🍁 Restoran 🍁
Seperti biasa Rani melayani pengunjung restoran dengan cekatan serta senyuman ramahnya, tak terasa waktu mulai beranjak malam, dan hujan sedari sore mengguyur kota super sibuk tidak kunjung reda. Malah semakin deras dan udara juga semakin dingin, di tambah AC yang menyala, membuat restoran bertambah dingin saja.
'Kenapa dingin sekali,' batinnya Rani, sambil memegangi dadanya yang mulai terasa sesak.
Saat Rani selesai menyajikan pesanan di meja pelanggan, ia lalu berjalan pelan menuju belakang restoran. Tanpa ia tahu, sedari tadi ada yang memperhatikannya dari jauh.
Juan 'lah yang sedari tadi duduk di dalam restoran paling ujung, agar ia mudah memperhatikan gadis gendut yang akhir-akhir ini memenuhi pekirannya. Sebab ia selalu kepikiran bahkan saat ia bekerja.
Juan tidak dapat lagi fokus dengan pekerjaannya, Sehingga ia mendatangi restorannya yang menjadi tempat kerja gadis gendut itu bekerja.
Juan memperhatikan kalau gadis gendut di itu memegangi dadanya, dan mulai berjalan ke area belakang restoran. Dengan cepat ia memutuskan untuk mengikutinya.
"Akan kemana dia? Kenapa dia memegangi dadanya, apakah dia sedang sakit?" batinnya Juan, sambil melangkah ke belakang restoran, mengikuti Rani.
Tiba-tiba. Juan mendengar ada suara rintihan dari bangku belakang restoran, ia pun mulai mencari dari mana suara itu. Hingga ia menemukan gadisnya sedang merintih kesakitan,
Juan yang khawatir pun mulai mendekat, dan menanyakan keadaan Rani.
"Kamu kenapa, Nona?" tanya Juan datar, dan sudah berada di samping Rani.
"Ohh, ma--maaf Tuan. Sudah membuat Anda terganggu karena keberadaan saya, saya tidak apa-apa cuma lagi istirahat sebentar," jawab Rani sopan, sambil tersengal saat berbicara.
Juan yang mendengar perkataan Rani tidak percaya, karena ia melihat gadisnya mulai pucat dan itu membuat hati Juan sakit. Ia sangat khawatir, padahal ia sama sekali tidak mengenal dengan gadis gendut dihadapan nya saat ini.
Selama ini Juan tidak pernah mengkhawatirkan seseorang, bahkan terhadap kekasihnya sendiri ia tidak pernah mempunyai perasaan itu. Tapi, tidak dengan gadis gendut yang ada di hadapannya. Untuk pertama kalinya ia mengkhawatirkan seseorang, dan orang itu adalah gadis gendut di hadapannya yang jauh dari kata gadis yang sempurna.
Rintihan masih terus terdengar dari bibir merah Rani, walaupun lirih. Ia berusaha menahan menahan rasa sakit di dadanya. Karena ia tidak ingin mengganggu, kenyamanan pengunjung restoran mewah tersebut. Namun itu malah membuat ia semakin pucat.
"Maaf ya Tuan, membuat Anda tidak nyaman," ucap Rani, sambil mencoba tersenyum.
Rani masih bicara dengan nada terbata, kerana asmanya sudah kambuh.
Juan yang melihat keadaan gadisnya bertambah pucat, dan terbata saat bicara membuat ia makin khawatir.
"Cepat katakan! Kenapa kamu memegangi dada kamu, dan kenapa kamu tersengal saat berbicara. Kalau tidak kamu katakan yang sejujurnya, aku akan melapaorkanmu pada Manager kamu sekarang. Karena kamu tidak bekerja malah asik-asikan duduk disini," ucap Juan lembut, namun tegas. Ia begitu khawatir hingga, tanpa sadar ia mengepalkan.kedua tangannya. Bahkam rahangnya mengeras, karena ia tidak tega melihat gadisnya semakin kesakitan.
'Shitt, Ini adalah kalimat terpanjang saat aku bicara pada seseorang. Karena aku jengah sekali, kenapa Dia tidak mau menjawab apa yang Dia rasakan sebenarnya,' batinnya Juan kesal.
"Maaf Tuan, tolong jangan laporkan saya pada Manager. Karena saya takut di pecat Tuan, dan maaf dari tadi saat saya berbicara tersengal. Sebab asma saya kambuh, Tuan. Saya mempunyai penyakit asma, jadi tolong jangan beritahu keadaan saya pada Manager saya," mohon Rani terbata, ia masih tersengal saat berbicara bahkan tangan kanannya memegangi dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FALL IN LOVE
ActionKetika seorang Mafia yang tidak punya hati, kehidupannya selalu di penuhi dengan darah, menghabiskan malam panas dengan wanita dan juga minuman. Tiba-tiba berubah. Kehidupannya yang selalu datar, dan tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta. Pria...