Namaku Kon Noppakao, umurku 25 tahun. Cita-citaku ingin menjadi jaksa & keinginanku sudah tercapai. Masa kecilku boleh terbilang agak suram, karena aku dilahirkan dalam keluarga yang ibu seorang wanita penghibur & parahnya ibuku selalu mengundang pria hidung belang datang ke rumah. Sementara ayahku seorang pemabuk, penjahat & pedofilia. Disaat umurku 10 tahun, aku telah disodomi oleh ayahku sendiri didepan ibuku yang terang-terangan tidak perduli denganku. Saat aku berbuat 1 saja kesalahan, ibuku akan memarahiku "dasar anak sial. Kalo saja kamu tidak datang, pasti aku akan jauh lebih bahagia lagi." Kata-kata itu selalu ditanamkan oleh ibuku didalam otakku & dulu aku selalu menganggap kalo ibuku mengucapkan kata-kata itu karena emosi sesaat. Tapi makin lama, aku merasa kalo kata-kata ibuku tersebut memang tidak pernah mengharapkan kedatanganku. Saat aku memasuki masa SMU, aku diharuskan untuk mencari uang sendiri kalo mau sekolah. Aku dijual ibuku pada pria hidung belang, Eric. Disitu aku tiap hari selalu dipakai Eric, tapi dia selalu memenuhi apa mauku termasuk membiayai sekolahku & aku diharuskan untuk tinggal dirumahnya. Disitulah aku mengenal ponakannya, Kaow. Aku selalu dihina & dipandang sebelah mata olehnya, karena baginya aku hanya pelacur bagi pamannya. Bukan hanya Eric yang memakaiku, tapi juga Kaow. Pertama kalinya Kaow memakaiku pada saat Eric keluar kota selama 3 hari. Saat aku mengatakan pada Eric kalo Kaow juga memakaiku, aku malah ditampar & ditendang, lalu dikurung di gudang selama 3 hari tidak diberi makan. Setelah 3 hari aku dilepas, kemudian tanpa diberi makan Eric melampiaskan hasratnya sampai aku pingsan. Semua itu terus .. terus .. dan terus terjadi sampai aku tamat dari SMU. Lalu timbul niatku untuk pergi dari Eric & Kaow. Maid yang bekerja pada Eric sangat membantuku, tapi dia sudah mati ditembak oleh Eric.
Pergi dari Eric adalah awal yang baik bagiku. Aku pun pergi meninggalkan Bangkok & tinggal di Chiang Mai. Disitu aku kuliah di Chiang Mai University, mengambil jurusan hukum. Aku bekerja siang & malam untuk membiayai kuliahku sendiri. Di Chiang Mai aku kembali berkenalan dengan kakak tingkatku, Ian. Dia adalah lelaki tampan & kaya yang pernah kutemui, tapi aku tidak berani berharap terlalu banyak. Aku tidak mau kejadian serupa dengan Eric terjadi lagi. Aku pun terus belajar .. belajar dan belajar terus untuk menggapai cita-citaku. Ada kalanya Ian membantu & mengajariku tentang semua pelajaran yang tidak kumengerti. Saat kelulusan Ian, dia mengundangku ke club malam untuk merayakannya dengan teman-temannya & teman-temanku. Aku pun pergi menghadirinya & Ian menyanyikan lagu perfect milik Ed Sheeran. Kata Ian lagu itu dia tujukan untuk seseorang yang dia cintai. Saat itu aku patah hati, karena cintaku bertepuk sebelah tangan selama 2 tahun ini. Aku pun mabuk & tanpa disangka Ian yang mengantarku pulang ke dorm. Setelah itu aku sudah tidak mendengar kabar Ian lagi sampai aku lulus & diterima di kantor kejaksaan di Bangkok sebagai asisten jaksa. Betapa kagetnya aku pada saat dikenali ke kepala jaksa yang tak lain adalah Ian. Aku tidak tahu apakah dia masih mengenaliku ato tidak, karena terlihat jelas kalo dia sangat dingin padaku. Selama menjadi asisten jaksa, dia tidak memarahiku malah sebaliknya dia selalu memujiku. Sampai pada saatnya dia mengungkapkan isi hatinya padaku, tapi aku tidak pernah menganggap serius akan hal itu. Waktu berlalu begitu cepat & hubungan kami menurutku hanya sebatas teman baik. Tapi orang yang melihat mengatakan kalo kami seperti orang pacaran. Aku pun terus berusaha untuk jaga jarak dengan Ian, sampai akhirnya aku diangkat menjadi jaksa, karena dianggap berprestasi. Tapi semua itu berkat campur tangan Ian.Kasus pertama yang diserahkan padaku saat menjadi jaksa adalah menyelidiki SJ Company milik Mew Suppasit, karena perusahaan tersebut terlibat dalam pengedaran obat terlarang semacam ecstasy & heroin. Aku pun mulai menyelidikinya dengan menjadi mata-mata di perusahaannya. Awalnya apa yang kulakukan ini ditentang oleh Ian, tapi karena aku terus bersikeras akhirnya Ian luluh juga tapi dengan syarat aku harus berhati-hati & apabila sudah ketahuan, maka aku harus melapor padanya agar dia bisa masukkan 1 orang untuk menjadi korban.
