D||12

4 1 0
                                    

"Gimana? kamu berhasil nyingkirin dia dari sekolah?" tanya seorang wanita sekitaran 30 an kepada seorang gadis berseragam SMA.

"Kan amu udah bilang kak, nyingkirin dia dari sekolah itu nggak mudah. Ingat kak, kita udah kelas 12 nggak mungkin dia bakal dikeluarin kan nanggung" Balas gadis berseragam SMA sambil menyuap sepotong Steak ke dalam mulutnya "Tapi kakak tenang aja, aku udh buat pacarnya jatuh ke tangan aku" lanjutnya dengan senyum mekar

"Bagus! kita harus buat gadis itu sengsara, sekalian aja buat dia mati biar harta warisan di balik namakan jadi nama kakak" ucap wanita berkacamata hitam itu tersenyum ganas.

***

"Papah udah pulang?" Tanya seorang gadis yang sedang bermain ponsel di atas sofa kemudian turun menuju ayahnya.

"Iya, mama Tamara mana?" Tanya Erdik lesu. Nampak wajah lelah terukir di sana. Delima mengankat bahu pertanga tak tau.

"Tadi pas pulang sekolah, di rumah cuman ada Bi sum" ucap Delima apa adanya.

"Oh ya pah, aku mau nunjukin ini pah" ucap Delima mencari sesuatu di dalam ponselnya

"Delima papa mau siap siap ke luar kota, nunjukin sesuatunya itu kapan kapan aja yah" ucap Erdik menolak

"Tapi pah, emang papah nggak penasaran gitu?" tanya Delima mulai kesal.

"Papah penasaran, tapi lain kali aja yah papa mau istirahat dulu sebelum berangkat" ucap Erdik mengacak2 rambut putrinya

"Yaudah, papa emang udah berubah. jangan salahin Deli yah pa kalau suatu saat papah nyesal nggak mau dengerin Delima" ucap Delima kemudian pergi dengan raut kesalnya ke kamarnya.

****

Di dalam kamar yang redup, Delima nampak sedang sibuk dengan laptop yang ada di pangkuannya. Jarinya sibuk menari di atas tombol kybord laptopnya sesekali menoleh ke arah ponselnya.

"Semuanya harus gue kumpulkan jadi satu biar nggak repot" ucap Delima sesekali tersenyum melihat ke arah layar laptopnya.

Tok..tok..

"Non, ini coklat panasnya" ucap Bi sum dari balik pintu

"Masuk aja Bi, nggak di kunci kok" Ucap Delima mempersilahkan.

"ini non coklat panasnya" Ucap Bi sum meletakkan secangkir coklat panas di atas nakas Delima "Oh iya non, tadi Tuan Erdik nitip buat bilang pamit sama non Deli" ucap Bi sum membuat Delima seketika menatap kearahnya

"Pamit? Papa udah pergi?" tanya Delima dengan sorot mata berbeda, ada perasaan janggal yang kini ia rasakan.

"Tadi Tuan perginya buru buru non, katanya udah telat take of pesawat" jelas Bi sum membuat Delima mengangguk kecil. Delima menatap ke arah jam di kamarnya 19:40 pm, dan di luar sedan hujan deras. Apakah pesawat yang di tumpangi ayahnya tetap akan beroprasi?

"Ya udah bibi permisi dulu yah non, jangan tidur larut malam" ucap Bi sum kemudian keluar dari kamar meninggalkan Delima dengan perasaan cemasnya

"Semoga ini cuman perasaan gue" ucap Delima mencoba tenang.

Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.

Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.

Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
Salam

Verlitaelgaparanna_

DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang