Part 28

695 57 20
                                    

Gue bahagia liat lo bahagia walaupun bukan gue yang buat lo bahagia

~Naufan Raid Azka~

🍁
🍁
🍁

"Ariiiiiii😭😭😭😭😭."Teriak Aisyah dengan terduduk.

Ajil dan Arnold yang melihat Aisyah pun sontak berjongkok didekat gadis itu.

Ajil pun memegang pundak Aisyah. "Sabar Syahh."

"Iya neng yang sabar atuh, lagian pak bos kita teh kuat kok, pasti bisa ngelewatin masa kritis nya."Bantu Arnold.

Aisyah pun menggelengkan kepalanya
"Tapi ini semua salah gue hiks."Ucapnya disertai tangisan yang semakin menjadi-jadi.

"Bukan salah lo, ini emang kecelakaan."Ujar Ajil menenangkan.

Aisyah pun masih menangis dengan tersedu-sedu disana.

"Udah mending kita ke rumah sakit sekarang."Ajak Ajil.

Aisyah pun hanya mengangguk pelan.

~~~

Rumah sakit

Aisyah yang tiba di rumah sakit pun, seraya berlari untuk mencari ruangan Ari, disusul oleh Ajil dan Arnold.

"Dimana ruangannya?"Tanya Aisyah.

"Kita juga ga tau, bentar coba tanya bagian informasinya."Usul Ajil.

Aisyah pun berlari cepat menghampiri pusat informasi rumah sakit itu.

"Emm suster suster."Panggil Aisyah.

"Iya mbak ada yang bisa saya bantu?"

"Suster, ruangan atas nama Ari Irham dimana ya?"Tanya Aisyah.

"Sebentar mbak, saya cek dulu."

"Cepat sus."Pinta Ajil.

"Iya mas sebentar."

Suster itu pun membuka sebuah buku yang berisikan data pasien.
"Oh ya, pasien atas nama Ari Irham ada di ruangan mawar no 1."

"Baik sus, terimakasih."Ucap Aisyah.

Aisyah, Ajil dan Arnold pun berlari untuk mencari kamar itu.

Tak lama kemudian, dari kejauhan terlihatlah Azka, Kevan, Aldi, Rizky dan juga Steffi yang sudah berada didepan sebuah ruangan.

Dan ternyata memang itu ruangan Ari.

Sontak Aisyah pun berlari dan tepat didepan ruangan Ari, ia pun mengintip dari jendela ruangan itu terlihatlah cowok yang ia bentak tadi sedang terbaring lemah dengan nebulizer atau alat bantu untuk pernafasan di mulutnya serta perban yang mengelilingi kepalanya.

Aisyah yang melihat itu pun semakin histeris dibuatnya.

"Ariiiiiiiiiiiiiiii."Teriak Aisyah dengan cairan bening yang lagi dan lagi keluar begitu saja.

Steffi yang melihat itu pun sontak mendekati Aisyah dan menarik bahu Aisyah dengan kasar.

"Heh!ga usah sok peduli lo!ngapain juga lo disini!"Bentak Steffi tepat didepan semua orang.

"Steff udah."Pinta Ajil.

"Diem lo jil!lo masih mau belain orang yang udah buat temen lo semua celaka hah!"

Aisyah pun langsung melihat Steffi.
'Steffi bener Syah, emang ini semua salah lo kok'

"Dasar pembawa sial!"

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang