Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tugas aku itu lindungi kamu bukan biarin kamu celaka"
-Aksen Prayoga
"Ayo turun" Suruh Aksen saat selesai mematikan mesin mobilnya.
Nina menelan salivanya sedikit kebingungan untuk mengeluarkan kata-kata.
"Ini beneran gapapa aku masuk apart kamu?"
"Gapapa emang salah? Kita juga gak bakal ngelakuin yang macem-macem kan nanti?"
Nina membulatkan matanya "Pikiran kamu ya"
Aksen tertawa dan mengusap puncak kepala Nina dengan lembut dan beralih memegang tangan Nina.
"Ayo, ini udah jam 9 loh"
Nina mengangguk dan kemudian turun dari mobil. Dia mengikuti Aksen dari belakang tetapi Aksen berhenti sejenak dan menoleh pada Nina.
Aksen meraih tangan Nina "Jalannya disebelah aku nanti kamu hilang"
"Emang disini ada yang mau culik aku?"
Aksen mengangguk "Ada"
"Siapa?"
"Aksen Prayoga" Aksen menjawab dengan sangat cepat dan menyengir.
Nina hanya tersenyum dan memukul pelan lengan Aksen.
Setibanya mereka didepan pintu apart Aksen, Nina melihat ponselnya ada notifikasi dari Kezia.
Alkezia:
Lo dimana?
Nina hanya membacanya tanpa membalasnya. Dia tidak ingin memberitahu bahwa dia berada di apart Aksen.
Aksen menekan password untuk membuka pintu apartnya.
Satu
Dua
Tiga
"SURPRISEEEE!!!!" Suara teriakan banyak orang menggema dan suara bunyi terompet mini terdengar berulang kali.
"Happy birthday Kak Aksen" Ucap Riri adik Aksen yang sedang membawa kue ulang tahun di tangannya dan menyuruh Aksen untuk meniup lilin.
Aksen terlihat sangat bahagia. Berbeda dengan Nina yang sekarang sedang bingung ingin berbuat apa.
Aksen meniup lilin dan mencubit pipi Riri dengan gemas.
"Habede Mas Broo" Ucap Bambang menepuk bahu Aksen.
"Thanks Bro"
"Selamat ulang tahun Aksen" Ucap Sophie yang sibuk mengaitkan telapak tangannya pada Bambang.
Aksen tersenyum "Makasih"
Begitu pula dengan Putra dan Rama yang mengucapkan selamat atas bertambah umurnya sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEJAR (Complete)
Teen Fiction"Gue boleh gak ingkar janji?" Masih, Aksen masih tetap menatap ke arah depan. "Maksud lo?" Pertanyaan Nina membuat Aksen menoleh kepadanya. "Gue mau berusaha buat bukan hanya menjadi sekedar teman lo, boleh kan?" Aksen berbicara dengan sangat lembut...
