Part 3

378 12 3
                                    

🍁 Rumah Rani 🍁

Rani tetap memaksakan berangkat bekerja, ia tidak mau bolos kerja meski hujan masih terlihat lebat. Sebab ia ingin, bila saat gajian nanti. Gajinya tetap utuh, itu yang  selalu ada dalam pikiran Rani.

Sebelum berangkat kerja, Rani menyempatkan  sarapan sama Ibunya. Dengan makanan yang  sederhana, namun baginya itu lebih dari cukup.

"Ibu, Rani berangkat kerja dulu, ya? Ibu hati-hati di rumah....Assalamualaikum" Pamit Rani mengingatkan, sambil mencium pipi Ibunya.

"Waalaikum salam... Iya, kamu juga hati-hati, ya. Jangan lupa pakai jaket yang tebal, biar kamu tidak kedinginan, Sayang," nasehat bu Asih, sambil membetulkan letak jaket yang putrinya pakai.

"Iyaaa.... Ibuku, Sayang," jawab Rani, sambil bergegas keluar rumah, dengan menggunakan payung yang lumayan besar. Ia menerobos hujan, menuju halte yang tidak jauh dari rumahnya.

Setiap hari, Rani selalu berjalan kaki menuju halte terdekat. Untuk menunggu kendaraan umum, meskipun kadang ia sedih. Bila setiap ia naik kendaraan umum, selalu banyak orang yang menatapnya dengan pandangan menghina. Ada juga, yang tiba-tiba menyindir karena membuat sesak mobil saja.

Namun Rani tetap diam, ia selalu membesarkan hatinya agar tidak tersulut emosi. Karena mau bagaimana lagi jika tidak naik kendaraan umum, ia harus menggunakan taxi. Ia tidak mau naik taxi, karena pengeluaran uangnya akan banyak dibandingkan naik angkutan umum yang sedikit lebih murah.

Saat Rani tengah asik menunggu kendaraan umum sambil melamun,tanpa sadar ia dikagetkan, dengan suara klapson mobil angkutan umum buru-buru ia naik.

Sesampai ditempat kerja, tepatnya di restoran mewah. Rani langsung berganti baju, lalu memulai aktifitasnya seperti biasa. Walaupun ia gendut, namun ia cukup cekatan, dalam melayani pengunjung restoran.
Setiap Rani melayani pengunjung restoran, ia selalu tersenyum. Karena ia tidak mau, saat orang yang bertemu dengannya dan melihatnya. Akan tambah jelek mengingat ia, yang sangat gendut dan sedikit jerawatan.

Saat jam istirahat kerja, teman sekaligus sahabatnya. Yang bekerja ditempat di tempat yang sama dengannya. Tiba-tiba menelfon, meminta tolong menggantikan sift kerjanya lewat ponsel jadulnya.

'Derrttt!'
📲Talita

"Hallo! Assalamualaikum, Ta. Kenapa menetelfon?" Rani menjawab, telfon sahabatnya

"Waalaikum salam... Maaf mengganggu kamu, Ran. Boleh tidak aku minta sama kamu?? " Talita bicara, ingin meminta tolong.

"Ohh... Iya boleh, ada apa ya? Kenapa kamu, kok tidak masuk kerja," tanya Rani.

"Hmmm... Aku lagi nggak enak badan, nih. Lemes banget, jadi minta izin kerja tadi sama Manager," jawab Talita, dengan suara seraknya.

"Gitu, ya. Bisa kok aku gantiin sif kamu, semoga lekas sehat,ya. Hem,  udahan dulu ya, soalnya mau lanjut kerja lagi, nih," ujar Rani.

"Iya! Maksih, ya," jawab Talita.

Setelah mematikan ponselnya, Rani mulai melakukan pekerjaannya kembali. Dengan cekatan ia bekerja, ia begitu semangat. Apalagi hari ini, ia akan melakukan pekerjaannya, hingga sampai malam.

Ya, hari ini ia akan menggantikan sift sahabatnya yang lagi sakit. Ia pun akan bekerja lebih semangat lagi, dan entah mengapa ia merasa sangat bahagia.

Bagaimana tidak bahagia karena ia berpikir, kalau nanti gajian uangnya akan bertambah. Dengan uang itu ia bisa memenuhi kebutuhannya, serta kebutuhan Ibunya, dan sisa uangnya akan ia tabung.

Bersambung

MAFIA FALL IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang