Part 7

300 14 1
                                    

🍁 Juan Pov 🍁

Masih suasana di pagi hari, dalam kamar yang mewah itu terlihat sosok tampan. Namun sadis, masih bergelung dalam selimut sutra tebalnya. Hampir menutupi seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepalanya saja.

Dia begitu tampan seperti pahatan dewa yunani, meskipun saat ini dia tengah tertidur. Dia tetap terlihat tampan, dan juga sexy. Seandainya ada seorang wanita, yang melihatnya dalam posisi sekarang ini. Maka tidak mungkin sang wanita, akan mengorbankan waktu mereka hanya sekedar memandang wajah tampan itu.

Namun apabila sosok itu bangun, dia akan berubah menjadi sosok lain yang sangat di takuti dan juga di segani. Siapa lagi, kalau bukan Juan Alexander.

Para pelayan atau pun tangan kanannya, tidak ada yang berani membangunkan tuan Besarnya. Apalagi untuk mengganggu tidak ada yang berani. Jika ada yang berani, maka tidak ada kata ampun lagi bagi mereka karena sudah mengganggu ketenangannya. Artinya mereka akan mati, di tangan sosok tampan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi, Juan mulai membuka matanya lalu duduk sebentar di kasur kingsnya. Sesaat ia meregangkan otot-ototnya, sebelum ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Selesai membersihkan diri, Juan keluar dari kamar mandi lalu menuju walking closet. Tempat dimana semua pakaian, yang sudah tertata rapi.  Berbagai pakaian serba mahal, dan juga mewah. Jam tangan rolex, sepatu mewah dan aksesori yang serba mahal sudah tertata rapi pada tempat masing-masing.

Juan menuju lemari pakaian lalu mengambil pakaian formal yang biasa ia pakai saat pergi ke kantor, dan langsung memakainya sehingga itu membungkus badan kekarnya setelah itu dia berjalan ke cermin besar melihat penampilannya. Juan mulai menata rambut hitam legamnya dan tak lupa memakai parfum khas laki-laki yang siapa saja akan tergoda bila mengihurup baunya saja. Sungguh penampilan juan sekarang begitu sempurna.

Setelah selesai Juan keluar kamar mewahnya, dan sudah ada Robert tangan kanannya. Setia menunggu  tuan Besarnya, lalu mengarahkan pada tuannya untuk sarapan pagi.

Juan berjalan mendahului dengan diikuti Robert, ia terus menuruni tangga menuju ruang makan yang amat luas dan mewah.

Juan duduk kharismanya, sang kepala pelayan dan pelayan lainnya mulai melayani segala keinginan nya. Mereka bekerja dengan sangat hati-hati, tanpa membuat kesalahan sekecil apapun.  Karena Juan tidak akan suka.

Juan mulai menikmati kopi hitam kesukaannya, walaupun tidak seperti rasa yang ia harapkan, seperti saat Ibunya yang membuat kopi kesukaannya. .

Juan tetap meminum kopinya, karena kalau ia tidak minum kopi barang sehari kepalanya akan merasa pusing. Setelah meminum kopinya, ia mulai sarapan dengan tenang. Dalam ruangan itu terlihat hening, jadi tidak heran yang terdengar hanya suara dentingan sendok sama garbu saja.

Sedangkan Robert masih setia berdiri di belakang tuan Besarnya, hingga menunggu sampai Tuannya menyelesaikan sarapan paginya.

Selesai makan Juan berjalan keluar mansionnya, lalu menuju mobil lamborgini super mewahnya untuk menuju kantornya. Jangan lupakan dua mobil yang sudah terisi beberapa bodyguard, yang senantiasa mengawal tuan Besarnya pergi kemanapun. Sebab musuh atau wartawan, selalu mengincar nyawa maupun berita tentang kehidupan tuanya maka dengan sigap mereka selalu melindungi tuannya.

"Apa, agendaku hari ini?" tanya Juan datar

"Maaf, Tuan. Hanya memeriksa dokumen serta menandatangi dokumen-dokumen penting hari ini Tuan, selebihnya tidak ada," jawab Robert sesopan mungkin.

Tak berapa lama mobil mewah itu sampai di lobby perusahaan, terbesar di kota yang ditempati Juan saat ini. Bos besar itulah sebutan para pegawainya, bak seorang raja mereka berjejer rapi sambil membungkuk hormat padanya. Saat Juan melewati menuju ruangan kantornya, yang berada di gedung paling atas.

MAFIA FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang