"Sini liptin kamu" pinta Delima kemudian memasukkan benda berwarna merah menyala itu ke dalam tempat Stella tersebut mengantikan posisi pengharum itu dengan Liptin, ia pun meletakkan kembali tempat pengahrum itu ke tempatnya semula

"Beres" Ucapnya sambil membersihkan tangannya dari debu yang menempel.

"G..gue, bantu gue nyembunyiin ponsel gue juga" Rengek lelaki dari depan Delima  sambil menyodorkan bemda pipih keluaran terbaru kepada Delima. Delima berfikir sejenak lalu membuka tasnya dan mengambil sebuah isolasi bening juga gunting dari dalamnya.

"Bantu gue ngelem ponsel elo di bawah kolong bangku" Ucap Delima. Mereka bertiga pun bekerja sama untuk mengamankan barang mereka dari osis. Dari situlah rasa canggung di bakar oleh rasa penasaran sehingga mereka saling tanya jawab tentang kehidupan mereka satu sama lain.

Gimana dengan part yang ini?

Bantu Vote dan komen karena itu sangat membantu buat author.

Selalu jaga kesehatan and #Stayathome

Salam

Verlitaelgaparanna_



DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang