Lejar - 37

55 1 0
                                    

Nina berjalan ke arah koperasi sekolah yang menjual beberapa peralatan sekolah dan snack  beserta minuman dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nina berjalan ke arah koperasi sekolah yang menjual beberapa peralatan sekolah dan snack  beserta minuman dingin.

"Pak Dadang ini berapa?" Tanya Nina setelah mengambil botol minuman teh dingin dari kulkas.

"5 ribuan"

"Ini pak" Nina memberikan selembar uang 5000.

Masih tersisa 10 menit sebelum bel berbunyi, Nina memilih untuk pergi ke taman umum sekolah.

Dia duduk di salah satu kursi yang berada di dekat pohon rindang. Nina mengutak atik ponselnya agar rasa jenuhnya hilang dan pikirannya tidak di penuhi oleh Reza.

"Hai, Kak. Ketemu lagi" Ucap seseorang membuat Nina menengadah.

Nina refleks tersenyum menatap pria yang berada di depannya.

"Raffi? Hai!"

"Boleh duduk gak nih?"

Nina mengangguk antusias "Boleh, duduk disini" Nina menepuk kursi di sampingnya.

Raffi menatap wajah Nina.

"Habis nangis, Kak?" Tanya Raffi.

Nina tersentak. Kentara kah jika dirinya sering menangis? Bagaimana kondisi wajahnya sekarang ini?

"Hah? Kok tau sih?"

"Matanya bengkak banget soalnya"

"Kentara banget yah? Aduh..." Ucap Nina merasa menyesal sudah menangis berlebihan, tapi dia tidak bisa tidak menangis. Bayang-bayang kejadian saat itu terulang terus di kepalanya.

"Kenapa nangis, Kak?"

Nina menoleh pada Raffi "Orang yang gue suka ternyata udah di jodohin"

"Kok bisa?"

Nina menaikkan kedua bahunya "Gak tau juga, cuman denger"

"Cuman denger?" Beo Raffi seraya berpikir.

"Jadi bukan dari orangnya langsung dong?" Tanyanya lagi.

Nina hanya mengangguk.

"Kenapa gak dengar penjelasan dari orangnya langsung?"

"Malu" Lirih Nina hingga dia tersadar akan satu hal.

Kenapa dia bisa curhat pada Raffi yang baru beberapa kali ini bertemu dan tidak terlalu akrab.

Bahkan untuk curhat dengan temannya dia memikirkannya terleboh dahulu. Namun, Raffi? Dengan secepat sengatan listrik dia langsung curhat tanpa berpikir.

Kok bisa ya?

"Eh, kok gue jadi curhat gini? Aduh... Sorry yah"

Raffi mengulum senyumnya "Gapapa, Kak. Curhat aja biar kita saling akrab" Ucap Raffi diakhiri oleh kekehan khasnya.

LEJAR (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang