part. 6

335 15 0
                                    

🍁 Rani pov 🍁

Di pagi hari yang cerah, terdengar suara bunyi alaram jam berdering dengan kencangnya. Sehingga mengganggu tidur nyenyak, serta mimpi indah gadis gendut yang tidak lain adalah Rani.

Rani dengan enggan membuka mata serta selimut tebalnya, kemudian ia bergegas menuju kamar mandi . Ia mengambil pakaian kotornya lalu mulai mencucinya, setelah selesai  mencuci pakaian ia baru mandi.

Selesai mandi Rani bergegas keluar kamar mandi, lalu mengganti pakaian di kamarnya. Ia tidak biasa membawa pakaian ganti ke kamar mandi, soalnya setiap ia bawa pakaian ganti pasti bajunya akan terjatuh dan ujung-ujungnya ia mengambil pakaian lagi di lemarinya.

Makanya setiap Rani selesai mandi ia hanya pakai handuk saja, lalu mengganti bajunya di kamarnya. Setelah ia berganti pakaian, kemudian ia berias dengan riasan yang biasa saja.

Rani menguncir rambut panjangnya terus memakai bedak bayi, lalu memakai pelembab bibir supaya bibirnya tidak kelihatan pucat. Karena meski tidak memakai lipstick, bibirnya sudah merah alami. Tidak lupa, ia memakai parfum wangi vanila yang menjadi parfum kesukaannya.

Setelah selesai Rani melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, lalu menghampiri ibunya, yang sedang membuat sarapan di dapur.

"Selamat pagi Ibu... ," sapa Rani, sambil mencium pipi bu Asih.

"Selamat pagi juga,Nak. Kamu sudah bangun? Padahal Ibu berniat membangunkanmu tadi, Nak," jawab bu Asih dengan nada lembut.

"Nak! Tadi malam kamu pulang jam berapa, kok Ibu tidak dibangunin. Padahal Ibu nungguin kamu lho tadi malam, tapi karena Ibu mengantuk Ibu ke kamar mencoba rebahan. Tidak tahunya Ibu malah ketiduran sampai pagi, jadinya Ibu tidak tahu kamu pulang jam berapa?" Tanya bu Asih, penasaran.

"Sebenarnya Ibu sangat khawatir, kalau kamu pulang kerja terlalu malam. Ibu takut ada apa-apa di jalan Nak, karena kamu 'kan perempuan, sayang" lanjut bu Asih dengan nada khawatir.

"Rani pulang sampai rumah hampir jam 23.00 malam, Bu. Ibu tidak perlu khawatir, Rani 'kan sudah besar dan bisa jaga diri. Rani juga gendut gini, Rani yakin tidak ada yang mau macam-macam sama Rani. Rani janji, akan jaga diri biar Ibu tidak khawatir,ya," jawab Rani, menenangkan kekhawatiran Ibunya.

" Ya, sudah. Yang penting kamu harus hati-hati, ya. Sekarang ayo kita sarapan,Nak," ajak Ibu, sambil mengingatkan.

"Ayo! Dengan senang hati, Bu," jawab Rani ceria, sambil mengaitkan tangannya ke lengan Ibunya.

Setelah sarapan, Rani sudah duduk manis di ruang tengah sambil nonton TV. Jangan lupakan cemilan, yang ada di pangkuannya. Kalau ia sudah duduk manis, pasti sudah ada cemilan favoritnya dan itu selain es krim tentunya.

Makanya badan Rani tidak bisa kecil, malahan yang ada terus membesar. Semoga saja tidak tambah besar, ia jadi terkekeh sendiri mengingat akan pikirannya yang konyol.

Saat Rani tengah asik menonton, sambil ngemil ia mengingat mimpinya semalam. Seketika itu membuat ia malu sekaligus bahagia. Karena ia bisa bertemu pria tampan, seperti pria yang ada dalam novel yang sering ia baca.

Apalagi saat Rani mengingat, pria dalam mimpi itu mengenggam tangannya dengan lembut. Lagi-lagi membuat rani malu, serasa genggaman tangan itu nyata. Karena ia dapat merasakan genggaman lembut dan hangat dari tangan pria tampan dalam mimpinya itu.

Sungguh Rani sangat bahagia, walaupun ia tidak terlalu mengingat wajah pria tampan yang berada dalam mimpinya itu.

Hari ini Rani berangkat kerja sore hari, karena ia mendapatkan sift sore. Jadi ia bisa istirahat, sekaligus bersantai bersama ibunya di rumah. Sungguh saat ini membuat Rani bahagia, karena ia bisa menghabiskan waktu bersama orang yang paling ia sayangi.

MAFIA FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang