Part 16

1K 55 4
                                    


“Uang kas ilang Ri.”Ucapnya  kemudian merunduk.

“APA?Kok bisa?"Kaget Ari.

“Emang gue gak becus jadi bendahara bego banget gue, begoo!!!”Teriaknya dengan bulir air mata yang jatuh begitu saja.

“Syahhh udah, lo gak salah oke sekarang coba lo cerita dulu kenapa uang nya bisa tiba-tiba hilang.”Ucap Ari menenangkan.

“Tadi gue ke toilet sebentar, jadi uang nya gue taruh di tas, terus pas gue udah selesai dan balik ke kelas tiba-tiba uang nya gak gak ada.”Ucapnya tersedu-sedu, “Biasanya juga aman tapi kenapa sekarang malah hilang."

“Kalo gitu berarti emang ada yang nyuri uang itu."Ucap Ari sambil melihat ke arah lain."Tapi bukan Lo kan yang nyuri nya wkwk?"Sambung Ari bercanda.

"Enak aja, gue masih punya malu ya, ngapain ngambil yang bukan hak gue, kalo ngomong pedes amat si mas."

“Santuy dong mbak kan cuma memastikan."

"Memastikan pala lo, nuduh itu mah!"

“Haha iya iya gua percaya lo kok, kita emang harus selidiki soal ini, udah lo jangan sedih, cengeng amat."

Aisyah Pun menyenggol lengan Ari “Ishhh resekkk nangis tu enak taukk."

“Enak apaan, itu ada bekas ijo-ijo yang keluar dari hidung lo."

“Hahahahaha."Aisyah pun sedikit tertawa dengan lepas. “Lo gak mau Ri?gratis loh ini.”Tawarnya sambil memegang hidungnya.

“Sumpah lo cewek tapi jorok banget si."Jijik Ari.

“Haha biarinnnn."

Ari pun hanya menatap Aisyah.

“Gampang ya buat lo ketawa.”

“Lo kali yang keterlaluan lucu.”

“Emang gua lucu."

“Dih narsis banget, hm tapi Ri...

“Kenapa?"

“Pensi kan sebentar lagi, gimana mau dapat uang sebanyak itu dalam beberapa hari doang.”Ucapnya kembali murung.

Ari pun terdiam sejenak.

“Udah sore Syah, balik yuk biar gua yang pikirin nanti jalan keluarnya gimana."

“Hm iya, lo gak usah repot-repot mikirin, ini kan masalah gue."

“Ngomong apa si lo, kan yang lo pegang uang nya itu milik sekelas jadi itu urusan gua juga dong, yaudah tunggu bentar gua ambil motor dulu." 

Aisyah pun hanya mengangguk.

~~~

“Lo serius Ri?"

“Iyalah, gua kasian sama dia, uang nya banyak lagi."

“Kurang kerjaan banget si tu orang yang nyuri.”Ucap Azka kesal.

“Orang stress.”Tambah Ari.

“Pokoknya kita harus bantuin Aisyah Ri, gimanapun caranya."Ucap Azka dengan penuh semangat.

“Lo kok semangat banget ka, jangan-jangan lo ada...

“Gue suka sama dia."

“Oh jadi dia orangnya."Ucap Ari yang seperti baru menyadari.

"Emang lo mikirnya siapa?"Tanya Azka.

"Gua malah mikirnya mungkin Cipa, kan dia cantik terus kalem juga anaknya."Jelas Ari.

"Ya Cipa emang cantik si, tapi Aisyah lebih dari cantik, dia itu spesial bro."Balas Azka sambil membayangkan sesuatu.

"Dikira martabak."Ledek Ari.

"Lebih dari martabak dia itu cantik,pinter,cerewet pula aing suka banget dah."

“Kok lo baru ngasi tau sekarang si anjritt."Kesal Ari.

“Abis nya gue takut lo nikung."

“Anjir dia bukan tipe gua."

“Serius lo?”

“Iyalah, ngapain gua bohong.”

“Oke dah berarti lo mau kan bantuin gue buat deket sama Aisyah."

Ari pun terdiam.

“Oyy, kok diem?"

“Gua-gua lagi mikir aja masa iya masih dibantu si kan lo udah gede."

“Perhitungan amat dah."Ucap Azka kesal

“Oh harus biar pinter."Balas Ari ngasal.

“Nasib, nasib punya temen yang kepintarannya overdosis."

Ari pun hanya tertawa pelan.

“Yodah gue balik dulu."Pamit Azka.

“Ok hati-hati."

Ari pun tampak merenung.

“Kayaknya gua tau mesti ngapain."

~~~ 

“Non."Panggil bi Inah.

"Non, non teh gak makan?bibi masakin ayam tepung kesukaan non.”

"Non."

“Iya bi, nanti aku makan.”Ucap nya lemah

“Gimana gue bisa ganti uang sebanyak itu hiks.”Ucap nya sambil memegang dahinya.

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi dan ternyata Cipa yang menghubunginya.

Halo 
---
Gak papa kok
---
Gue harus gimana biar bisa ganti uang itu hiks
---
Iya iya
---

Dan Aisyah pun mematikan ponselnya dan mencoba untuk melupakan masalah itu, tetapi tidak bisa, dia masih saja kepikiran soal itu.

~~~

Keesokan harinya...

“Syah Syahh udah dibilang jangan terlalu dipikirin malah beneran sakit kan sekarang."Ucap Cipa yang sudah berada di rumah Ais sejak pagi itu.

“Ah lo mah gue sakit aja masih diceramahin."

“Habisnya lo si terlalu mikirin banget."

Aisyah pun hanya terdiam

“Yaudah istirahat dulu jangan mikirin itu dulu, nanti lo malah makin drop."

“Iya iya yaudah lo pergi sana ntar terlambat."

“Hm iya kalo ada apa-apa kabarin gue ya."

“Iya."

“Yaudah istirahat gih, obatnya diminum tuh."

“Iya iya."

“Yaudah byee."

Aisyah pun hanya menganggukan kepalanya.

Jangan lupa vomennya 😊

Salam Author

Ichaa

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang