D||08

4 1 0
                                    

"Zino!" sentak Hana. Zino memasuki rumah elegan bergaya sky room itu dengan langkah gontai. Sembari meletakkan 3 kotak salad buah di hadapan kedua gadis itu "Del, maksud kamu stadium 5?" tanya Zino sendu.

"Wahh ini salad buah langanan kita yah Zin? kebetulan lagi pengen" Ucap Delima berbinar sambil membuka plastik putih di atas meja

Hana menatap Delima dengan senyum masam sementara Zino mengeram karena Delima sengaja mengalihkan topik pembicaraan "Del! gue nanya loh" ucap Zino mengenggam tangan Delima yang membuatnya jadi kikuk seketika "Amm...Kita lagi ngerjain tugas, lo bantu Hana gih! dari tadi dia bingung sama nomor 4" ucap Delima sembari tersenyum menampilkan deretan gigi putih bersinya.

"Delima Aydomelody!" ucap Zino menyebut nama panjang Delima yang sudah ia yakini bahwa saat ini Zino benar benar murkah.

Delima terdiam sejenak sambil memejamkan matanya "Kita itu sahabat Del, ya setidaknya lo terbuka sama kita siapa tau kita berdua bisa bantu" tutur Zino melembut

"Percuma, kalian nggak bakal bisa bantu gue. Masalah gue banyak" Ucap Delima lemah, lehernya tercekat saat hendak menelan salivanya. Ia mulai meneteskan air matanya secara perlahan, mengapa selalu banyak alasan untuk Delima bisa bahagia. Delima mengira jika ia bersama kedua sahabatnya ini hidupnya akan di penuhi tawa, tapi sifat ingin tau Zino melenyapkan kebahagiaannya hari ini.

"Sakit gue udah masuk stadium 5 kata dokter, apakah aku masih bisa sembuh? rasanya enggak!" ucap Delima pasrah.

Zino menarik pergelangan tangan Delima yang di penuhi belas suntikan "Kenapa nggak ada bekas yang baru? lo mogok lagi cuci darahnya?" tanya Zino tajam. Delima mengangguk pelan menjawabnya.

"Kenapa? lo nyerah atau nggak ada uang? kita bisa bantu lo Del" Ucap Zino yang memang sudah mengetahui keadaan Delima

"Udah cukup kalian berdua bantu gue selama ini. Gue rasa sekarang hidup gue udah nggak guna karena percuma gue hidup kalau gue penyakitan" Jeda sejenak "Gue nggak mau ngerepotin banyak orang. Gue cuman buat orang sekeliling gue terbebani" lanjutnya dengan suara parau

"Hanya orang bodoh yang anggap lo beban! justru lo berkat bagi gue sama Hana" ucap Zino melirik ke arah Hana yang mengangguk mengia kan

"Thanks" simpul Delima kemudian memeluk kedua sahabatnya secara bersamaan.

"Thanks masih tetap ada di samping gue saat semua orang memilih menjauh" tutur Delima lagi

"Itu lah sahabat Del" ucap Hana "Eh Satad buahnya geratis kan Zin? " ucap Hana terkekeh menatap ke arah Plastik putih yang terbuka lebar

"So pasti. Lagian sejak kapan kalian nggak gue kasih geratisan?" ucap Zino menatap ke arah  Hana dan Delima secara bergantian kemudian tertawa bareng.

Sahabat adalah mereka yang tetap ada meski dunia berkata kau tak lagi berharga

Delima Aydomelody

Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.

Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.

Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
Salam

Verlitaelgaparanna_

DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang