"Mau kemana lo?" Tanya Raditya melihat istrinya sudah berganti kostum kantor dengan training olahraga
"Joging" jawab Rania, sibuk memakai sepatu olahraganya
Tumben batin Radit, atau jangan - jangan Rania ada janji dengan dosen muda itu, Radit mulai menaruh curiga. " Sama siapa? Lama gak? Lo kan belum masak makan malam?"
Rania menatap Radit heran, sudah seminggu sikap Raditya menjadi sedikit aneh, sejak label teman dia berikan pada hubungan mereka. Sering bertanya kemana? Dengan siapa? Ngapain? Pulang jam berapa?. Dan ketika Rania hendak protes Raditya selalu bilang, "kita kan teman, boleh kan, gue tahu lo mau kemana?". Rania hanya bisa pasrah,malas berdebat, setidaknya komunikasi di rumah ini sudah dua arah."Mau ke supermarket sebelah, sambil olahraga, pulangnya nanti mau masak, trus ngerjain laporan produksi, trus mau nyicil ngerjain tesis, paham Radit?" Jelas Rania panjang lebar, gemes juga lama-lama, Raditya mendadak seperti anak kecil, tapi lucu juga sih, Rania tersenyum dalam hati. Raditya sekarang lebih sering di rumah, sudah mau makan masakan yang Rania buatkan, sudah rajin mengerjakan skripsi. Awal yang baik tentu saja, nanti apapun yang terjadi dengan pernikahan ini, setidaknya Raditya sudah berubah menjadi lebih baik. Rania bisa sedikit tenang. Rania kembali menarik nafas panjang, memikirkan pernikahan ini ke depan membuat hatinya sungguh nyeri, lalu bisa apa dia? Sambil menunggu waktu berlalu, sampai Raditya bosan pada permainan pernikahan ini, pada waktu itu, Rania memastikan hutangnya pada pak Hendra sudah lunas. Pedih sekali membayangkan semua kemungkinan, namun mau tidak mau, Rania harus siap.
"Gue temenin"
"Boleh" jawab Rania senang, paling tidak ada yang membawakannya belanjaan.
***
"Sudah semua?" Tanya Radit melihat keranjang belanjaan mereka penuh.
"Bawang bombay ketinggalan Dit, kamu duluan saja ya, antri di kasir, biar gak kelamaan kita"
"Oke" jawab Radit, kemudian berlalu mendorong belanjaan mereka ke kasir
Setelah mendapat apa yang dicari, Rania segera menyusul Raditya ke kasir, namun keranjang belanjaan ditinggal begitu saja, tak ada batang hidung Radit terlihat.
Sedikit kesal, Rania membayar semua belanjaan, dua tas besar, kembali harus diangkatnya seorang diri. Tertatih-tatih, sambil mencari sosok Raditya. Beberapa saat kemudian, Rania menemukan sosok yang dicarinya, di luar supermarket, di area parkir. Raditya tampak serius berbicara dengan Mirna, orang akan cenderung melihat mereka seperti sedang bertengkar. Awalnya Rania tak tertarik sama sekali, namun ketika namanya disebut-sebut, Rania memilih tinggal, mendengarkan dari tempat tak terlihat.
"Jawab jujur Dit! Siapa Rania? Dia bukan sepupu kamu kan!" Jawab Dit, nada suara Mirna meninggi, ekspresinya tegang, menuntut jawaban
"Aku bisa jelasin!" Raditya mencoba menenangkan, diraihnya tangan Mirna, namun beberapa kali di tepis
" Aku tahu, kalian sudah menikah kan? Tega kamu Dit, jahat kamu sama aku!"
"Iya, aku dan Rania memang sudah menikah, tapi aku terpaksa. Jika aku menolak menikah dengannya papa akan mencoret namaku dari ahli warisnya, dan aku belum siap untuk itu"
Mirna berhenti menangis." Tapi, pernikahan tetap pernikahan Dit, dia istri sah kamu, sedangkan aku? Aku tampak seperti selingkuhan kamu Dit!"
"Kamu tahu darimana kalau..."
Mirna tersenyum kecut, setelah akhir-akhir ini Raditya berubah, lebih sering menolak ajakan Mirna keluar. Maka, saat kemarin ada kesempatan makan malam bersama, saat Raditya pergi ke toilet, Mirna membuka file dan foto di handphoneku Raditya. Banyak sekali wa dari Rania, dan sebuah foto yang membuat Mirna terkejut, foto pernikahan Rania dan Radit. Tampak sepasang pengantin bertukar cincin. Dari situ Mirna akhirnya menemukan jawaban yang dia cari selama ini."Apa itu penting sekarang Raditya?! Apa ada yang lebih penting dari perasaanku yang kamu permainkan?. Wanita itu? Apa dia lebih penting dari hubungan kita?!! Hingga kamu menyembunyikan semuanya? Jawab Radit?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rania dan Raditya
General FictionRania Zada Kirana harus rela menikah dengan anak pemilik perusahaan tempat dia bekerja demi operasi ibu,hutang keluarga dan sekolah adiknya. Mampukah Rania menghadapi suami yang bahkan mungkin tidak menginginkan pernikahan ini? Raditya Putra Santosa...