Hari demi hari menjadi anak buah Mew membuatku kembali berpikir apakah seorang Mew Suppasit seperti yang dikatakan orang-orang kalo dia adalah seorang pengedar obat terlarang? Aku pun mulai menyelidiki masa lalu dari Mew & hasilnya bersih. Dia bahkan tidak pernah menyentuh barang haram itu, apalagi mengedarkannya. Dia juga tidak mentolerir jika ada anak buahnya yang menggunakan itu. Aku pun kembali berpikir siapa yang mau menjebaknya? Kemudian aku kembali ke kantor mencari dokumen yang berhubungan dengan obat terlarang. Betapa kagetnya aku saat menemukan nama Eric & Kaow yang dulu pernah terlibat dalam pengedaran obat terlarang. Saat itu aku pun berhenti menyelidiki Mew & aku lebih memilih menjadi anak buahnya daripada aku harus menjadi jaksa yang ternyata Ian juga adalah teman baik Kaow. Bukan hanya itu, Ian juga menutupi perbuatan Kaow yang jelas-jelas bisa menariknya untuk dihukum mati.Sudah 3 tahun aku menjadi anak buah Mew & sekarang aku sudah menjadi tangan kanannya. Aku menceritakan semuanya pada Mew. Pikirku akan lebih baik jujur dari mulutku daripada dia harus mendengar aku dari mulut orang lain. Tak pernah kubayangkan kalo Mew sangat menerimaku & menghargai kejujuranku. Sejak saat menjadi anak buah Mew sudah tidak pernah lagi terdengar kabar Ian. Kabar terakhir yang kudengar kalo Ian pensiun dini & lebih memilih untuk menghabiskan waktu di villanya yang ada di Melbourne. Aku juga tidak tahu apakah dia pulang ke Bangkok ato tidak. 3 hari yang lalu aku menerima telepon dari adiknya, Ton kalo Ian sudah meninggal & meninggalkan amplop berisi surat untukku. Entah mengapa hati ini sangat sakit ketika mendengar kabar itu. Aku pun ke rumah Ton & mengambil amplop tersebut untuk dibaca di rumahku. Aku sangat kaget ketika mendapati amplop tersebut adalah fotoku saat menjadi mata-mata di perusahaan Mew. Didalam surat tersebut Ian mengatakan kalo Kaow telah mengetahui aku menjadi mata-mata di perusahaan Mew & Kaow mau membocorkannya pada Mew, karena aku telah lari dari pamannya, Eric sehingga dia yang menjadi korban pelampiasan Eric. Demi cintanya padaku, Ian berusaha matia-matian menghalanginya & berusaha melakukan apapun juga termasuk menutupi kejahatan Kaow. Ya Lord, ternyata aku sudah salah paham pada Ian. Dia yang selama ini benar-benar dengan tulusnya mencintaiku. Selama ini aku buta & bahkan tidak pernah menganggap kalo Ian ada untukku. Pantas saja dia mengatakan jika aku sudah ketahuan, maka aku harus cepat melapor padanya agar dia bisa menempatkan 1 orang untuk menjadi korban. Aku hanya bisa menangis & meminta maaf saat aku berkunjung ke kuburannya dengan memeluk batu nisan nya. Ton mengatakan kalo Ian pensiun dini karena dia mau melupakan seseorang & juga karena penyakitnya kanker hati. Hanya Ton yang selalu ada disisi Ian sampai dia mati. Saat ajal menjempu Ian hanya namaku yang disebutnya. Aku menyesal telah membuat Ian menjadi seperti ini. Jika waktu bisa diputar, aku berjanji akan mencintai Ian seumur hidupku.
Rest In Peace
My Love Ian
Love You Forever
YOU ARE READING
Mafia & Attorney
FanfictionGulf Kanawut adalah seorang jaksa muda yang sangat disegani. Tidak segan-segan tuntutan nya hukuman mati bagi yang menjual obat-obatan terlarang, pemerkosa, perampok & penjudi. Suatu hari dia ditugaskan oleh kepala jaksa untuk menyelidiki perusahaa...