Buat Aku Percaya

543 31 0
                                    

"Walaikumsalam,,iya siap pak Akbar, InsyAllah" Rania memutus panggilan teleponnya, diteruskan kembali kegiatannya mengikat sepatu kets merah muda kesayangannya. Rania berniat joging keliling komplek sebentar, lalu mampir ke supermarket terdekat. Pagi tadi perempuan berjilbab itu terpaksa ikut suaminya kembali ke rumah ini. Rania menghembuskan napas, perubahan sikap Radit membuatnya bimbang. Entahlah, Rania belum bisa percaya sepenuhnya, walau dia mulai menikmati semua perhatian Raditya yang selama ini tak dia dapatkan. Rania masih dalam rencana-rencana awalnya, karena Raditya belum mampu membuatnya percaya.

"Mau kemana Ran?" Tanya Raditya yang baru sampai di rumah, setelah seharian meeting terkait target pemasaran produk baru. Sebentar lagi Raditya lulus, dan Hendra sengaja langsung menempatkannya sebagai manager pemasaran, sebelum nanti duduk di posisi tertinggi menggantikan Hendra. Raditya harus belajar banyak.

"Joging"

"Sama siapa?"

"Sendiri"

"Yakin gak janjian sama Arman atau Akbar?" Tanya Raditya penuh selidik, menatap lurus ke arah Rania

"MasyaAllah Radit! Aku tu cuma...

"Tunggu, jangan kemana- mana, aku ikut, ganti baju sebentar" Raditya langsung lari masuk kamar, meninggalkan Rania yang geleng-geleng kepala. Benarkah Raditya cemburu? Tiba-tiba perasaannya menghangat.

"Yuk,,,"Raditya keluar dengan kaos santai, training olahraga dan sepatu kest kesayangannya, rambut gondrongnya diikat rapi. Good looking, batin Rania.

***
Raditya dengan setia mendorong troli belanjaan, mengikuti kemanapun Rania berjalan.

"Dit, kamu mau makan apa?"

"Terserah sayang saja, mau masak apapun juga aku makan"

"Sayang?" Tanya Rania mengerutkan kening, hatinya berdesir, merasa belum terbiasa dengan panggilan tersebut

"Iya, sayang....i love you" jawab Raditya sambil tersenyum semanis mungkin.

"Apaan sih?" Rania berjalan cepat mendahului Raditya

"Sayang, tungguin!" Raditya berniat mengejar Rania, namun langkah nya terhenti oleh dering telepon dari rekan bisnis nya. Ya Pak Indra iya..."

Sementara itu Rania sibuk memilih buah dan sayur untuk makan malam nanti, karena kurang memperhatikan Rania menabrak seorang pemuda di sebelahnya.
"Maaf mas, saya tidak sengaja"

Pemuda tadi tersenyum manis, ditaksir dari penampilannya kira-kira masih 20 tahun an. "Santai mbak aman, tidak apa- apa. Belanja apa mbak sendirian saja?"

"Maaf ya Mas sekali lagi, saya dengan suami saya tadi" jawab Rania

"Suami?" Pemuda tadi tertawa. "Serius mbak sudah menikah? Mana suaminya kalau gitu?" Pemuda itu mencari celah mendekati Rania, berpikir Rania berbohong untuk menghindarinya

"Saya suaminya!" Raditya tiba-tiba muncul di samping Rania, menatap tajam ke pemuda tadi yang langsung melarikan diri, tak ingin mencari masalah dengan istri orang.

"Lain kali jangan jauh-jauh dari aku!"

"Kamu marah Dit?" Tanya Rania, "cemburu sama anak ingusan kaya tadi?" Rania tak bisa menyembunyikan tawanya.

"Apanya yang lucu? Sini jangan jauh-jauh!" Raditya menggenggam tangan Rania erat.

"Susah Dit belanja tangan satu gini, lepasin gak?"

"Gak, udah jangan banyak protes!"

Rania geleng-geleng kepala, merasa ajaib dengan perubahan sikap Raditya.

***
"Lepasin Dit, sudah sampai rumah ini"

"Kalau aku gak mau"

"Apaan sih Dit? Lepasin, mau masak aku"

"I love you sayangku"

"Hmm" jawab Rania pendek

" Kok hmm sih? Jawab dong"

"Bukan ucapan Dit yang aku butuhkan, tapi bukti dan kepercayaan. Buat aku percaya, buat rasa cinta yang dulu ada untukmu kembali lagi"

" Apa dengan begitu, rumah tangga kita bisa bertahan Rania? Kamu tidak akan meninggalkanku? Tidak akan pergi lagi?"

"InsyAllah, kita lihat saja nanti" Rania melepas genggaman tangan suaminya, masuk ke dalam rumah lebih dulu.

Raditya melihat punggung Rania, sambil tersenyum riang dia menenteng barang belanjaan ke dalam. "Tunggu sebentar Rania, rasa cinta itu sebentar lagi akan kembali, beri aku waktu."

Raditya bersenandung riang, sambil membayangkan jagoan-jagoan kecilnya akan membuat rumah mungil mereka bertambah semarak. Sungguh hatinya begitu hangat, walau gerimis mulai turun di luar.






Rania dan RadityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang