"Gue boleh gak ingkar janji?" Masih, Aksen masih tetap menatap ke arah depan.
"Maksud lo?" Pertanyaan Nina membuat Aksen menoleh kepadanya.
"Gue mau berusaha buat bukan hanya menjadi sekedar teman lo, boleh kan?"
Aksen berbicara dengan sangat lembut...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nina datang terlambat ke sekolah hari ini. Tadi pagi dia sudah di suguhi oleh ocehan ibunya -Sonya- menambah moodnya yang sudah buruk.
Gerbang sekolah sudah tertutup. Sudah dua kali dia terlambat kesekolah, tapi baru pertama kali dia akan mendapatkan hukuman. Karena, dulu saat Nina telat datang ke sekolah dia memilih bolos dan berjalan-jalan ke mall.
Nina mendorong pelan gerbang sekolah. Pak Rama satpam sekolah SMA DIRWANTARA membuka gerbang sekolah.
"Lah, ini anak datang telat. Emak kau tahu tong. Jangan telat lagi, buat bangga emak bapak kau tong" Oceh Pak Rama saat membuka gerbang sekolah.
"Lah, nih satpam buka gerbang gak pakai tangan aja tapi pakai mulut juga. Gue udah tau kebusukan lo Pak. Gak usah sok alim. Baru dikasi uang selembaran warna merah udah lemah keadilannya." Batin Nina yang masih kesal mengingat dulu Pak Rama baru di suguhi uang seratus oleh Farah langsung nurut.
Tapi, Nina juga sebenarnya berterima kasih sih. Soalnya karena Pak Rama tidak melaporkan mereka ke BK. Kalau mereka di laporkan jadi apa Nina nanti? Pasti akan di hukum dan di marahi lagi.
Saat gerbang terbuka, dari jauh sudah terlihat Bu Dayu yang berdiri tegak dengan penggaris kayu besar yang berada di tangannya.
Nina menghela napas mendekati Bu Dayu.
"Nina Raxera." Ucap Bu Dayu saat melihat nametag Nina.
"Iya, Bu."
"Kenapa kamu terlambat datang kesekolah?"
"Telat bangun, Bu"
Bu Dayu berdecih "Sekarang anak jaman sekarang begitu saja terus alasannya, gak ada yang lain apa?" Oceh Bu Dayu.
"Gak ada, Bu." Gumam Nina.
"Apa Kamu bilang?" Bu Dayu melototkan matanya karena tadi dia hanya mengoceh dan tidak membutuhkan jawaban. Namun, Nina malah menjawabnya.
"Tidak, Bu"
Bu Dayu berdecak dan memukul pelan penggaris kayu besar yang dia pegang pada telapak tangannya.
"Tidak Bu, tidak Bu. Begitu terus saja kalau di jawab sampai bumi jadi datar. Makanya kalau bicara sama yang tua jangan di bantah." Oceh Bu Dayu sedangkan, Nina hanya menunduk.
"Sekarang kamu bersihkan taman tempat siswi latihan cheersleader yang berada di dekat lapangan futsal" Suruh Bu Dayu seraya memberikan sapu pada Nina. Nina hanya menurut dan berjalan dengan langkah berat.
Di SMA DIRWANTARA memang sangat luas banyak sekali taman untuk setiap ekstrakulikuler latihan setiap sorenya dan lapangan juga banyak. Ada yang indoor dan adapula outdoor.
Sangat banyak murid yang terlambat hari ini. Cukup beruntung bagi Nina jadi dia hanya menyapu sedikit saja.
Beberapa menit dia membersihkan taman tapi, kerjaannya belum kelar. Nina menghela napas berat menengadah ke atas menatap langit yang berwarna biru tanpa ada awan.
