Mansion Juan
Suasana mansion Juan yang biasanya sepi, berubah menjadi ramai. Karena ulah gadis gendut yang baru saja mandi, bagaimana tidak ramai setiap bertemu dengan sang pemilik mansion. Sudah pasti ada saja yang di perdebatkan oleh keduanya.
Juan yang saat itu setelah menyelesaikan semua urusannya. Ia kembali ke dalam kamar mewahnya, sekarang ia sudah kelihatan segar dan terlihat sangat tampan.
Seperti biasa ia selalu berpakaian dengan pakaian formalnya, setelah memastikan semua sudah sempurna. Ia melangkah keluar kamar lalu bersandar di dinding sebelah kamarnya sendiri, seraya melipat kedua tamgannya di dada.
Dengan setia ia menunggu gadisnya, yang belum juga keluar dari kamar tamu. Meskipun dengan hati yang tidak sabaran, ia berusaha sabar untuk terus menunggu Rani keluar kamar.
'Kenapa lama sekali dia, apa yang tengah dia lakukan. Apakah berdandan membutuhkan waktu yang lama?' monoloknya.
Robert yang seperti biasa menunggu tuannya, sedikit heran. Kenapa tuannya tidak seperti biasa langsung turun ke ruang makan.
Rasa penasaran Robert terjawab, ketika ia melihat gadis yang terlihat segar dengan rambut yang sedikit basah baru saja keluar dari kamar tamu.
Sekarang Rani sudah memakai dress cantik bermotif bunga, dengan warna cerah.
Membuat gadis gendut itu terlihat sangat manis, dengan riasan make up natural yang sangat biasa saja, tapi tetap membuat kecantikan alami gadis gendut itu lebih terpancar.
Akhirnya Robert mengerti, mengapa tuannya setia menunggu meskipun membutuhkan waktu sedikit lama.
Robert pub tersenyum kecil, ketika melihat sisi yang berbeda dari Tuannya.
Sedangkan Juan yang saat itu tengah terpesona melihat kemunculan gadisnya, sedikit terdiam dalam waktu beberapa menit.
Untuk menghilangkan kecanggungan, Juan langsung meraih tangan gempal Rani dengan lembut. Lalu ia menuntun langkah, dan mengajak gadisnya turun menuju ruang makan.
"Lohh ... kenapa, Tuan pengang-pegang tangan saya?! Saya bisa jalan sendiri, Tuan," ujar Rani sedikit kaget karena merasakan tangannya di tarik dan di genggaman oleh bosnya.
"Kamu adalah kekasihku, jadi wajar saja kalau aku memegang tanganmu, Sayang," jawab Juan tenang, seraya mengeratkan genggaman tangannya menuju ke ruang makan.
"Haiiss ... dasar Tuan pemaksa!" gumam Rani pelan, seraya memutar bola matanya malas.
"Aku bisa mendengar ucpanmu, Sayang. Satu lagi, jangan memutar bola mata indahmu itu aku tidak suka!!" ujar Juan sambil memberhentikan langkahnya, lalu mengelus mata indah Rani dengan lembut.
''Sekarang ayo kita turun, lalu sarapan bareng," ajak Juan lembut.
'Apa dia cenayang, ya. Selalu saja tahu dengan apa yang kupikirkan ... ckck,' monolog Rani dalam hati.
Robert yang melihat interaksi antara bos dan gadis yang dicintainya merasa senang, karena bisa melihat senyuman dari bosnya.
***
Juan dan Rani mulai menuruni tangga mewah itu, dengan saling menggenggam tangan.
Diikuti Robert yang berada di belakang keduanya, dengan senyuman ketika melihat interaksi ke dua orang yang ia hormati.
Juan juga tidak bisa berhenti tersenyum, karena ia merasa hidupnya sekarang lebih berwarna. Mension yang biasanya sepi, dan senyap. Sekarang menjadi lebih ramai, karena kehadiran Rani gadis yang sangat di cintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FALL IN LOVE
AksiKetika seorang Mafia yang tidak punya hati, kehidupannya selalu di penuhi dengan darah, menghabiskan malam panas dengan wanita dan juga minuman. Tiba-tiba berubah. Kehidupannya yang selalu datar, dan tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta. Pria...