Mansion Juan
Malam semakin larut dan udara semakin dingin terasa menusuk ketulang, angin yang sedikit kencang. Membuat anak rambut pria yang sangat tampan itu terlambai, pria tampan itu sedang berdiri di tengah balkon, dengan pemikiran rumit di kepalanya.
Pria itu adalah Juan Alexander, sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, untuk menghalau rasa dingin yang tengah ia rasakan malam ini.
Banyak hal yang tengah dipikirkan Juan saat ini, dan itu membuatnya resah. Malam ini untuk pertama kalinya ia merasakan masalah sedikit berat di benaknya, bukan karena ia tidak mampu.
Tapi saat ini, yang menjadi sumber keresahannya bukan tentang pekerjaannya, melainkan Rani gadis yang sangat ia cintai.
Tidak semua orang tahu Jika ia bekerja dalam Dunia Hitam, dan sering bermain dalam bahaya. Ia mulai takut jika ada musuh yang mengendus kelemahannya.
Kelemahannya adalah Rani, dan malam ini ia tengah memikirkan seseorang yang berarti dalam hidupnya sekarang.
Untuk pertama kali Juan dihinggapi rasa takut, ia tidak mau orang yang cintai terluka walau itu hanya sedikit. Ketika melihat gadisnya terluka seperti tadi, rasanya ia ingin menghancurkan apa saja dan mencari siapa dalang yang telah berani menyakiti miliknya.
'Aku harus mencari tahu siapa orang yang berani menyakiti Rani, tidak akan kubiarkan mereka lepas sebelum aku memberikan kesakitan melebihi saat Rani terluka,' gumam Juan seraya mengepalkan kedua tangannya.
Juan juga mulai menyusun rencana bagaimana cara melindungi kelemahannya sekarang, dan kelemahannya saat ini adalah Gadisnya.
Jika ada musuhnya mengetahui kalau ia mempunyai kelemahan maka musuhnya tidak segan-segan untuk menggunakan bahkan menyakiti Gadisnya. Ia tidak mau sampai itu terjadi.
'Aku akan melindungimu, Sayang. Tidak akan kubiarkan siapa pun berani menyakitimu lagi,' monolonya.
*
Saat ia keluar dari kamarnya, ia sudah ditunggu oleh tangan kanannya dan Dokter Martin.
"Anda tunggu di ruang sebelah itu Dokter, karena Gadisku sedang berganti pakaian," ujar Juan rendah, sambil menunjuk ruangan mewah yang ada di lantai dua.
"Robert! Antar Dokter Martin, ke sana. Setelah itu kamu kembali kemari," perintah Juan serta menunjuk kamar sebelah kamarnya pada Robert.
"Baik, Tuan," jawab Robert patuh.
Setelah melihat keduanya berjalan sedikit menjauh, Juan masuk ke kamar sebelah dekat kamarnya.
Bajunya yang sedikit basah, masih ia biarkan di tubuhnya, ia seolah tidak tidak terganggu dengan pakaian basahnya.
Yang ia lakukan hanya menunggu Robert orang kepercayaannya, sungguh ia merasa tidak sabar dengan apa yang akan ia rencanakan. Tidak sampai sepuluh menit terdengar ketukan pintu.
Tok, tok, tok.
"Masuk!"
Robert membuka pintu pelan, dan melangkah menuju tuannya yang sedang berdiri di depan kaca besar yang memeperlihatkan pemandangan malam dengan lampu kerlap-kerlip indah.
Namun, tidak dipandangan Juan. Semua itu terlihat biasa kecuali, ketika ia memandang pemandangan indah itu bersama gadisnya mungkin lain ceritanya.
"Apa yang harus saya kerjakan, Tuan?" tanya Robert yang tahu betul sifat tuannya, ketika Juan
memanggilnya maka akan ada pekerjaan yang harus ia kerjakan."Apa kamu sudah mengetahui siapa yang berani melukai Gadisku, Robert?!" tanya balik Juan datar.
"Maaf saya masih belum tahu, Tuan. Tapi saya berjanji akan mencari tahu, siapa saja yang melukai Nona Rani," jawab Robert sedikit takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FALL IN LOVE
AksiKetika seorang Mafia yang tidak punya hati, kehidupannya selalu di penuhi dengan darah, menghabiskan malam panas dengan wanita dan juga minuman. Tiba-tiba berubah. Kehidupannya yang selalu datar, dan tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta. Pria...