Epilog

1.1K 73 67
                                    

Happy reading 💙

Beberapa hari kemudian, keadaan Ari mulai membaik dan ia pun sudah diperbolehkan untuk pulang.

Disuatu pagi yang cerah, ayam pun berkokok lantang disertai burung-burung yang berterbangan di langit biru beserta naiknya matahari dari ufuk timur.

Menandakan bahwa hari itu telah dimulai.

Dari si gadis cantik Aisyah Aqillah Azhar yang kini tengah membuka jendelanya menatap dunia dengan tersenyum.

Tidak pernah terlihat sebelumnya bahwa Aisyah bisa seceria itu sekarang apalagi sejak orang tua nya meninggal.

Mungkin karena efek jadian hahaha.

Setelah membuka jendela, Aisyah bergegas ke kamar mandi tetapi tiba-tiba ponselnya bergetar membuat langkahnya pun terhenti dengan melihat benda pipih yang tergeletak diatas kasurnya.

Drtttt drtttttttt

Aisyah pun langsung mengambil ponselnya dan melihat notif apa yang baru saja masuk.

Ia membuka lookscreen ponselnya ternyata itu notif dari WhatsApp.

Segera Aisyah membuka WhatsApp nya dan yang terjadi sekarang adalah gadis itu pun tiba-tiba tersenyum-senyum sendiri sekarang.

Lalu ia menaruh ponsel itu dimeja nya dan berjalan ke kamar mandi.

Tak lama kemudian Aisyah pun sudah siap dengan berpakaian seragam dan juga rambut yang terurai panjang beserta jepit rambut kecil yang ia jepitkan dirambut sisi kanannya.

Kini ia tengah memakai sepatunya di ruang tengah.

Ting nong

Terdengarlah bel dari luar rumah hingga membuat Aisyah pun menoleh kearah pintu dan dilihatnya juga bi Inah yang keluar dari dapur dan berjalan untuk membukakan pintu itu tapi tiba-tiba. "Aku aja bi yang bukain,"

"Tapi non,"

"Udah gak papa bi, bibi lanjut nyuci aja ya,"pinta Aisyah.

Bi Inah pun menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Ya sudah bibi tinggal dulu ya non,"

Dan Aisyah hanya tersenyum lalu mengangguk.

Setelah selesai mengikat tali sepatu, Aisyah pun berdiri dan berjalan mendekati pintu lalu ia membuka pintu itu.

Ceklek

"Pagi pacar,"sapa Ari dengan senyum ramahnya.

Aisyah pun terkejut dan mengulumkan senyumnya.
"Pa-gi,"jawab Aisyah dengan gugup.

"Yuk berangkat?"ajak Ari dengan menaikkan kedua alisnya.

Aisyah tampak berfikir sejenak.
"Kamu mau sekolah?kan masih sakit,"

"Udah sembuh kok,"ujar Ari meyakinkan.

Aisyah pun melihat Ari dengan lekat lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Beneran?"

"Iya, tenang aja pacar,"godanya.

Yang digoda pun mengulumkan senyumnya dan tersipu malu.
"Ya udah, aku ambil tas dulu ya,"ujar Aisyah dengan berusaha untuk biasa saja.

"Iya sayang."Jawab Ari dengan mengedipkan mata kirinya.

Blush

Aisyah pun salah tingkah. Bisa-bisanya Ari sudah memanggilnya seperti itu padahal hari masih pagi. Ia hanya takut ketahuan jikalau pipinya merah saat ini. Kan malu huhu.
"Ihh,"decak Aisyah dengan mengulumkan senyumnya.

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang