🍁 Rani Pov 🍁
Di luar hujan kelihatan sudah reda dari tadi, aku baru sampai dibawah dan mulai melanjutkan pekerjaanku kembali. Yang sempat aku tinggalkan,
Disaat aku mau mengambil pesanan pengunjung restoran, sahabatku datang dan bertanya dengan nada khawatirnya."Raniii ... Kamu kemana aja sich, dari tadi aku cariin nggak ada. Aku lihat tas dan jaket kamu, masih di ruang pegawai?" tanya Talita, dengan hebohnya.
"Hehe ... maaf, sudah membuatmu binggung dan mencariku. Padahal aku berada di belakang restoran, aku izin istirahat sebentar," jawabku sedikit berbohong, karena sebenarnya aku tidak bisa jujur, kalau tadi asmaku kambuh.
Talita sama sekali tidak tahu, jika aku punya asma selama ini. Aku tahu dia amat menghkawarkanku, apalagi tadi hujan dan udara sangat dingin.
Pasti Talita akan lebih khawatir, karena itu sudah jadi kebiasaannya yang selalu khawatir tentang keadaanku. Aku tidak mau mendengar super cerewetnya, begitu tahu keadaan ku yang sebenarnya. Makanya aku tidak mau memberitahunya tentang keadaanku padanya.
"Tadi rame sekali restoran, jadi capek sekarang," ucap Talita sambil mengeluh.
"Nggak apa ... hitung-hitung sambil olah raga, 'kan kamu," jawabku seadanya sambil terkekeh.
Tak lama kami mulai melanjutkan pekerjaan kami lagi, sambil menunggu waktunya kami pulang.
'Kenapa kepalaku terasa pusing,' batinku.
'Tapi aku harus bekerja seperti biasa, nggak boleh manja,' gumanku menyemangati diriku sendiri.
Waktu sudah mulai larut malam, dan sebentar lagi juga waktunya jam pulang. aku tidak sabar ingin cepat istirahat di kasurku.
🍁 Juan Pov 🍁
Setelah aku memakai jasku kembali, aku memutuskan kembali ke bawah. Saat berada dalam lift, aku merasa menghirup samar-samar harum wangi parfum gadis itu seketika membuatku senang.
Saat sampai di bawa wah aku langsung menuju ruangan khusus yang di sediakan untukku, bila sewaktu-waktu aku datang berkunjung dan memeriksa kinerja para pegawai ku.
Saat aku duduk di kursi ruangan khusus, aku bisa melihat dia dari jauh dan memantau para pegawai yang lain.
Aku masih mengkhawatirkan keadaan nya, namun saat aku melihat gadis itu bekerja dengan semangat, membuatku sedikit lega. Semoga asmanya tak kambuh lagi, itu doaku dalam hati.
'Kenapa dia begitu semangat, saat dia bekerja. Bukanya tadi saat asmanya kambuh, dia sangat kesakitan bahkan wajahnya pucat. Tetapi sekarang dia, bekerja seperti tidak pernah merasakan sakit,' batinnya juan, sambil terus memperhatikan gadis gendutnya.
🍁 Author Pov 🍁
Waktu semakin larut, dan para pegawai sudah bersiap untuk pulang. Diantara pegawai itu, terlihat dua gadis yang masih jomblo begitu berbinar. Karena sebentar lagi pekerjaan mereka selesai dan waktunya untuk pulang.
"Ran ... enak ya, kalau kita punya cowok bisa jemput kita pas pulang kerja. Kita nggak perlu naik angkutan umum lagi," ucap Talita sambil melihat pegawai yang di jemput kekasih, maupun saudaranya.
"Iya, aku juga pengennya gitu. Apalagi pas malam minggu seperti sekarang ini, pengen dech ngerasain nonton bareng pria tampan, dan mau menggenggam tanganku walau jalan di keramaian," Rani menjawab, dengan berhayal. Sambil membayakan ada pria tampan, yang mencintainya.
Mereka terus bercerita apa saja, dengan diiringi canda tawa mereka. Hingga suara tawa mereka terkadang sampai di telinga orang lain yang tidak jauh dari mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA FALL IN LOVE
ActionKetika seorang Mafia yang tidak punya hati, kehidupannya selalu di penuhi dengan darah, menghabiskan malam panas dengan wanita dan juga minuman. Tiba-tiba berubah. Kehidupannya yang selalu datar, dan tidak pernah merasakan namanya jatuh cinta. Pria...