D||22

6 1 0
                                    

Pagi yang masih suram, Hana sudah bangun saja bersama dengan Randa. Ahh salah sebenarnya dari semalam Hana tak pernah tidur nyenayak hingga pagi ini karena memikirkan keadaan Delima.

"Udah pagi, ayo kita cari Delima lagi" mohon Hana untuk keberkian kalinya. Terdapat lingkaran hitam menghiasi pelupuk matanya menandakan bahwa gadis itu tak sama sekali tidur malam ini.

"Han, sabar. Kata pak Utomo dia udah manggil tim sar buat bantu cari" Ucap Randa menenagkan. Kalimat sabar terus terlontar dari mulut Randa, ia juga merasa kasihan melihat Hana jadi sekacau ini.

"Sampai kapan kalau harus nunggu mereka turun tangan? Nggak ada yang menjamin kalau keadaan Delima di luar sana baik baik aja" Ucap Hana nampak putus asa.

****

Sudah menjelang siang, tapi tak ada seorangpun yang mengetahui kabar Delima, gadis malang yang kini mulai sadar dari tidurnya itu mengerjap kan matanya pelan, tubuhnya seakan remuk semua dan mati rasa.
Tangannya terikat kuat bahkan oleh tali membuatnya kesulitan untuk bergerak.

"Ya Tuhan, tolong Delima ya Tuhan" Ucap Delima dalam hati. Bahkan mulutnya sangat kaku untuk ia gerakkan. Mengingat kejadian semalam yang pastinya membuat Delima berahkir tragis di tempat ini.

"T..tolong.."lirih Delima pelan, bahkan pita suaranya pun rasanya terkapit oleh tenggorokannya untuk keluar

"T...tolong" rintihnya agak lebih keras harap harap ada orang yang mendengarnya

"Ya Tuhan, bantu hambamu yang kesulitan ini" Doa Delima

"Tolong" ucapnya lagi

"Ada  yang minta tolong" ucap seorang dapat terdengar jelas di telinga Delima. Doanya di kabulkan, tak mau menyanyaikan kesempatan, Delima berterika kembali

"To..long, siapaun di sana tolong" Ucapnya dengan sekuat tenaga setelah itu ia kembali tidak sadarkan diri.

****

Tim Sar yang di undang oleh pak Utomo untuk membantu mencari keberadaan Delima telah kembali ke lokasi perkemahan dengan membawa seorang gadis yang terbaring lemah di atas tandu. Wajahnya pucat pasi dan bibirnya mulai membiru. Kulitnya pun nampak sangat putih pucat bak tak ada aliran darah yang mengalir di dalamnya

"Ya ampun Delima" Ucap Hana memecahkan tangis seketika saat melihat keadaan sahabatnya yang sangat memprihatinkan.

"Lebih baik dia segera di bawa ke rumah sakit terdekat, biar dokter menanganinya dengan cepat" ucap pimpinan tim sar itu memberi tawaran. Pak utomo yang masih syok langsung mengiyakan saja.

"A..aku ikut!" ucap Hana mengikuti ke mana Delima di bawah.

"Sebelumnya kami menemukan ini pak tak jauh dari lokasi gadis itu di temukan. Sepertinya korban sengaja di buang ke dalam jurang dengan kondisi seluruh tubuh di ikat pak" ucap Pimpinan tim sar sambil menyodorkan sebuah gelang tangan wanita.

Pak Utomo mengamati gelang lekat gelang berwarna gold itu, seeprtinya ia pernah melihat gelang ini pikirnya.

"B...bapak temukan gelang ini tak jauh dari lokasi Delima di temukan pak?" Tanya pak Utomo kaget, sudah pasti ada yang berniat mencelakai Delima.

"Bener pak, apa mungkin bapa kenal gelang itu? saya yakin sekali kalau pemiliknya ada sangkutannya sama tragedi yang ada pada Delima. Kalau bisa, bapak cari siapa pemiliknya pak" Ucap Kepala tim sar itu pada oak Utomo.

*****

"Perhatian perhatian, semua murid silahkan berbaris secepatnya! " Petintah pak Utomo membuat beberapa murid langsung mengepung dan berkumpul di tengah tengah tenda.

"Ada yang merasa sesuatu nya hilang?" Tanya pak Utomo seketika membuat suasana ricuh

"Emang apa pak yang bapak temukan?" Tanya seorang siswa penasaran

"Ada dee, nanti kalian ngaku ngaku lagi" Ucap pak Utomo

"Saya ulang, apa masing masing dari kalian ada yang kehilangan sesuatu?" Tanya pak utomo lebih keras

semua diam saling pandang satu sama lain "Beneran, kalian tidak  ada yang merasa kehilangan benda mengkilap ini?" Tanya pak Utomo lagi sambil menunjukkan gelang yang di berikan tim sar tadi padanya.

"Saya pak! itu punya saya!" Ucap seorang seketika menjadi tirik fokus semua kaum adam. Mata Pak Utomo memicik sinis

"Ini gelang cewe Jumaedi" Ucap Pak Utomo kesal. Sedangkan si Jumaedi tadi hanya cengegesan sesekali menerima toyoran dan jitakan dari teman temannya.

"Gais, gue kayak kenal gelang itu deh?" Tanya Clodi menatap lekat gelang yang ada di tangannya.

"Ha ah lah, itu kayak gelang punya....." Ucap cindy mengantungkan ucapannya.
1

2

3

Pandangan Fika, Cindy dan Clodi seketika mengarah pada Irin yang wajahnya nampak pucat itu

"Irin, gelang kamu mana???" Tanya Fika mengankat tangan seakan mengeleda Irin

"A...haaa?? G...gelang..gelang gue di pak Utomo" Ucap Irin gagu dengan nada pelan

Fika memukul jidatnya frustasi, "Gimana kalau kita ketahuan?" Ucap Fika pelan

"Nggak tau juga" ucap Irin enteng.

"Kalau nggak ada yang mau ngaku, bapak akan bertindak. Siapa tau polisi bisa bantu bapak" Ucap pak Utomo pergi dari hadapan kaum murid yang masih berbaris dengan setia.


DelimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang