Lejar - 36

44 0 0
                                    

Tenangin pikiran, menangis bukan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenangin pikiran, menangis bukan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah

-Aksen Prayoga-

Nina duduk termenung di salah satu kursi yang berada di rooftop SMA DIRWANTARA.

Sudah 3 hari dia tidak contact dengan Reza. Reza bahkan tidak pernah mengiriminya pesan semenjak sehari setelah menjenguk Ayah Rahma.

Nina merasa seperti gadis yang di telantarkan oleh orang tercinta. Seharusnya Nina mengutarakan perasaanya pada Reza agar dia lega. Namun, kini hanya ada penyesalan dan pengandaian.

"Kak Reza jahat, lo bahkan gak tau kalo gue punya perasaan sama lo?" Gumam Nina menatap langit yang cerah namun sedikit tertutup oleh awan.

"Demi lo, dulu gue ninggalin Austin. Hanya agar lo gak jauhin gue, Kak"

"Kenapa lo gak peka sih?"

"Sakit tau" Gumam Nina seraya menepuk dadanya yang sesak dan nyeri.

Selama Nina hidup di dunia, baru kali ini dia meresakan yang namanya patah hati.

Dia sungguh menyukai pria yang bernama Reza Adiputra. Seperti dia menyayangi sosok Ayahnya dulu.

"Gue nyesel dulu gak utara-in perasaan gue ke lo" Gumamnya dan tak sadar air matanya pun luruh.

Nina menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia sangat cengeng.

"Jangan nangis mulu, nanti cantiknya hilang" Celetuk Aksen yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya.

Aksen beralih duduk di samping Nina dan menempelkan botol minuman dingin pada kedua gangan Nina yang menutupi wajahnya.

Nina belum berhenti menutup wajahnya membuat Aksen gemas sendiri.
Aksen menarik kedua tangan Nina tapi di tahan oleh sang empunya.

Namun, kekuatan pria lebih besar di bandingkan oleh kekuatan wanita.

Aksen berhasil menarik kedua tangan Nina dan menggenggamnya erat seolah menyalurkan energi kuat pada gadis yang dia sukai itu.

Walaupun sudah di tolak beberapa kali, Aksen masih saja berusaha untuk mengambil hati Nina. Iya, memang dulu Aksen menyukai Nina karena matanya. Matanya sangat mirip seperti mata Olivia.

Entah bagaimana kabar Olivia di luar sana? Jujur Aksen masih memiliki perasaan pada gadis bernama Olivia itu. Namun, mungkin hanya sekitaran sebiji jagung? Karena tidak perlu di pungkiri lagi perasaan Aksen ke Nina lebih banyak daripada Olivia.

Seperti ada sengatan listrik pada tubuh Aksen saat melihat wajah Nina yang basah karena air mata. Dia tidak suka melihat pemandangan seperti ini.

"Ini buat lo. Tenangin pikiran, nangis bukan salah satu jalan untuk menyelesaikan masalah" Ucap Aksen menyodorkan minuman dingin pada Nina.

LEJAR (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang