D||17

3 2 0
                                    

"Anak anak, sialhkan kalian perhatikan di depan hal hal apa saya yang harus kalian bawa selama perkemahan di puncak.
pertama kalian harus bawa pakaian yang secukupnya. Nggak usah berlebihan karena kita cuman 3 hari 2 malam di sana.
Yang kedua kalian bawa perlengkapan mandi dan juga sendal jepit
Yang ke tiga kalian harus bawa selimut. Ingat hanya selimut, bantal sama kasurnya tinggalin aja. oh ya jaket, jaket yang tebal kayak punya artis artis kalau ada di bawa ya soalnya di sana suhunya dingin, beda sama jakarta.
Yang ke empat bawa barang yang menurut kalian perlu seperti obat obatan, terutama yang punya penyakit yang suka kambuh" Ucap Pak Utomo membacakan beberapa perihal dan syarat syarat untuk ikut perkemahan di Bogor. Siswa siswi hanya diam mencerna ucapan pak Utomo.

"Oh iya jangan bawa emas atau perhiasan ataupun barang barang berharga lainnya. Bawa uang secukupnya saja! untuk info lebih lanjut nanti si ketua osis yang sampaikan" ucap Pak utomo undur diri di gantikan oleh Ketua osis.

"Nggak sabar deh gue nunggi besok" ucap Hana mengebu gebu

"Sabar Han" ucap Delima mengelus elus pundak Hana.

Delima sudah boleh pulang 2 hari yang lalu oleh dokter Rena, dengan syarat Delima tak boleh kecapean. Delima menurut saja, dan tetap akan ikut ke puncak bersama teman temannya.

"Oke kalau gitu, teman teman bisa kembali kerumah sekarang untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk besok! Ingat, besok bis akan berangkat pukul 7 pagi, lewat dari itu bis sudah berangkat! Saya harap teman teman sekalian nggak ngaret, karena yang telat akan di kasih tinggal" ucap Aryo, sang Ketos.

"Oke" seru beberapa orang merespon ucapan Aryo, sedangkan yang lainnya sudah bersiap hendak pulang ke rumah masing masing.

"Han, zino jadi kan temenin gue Chek up nanti sore, sekalian beli beberapa perlengkapan yg belum ada buat besok" Ucap Delima yang di angguk antusias oleh kedua sahabatnya itu.

"Jadi! Jadi jadi. Nanti jam 2 aku jemput kalian berdua" ucap Zino menunjuk Hana dan Delima secara bergantian.

"Oke, jangan ngaret lo" ucap Hana menunjuk Zino dengan tatapan tajam

"Iya, yuk lah kita pulang" Zino kini menaiki mobil dan menduduki kursi kemudi, di susul Delima dan Hana yang lebih memilih duduk di belakang.

****
"Del, lo beneran mau ikut kemping? lo nggak takut drop gitu?" tanya Hana di sebelah brankar Delima. Yah saat ini Delima tengah melakukan ritual Cuci darahnya di temani Hana dan Zino.

"Nggak,  justru gue senang bisa keluar nikmatin udara bebas" ucap Delima sambil tersenyum. Tak ada sedikitpun keluhan sakit yang Delima rasakan padahal darahnya sedang disedot masuk dan keluar.

"Lo memang Good girl Del, pantang nyerah" ucap Hana berbinar "Oh iya, beli jaket yang kayak pak utomo bilang dimana sih?" Tanya Hana kepada siapapun yang hendak menjawab

"Jaket kayak punya artis artis? gue punya tapi di belakang tulisannya HONDA,  kayak jaketnya pembalap sih tapi hadiah dari motor baru om gue" ucap Zino dengan mimik wajah serius

"Ya kali Zin gue pake jaket hadia motor, nggak bermutu banget" Ucap Hana mencururutkan mulutnya ke depan layaknya seorang anak yang tak mendapat jatah pentolan recehan.

"Kalau gue bayangin si keren juga lo Han" ucap Delima di ikuti tawa bersama Zino.

"Kita mau pergi ke puncak Del, bukan ke Arena sirquit, yakali mau pake jaket Honda" Ucap Hana membela diri "Lagian kenapa nggak lo aja Zin yang pake?"

Zino berhenti dari tawanya "Ya kale cowok ganteng kayak gue make jaket Honda" kekehnya

"Ya udah, Gue tau kok tempat jual Jaket ala artis itu" ucap Delima menjadi penengah.

"Ya udah, habis ini kita ke sana yah"

"Woke"

***
Pukul 18:10 pm barulah Ke tiga sahabat itu tiba di sebuah tokoh yang ada di pusat pasar tanah abang.
Tokoh yang menyediakan beragam perlengkapan nanjak sampai baju baju sekolah semuanya lengkap di sini

"Del, lo yakin di sini jaket ala artis itu ada?" tanya Hana ragu sambil melihat sekelilingnya

"Kalau nggak ada lo boleh mutilasi gue di tempat" ucap Delima memberi jaminan.

"Yah kali gue mutilasi? lo kira gue psikopat kelas kakap apa?" ucap Hana tak terima. Selin omongan Delima yang keluar batas, Hana juga tak menyukai jika Delima mengejeknya seakan ia adalah seorang psikopat.

"Iya, gue becanda buu" ucap Delima mengelus dagu Hana lembut

"Ihh jijyikk gue liat lo bedua" kini suara Zino mulai keluar dengan nada jijik.

"Ya udah deh, sekarang kita masuk aja gue kenal yang punya kok" ucap Delima mengajak, keduamya pun mengangguk dan mengikuti langkah Delima.

Halo halo gaes...
Ketemu lagi kita😅
Semoga part ini seru buat kalian baca yah.

Maaf ngaur soalnya ini flog pertama author jadi maklum lah kalau typo di mana mana.

Bantu Dukung Author dengan cara Vote and Koment.
Salam

Verlitaelgaparanna_

DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang