Chapter 16: Mew

1K 118 17
                                    

Pagi selesai sarapan aku membawa kesayanganku Gulf pergi memancing. Aku tahu kalo dia memang tidak pernah suka dengan yang namanya santai. Tapi karena aku sudah mengajaknya, mau gak mau dia mau juga. Saat memancing kulihat dia tertidur dengan tenangnya, lalu kuakhiri acara memancing dengan memberi tanda pada anak buahku untuk menyimpan peralatan memancing kami & ikan yang kami dapatkan agar dimasak untuk makan malam mereka. Kemudian aku mengangkat Gulf ke mobil untuk perjalanan menuju kota. Setengah perjalanan Gulf terbangun & aku tersenyum padanya. Dia yang masih ½ sadar bertanya ada dimana? Kemudian aku mendekatkan wajahku & mengatakan kalo kita dalam perjalanan menuju kota. Bisa kulihat wajah Gulf memerah & aku menggodanya. Dia hanya diam.

Aku berhenti untuk makan siang di sebuah cafe dengan nama Waanjai. Cafe itu aku buka 5 tahun yang lalu. Semua pelayan menyapa kami dengan sangat ramah, lalu mendadak keluar manager toko, Jean yang sudah bekerja denganku dari mulai toko dibuka. Dia segera tahu makanan apa yang kumau. Kemudian aku memesan spaghetti bolognese untuk kesayanganku. Lalu Gulf meminta ijin untuk ke toilet sebentar & Jean datang padaku menanyakan Gulf. Aku katakan kalo dia adalah tunanganku. Bisa kulihat raut wajah Jean berubah. Kemudian dia mengatakan kalo selama 5 tahun ini dia mencintaiku & dia menciumku secara tiba-tiba. Gulf melihat semuanya, lalu dia menangis & pergi dari cafe. Aku menampar Jean & aku katakan kalo dia sudah dipecat dari cafe Waanjai. Aku menyuruh dia untuk mengambil gajinya pada bagian payroll. Aku pun mengejar Gulf yang kulihat hanya berapa langkah dari cafe, dia jatuh pingsan. Aku segera membawanya ke rumah sakit & dalam perjalanan aku menghubungi Mean agar dia menolong Gulf.

Sampai di rumah sakit, Mean sudah menungguku & langsung membawa Gulf ke ruang UGD. Aku menanti dengan penuh cemas ada apa lagi dengan Gulf kali ini. Apa yang terjadi pada jantungnya. Semoga dia tidak diambil dariku. Tak berapa lama Mean keluar & memperkenalkan seorang dokter jantung, Singto yang mengatakan kalo Gulf memang punya masalah dengan jantungnya, yang digolongkan pada Trachycardia. Saran dari Krist adalah aku harus menjaga Gulf agar jangan terlampau stress. Setelah berkata seperti itu, Krist pun pergi & aku masuk ke ruang perawatan Gulf. Gulf yang sudah sadar enggan untuk berbicara denganku, karena menganggap kalo aku sudah membohongi perasaannya. Aku sudah berkali-kali minta maaf tapi sepertinya itu percuma. Gulf bahkan tidak mau melihatku.

Hari ini seperti biasa aku menjenguk Gulf. Tapi aku tidak menemukan Gulf di kamarnya. Aku pun menanyakan Gulf pada perawat yang mengatakan kalo Gulf tadi pagi sudah check out walaupun dokter belum mengijinkan. Aku mengusap kasar wajahku, kemudian aku mencarinya di rumahnya. Tapi hasilnya nihil. Seluruh jalan sudah kucari, tapi hasilnya tetap sama. Yang kutakutkan adalah kalo Thana menculiknya, karena Thana termasuk orang yang nekat melakukan apa saja.
Tak berapa lama aku mendapat telepon dari Jean yang mengatakan kalo dia telah mengurung Gulf di gudang, yang ada di cafe nya. Aku pun kesana & bertemu dengan Jean di depan pintu. Dia mempersilakan aku masuk ke gudang yang kemudian aku menemukan Gulf pingsan. Kata Jean itu wajar karena dia marah sampai pingsan. Ingin sekali aku menampar Jean, tapi aku tahankan demi Gulf. Aku memohon pada Jean untuk melepaskan Gulf. Aku rela melakukan apa saja demi Gulf.

Mafia & AttorneyWhere stories live. Discover now