Lejar - 45

79 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Nina berjalan melalui jalanan yang sepi, dia dari supermarket untuk membeli sebuah makanan ringan.

Tak sengaja matanya melirik odong-odong yang ditumpangi banyak anak-anak.

Pikirannya langsung terarah pada Farel-adiknya. Sedang apa Farel dan Sonya sekarang? Mereka bahkan dari pagi hingga malam tapi belum kembali juga.

Nina melihat ponselnya untuk melihat jam. Sekarang ternyata pukul 10 malam. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat sudah satu setengah jam dia berada di luar.

Dia bergegas melanjutkan perjalanannya agar segera tiba di rumah.

Setelah tiba di depan rumah. Nina mengernyitkan keningnya saat melihat rumah sangat gelap.

Dia mencoba membuka pintu rumah tapi ternyata terkunci.

"Kok, terkunci? Perasaan tadi gue gak kunci deh" Ujar Nina dan langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi Bi Inah.

Panggilan tersambung saat terdengar nada sambung dengan lagu alamat palsu.

"Halo? Bi Inah kunci rumah ya? Bi Inah aku di depan rumah. Buka kuncinya soalnya aku baru sampai dari supermarket" Ucap Nina saat panggilan terhubung.

"Non, Bi Inah di rumah sakit Harapan"

Nina mengernyitkan dahi "Bi Inah sakit?"

"Tidak, Non. Nyonya dan Den Farel kecelakaan"

Nina membulatkan matanya. Hatinya mencelos, ponsel yang dia pegang refleks terlepas dari genggamannya karena syok.

Apa dia akan kembali merasakan kehilangan seperti dulu? Karena kecelakaan?

Cairan bening mengalir dari pelupuk matanya, dadanya sesak. Nina memukul dadanya.

"Kenapa sakit banget?"

Nina langsung berlari keluar dari pekarangan rumahnya. Untung saja ada taxi yang lewat.

Taxi melaju dengan kecepatan maximal karena Nina menyuruh sopirnya untuk menambah kecepatan.

Setibanya Nina di rumah sakit. Aroma antibiotik menyeruak pada indera penciuman Nina.

Dia melihat Bi Inah yang tengah duduk di ruang tunggu. Nina menemui Bi Inah.

"Bi? Gimana keadaan ibu dan Farel?" Tanya Nina dengan napas yang memburu.

"Mereka sedang ditangani di UGD, Non"

Tes

Cairan bening mengalir membasahi pipi Nina. Di kepalanya terulang kembali memori saat kecelakaan ayahnya.

Perasaannya seperti sedang berada di rooler coaster. Nina memukul dadanya dan terisak dan berlari keluar dari rumah sakit.

"Tuhan, kumohon jangan ambil orang kesayangan Nina lagi. Jangan buat Nina jadi kehilangan arti hidup. Cukup ayah yang pergi jangan ibu dan Farel" Teriak Nina kini sudah duduk di atas rumput seraya menatap langit untuk memohon pada sang pencipta.

LEJAR (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang