🍁 Pov Rani🍁
Sudah tiga hari ini Aku tidak masuk kerja, dan alhamdulillah aku sudah mulai baikan hanya tinggal lemesnya saja.
Gimana lemes dua hari panasnya naik turun terus, dan itu membuat Ibu sangat khawatir. Sudah berkali-kali pula Ibu menyuruhku pergi kerumah sakit, tapi ya dasarnya aku tetap tidak mau.
Ibu sudah tahu alasannya, aku paling takut kerumah sakit dan itu sudah sedari aku kecil, waktu itu aku melihat temanku di suntik oleh dokter. Temanku menangis kencang karena kesakitan, aku yang melihat itu pun merasa takut dan itu sampai sekarang.
Tapi kalau sudah bener-bener drop, biasanya aku juga pasrah bila di bawa ke rumah sakit oleh Ibu.
Biasanya saat asmaku kambuh, terus lama kambuhnya tentu Ibu akan menggunakan ancamannya agar aku mau ke rumah sakit. Tetapi kalau hanya sekadar demam saja, mendingan beli obat di apotik saja.
"Hmm ... sekarang apa yang harus aku lakukan, menonton drama kesukaan ku atau membaca novel favorit ku saja?" tanyaku pada diriku sendiri.
"Ah, mending nonton saja. Sudah lama aku tidak menonton film kesukaanku," gumamku lagi.
🍁 Mansion Juan 🍁
Di kamar mewah yang biasa rapi dan bersih, sekarang terlihat kotor dan terlihat banyak pecahan kaca dimana-mana.
Kekacauan itu yang membuat adalah sang pemilik kamar mewah sendiri, yang tidak lain Juan Alexander.
Sudah tiga hari ini Juan selalu marah-marah tanpa alasan, para pelayan dan bodyguard tidak ada yang berani mendekat bahkan untuk membersihkannya.
Karena mereka tidak mau menjadi sasaran kemarahan tuan Besarnya.
Biasanya tuan mereka tenang biar pun sifatnya dingin, namun selama mereka mengenal tuannya mereka tidak pernah melihat tuannya marah. Hingga memecahkan barang-barang kesayangannya.
Sudah tiga hari ini Juan tidak tenang dan gelisah, ia merasa ada yang hilang. Ia hanya bisa melampiaskan dengan kemarahannya, dengan membanting barang-barangnya.
Pekerjaan Juan di kantor terbengkalai, karena ia tidak bisa fokus dengan apa yang ia kerjakan. Ia tidak peduli dengan harga barang itu, yang ia tahu, saat ini ia butuh pelampisan. Namun tetap saja ia merasa tidak puas.
"Bereskan kamarku sekarang!" perintah Juan pada pelayan.
"Ba--baik, Tuan," jawab pelayan takut.
"Robert kita ke club sekarang!" ucap Juan datar.
"Baik, Tuan," jawab Robert lalu membukakan pintu mobil untukku.
Waktu makin larut, mobil mewah itu berhenti di depan club mewah. Juan keluar dengan diikuti Robert mulai memasuki club
Juan dan Robert melangkah masuk, yang terdengar pertama kali adalah suara musik yang memekakkan telinga, dan aroma alkohol dimana-mana.
Wanita-wanita sexy dengan pakaian kurang bahannya, sedang memberi kenikmatan pada para pencari kepuasan di dalam club.
Seperti biasa Juan melakukan hal yang paling ia sukai, yaitu minum dan bermain dengan wanita.
Juan terus berjalan melewati orang-orang yang mencari kepusan, dengan berjoget bahkan mabuk di lantai dansa tanpa rasa malu.
Juan mulai menaiki tangga dimana seperti biasa ia memesan tempat privat, tentunya untuk bersenang-senang.
Juan mulai duduk di sofa, lalu memanggil pelayan untuk mengambilkannya minuman seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FALL IN LOVE
AçãoKetika seorang Mafia yang tidak punya hati, kehidupannya selalu di penuhi dengan darah, menghabiskan malam panas dengan wanita dan juga minuman. Tiba-tiba berubah. Kehidupannya yang selalu datar, dan tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta. Pria...