Last Part

880 76 81
                                    

Ketika suster yang memeriksa Ari sudah keluar, Aisyah pun masuk lagi ke ruangan itu.

Ia kembali menghampiri Ari.

"Ari sadarrrrr,"lirih Aisyah dengan air mata yang sudah mengalir deras dipelupuk matanya.

Dan hasilnya pun masih sama yaitu diam tidak memberi respon.

"Emang bego!kenapa aku gak dengerin penjelasan kamu waktu itu! emang lo cewek bodoh Aisyahhhh,"rutuknya dengan memukul tepian dari kasur Ari.

"Aisyah sudah nak sudah,"

Aisyah pun melihat siapa yang menegurnya.
"Eyang,"panggilnya.

Sontak ia memeluk eyang ratna.
"Eyang, Ari eyangggg,"

"Sabar nak sabar,"ucap eyang Ratna dengan mengelus-elus puncak kepala Aisyah.

"Eyang, maafin aku. Ini semua gara-gara aku eyang yang gak dengerin penjelasan dia waktu itu eyang, ini semua salah akuuu,"racau Aisyah kali ini.

Eyang Ratna pun mengeratkan pelukannya pada gadis itu.
"Sudah nak, mungkin ini memang sudah takdirnya,"

"Aku gak mau kehilangan Ari eyang,"

Dilepaskannya pelukan itu oleh eyang Ratna lalu melihat Aisyah.
"Kamu doain Ari ya nak, semoga Ari bisa kembali seperti dulu,"

"Aku emang cewek bodoh eyang,"rutuk Aisyah dengan memukuli kepalanya sendiri.

"Sudah sayang sudah, Ari jauh lebih sedih ngeliat kamu yang memukuli diri kamu sendiri seperti ini,"ucap eyang Ratna dengan memeluk Aisyah kembali.

Dan tak lama Aisyah pun.

"Loh nak,"kaget eyang Ratna ketika melihat Aisyah yang pingsan atau tak sadarkan diri saat dipelukannya.

"Ajilll,"teriak eyang Ratna dari dalam ruangan.

Ajil yang mendengar teriakan eyang Ratna pun bergegas masuk.

"Iya eyang, loh Aisyah,"kaget nya ketika melihat Aisyah yang seperti tidak berdaya.

"Bantuin eyang nak,"pinta eyang Ratna saat masih memegangi Aisyah.

Alhasil Ajil menggendong Aisyah dan membawanya ke sofa yang berada di ruangan itu.

Beberapa jam kemudian, Aisyah pun sadar.

Ia pun membuka matanya seraya melihat siapa yang ada di dekatnya saat ini.

"Non, Alhamdulillah non teh udah sadar,"ucap bi Inah dengan senang.

Aisyah masih mengerjap-ngerjapkan matanya lalu ia menoleh ke sisi kirinya.
"Ari,"panggilnya.

Sontak Aisyah langsung berdiri dan berjalan mendekati Ari.
"Ari bangun Ri, bangunnnn,"teriak Aisyah disertai dengan tangisannya kembali.

"Kenapa kamu gak bangun-bangun Ri?kenapaaaa?"racau Aisyah dengan mengguncangkan bahu seoranh cowok yang kini tengah berjuang dengan tabung oksigen yang berada dimulutnya.

"Aisyah, Aisyah sudah ya nak,"ujar eyang Ratna lagi dengan memegang pundak gadis itu.

Sontak Aisyah memeluk eyang Ratna dengan sangat erat.

"Sebaiknya kamu pulang ya sayang, kamu harus istirahat,"saran eyang Ratna.

Aisyah pun langsung melepaskan pelukan itu.
"Nggak eyang, aku mau disini,"

"Kamu harus pikirkan diri kamu nak, kamu harus istirahat juga,"jelas eyang Ratna menasehati Aisyah.

Dilihatnya Ari yang masih terbaring lemah.
"Tapi Ari eyang,"

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang