Part 37

659 57 21
                                    

Semua pun dibuat hanyut oleh puisi yang dibawakan Aisyah serta alunan musik yang berasal dari gitar itu mengiringinya.

Begitu mendalam makna yang tercipta sehingga membuat semua yang menyaksikan pun ikut terbawa akan suasana yang begitu menyedihkan saat itu.

"Terima kasih,"ujar Aisyah dan Arial bersamaan.

Dan tepuk tangan kembali tertuju pada Aisyah dan Arial.

"Anjir gue sad masa,"celetuk Ajil.

"Sama atuh, sedih banget ey,"tambah Arnold.

Ajil kemudian menatap lurus pandangannya ke depan.
"Memang kalau yang dari hati, pasti nyampainya ke hati juga,"ujar Ajil bijak.

Arnold tampak membuang muka disana.
"Jijik aing liat engkau yang bijak gini wahai saudaraku,"

"Kalian luar biasa, karena sudah membuat ibu jadi ikut terharu, bagus Aisyah kamu sangat menghayati sekali dan Arial juga sangat bisa memainkan dengan lembut alunannya pokoknya good job buat kalian,"puji bu Novi.

"Terima kasih bu,"ujar Aisyah dan Arial bersamaan lagi.

"Kalian boleh kembali,"seru bu Novi.

Aisyah dan Arial kembali ke bangku nya masing-masing.

Tapi Aisyah yang ingin duduk dibangkunya tiba-tiba saja mendapat tatapan yang begitu lekat dari Ari dari belakang bangkunya.

Aisyah kini merasa tidak enak, kenapa Ari begitu memperhatikannya?

"Baik untuk nilai tertinggi, yaitu Ari Rasyifa dan Aisyah Arial,"

Tepuk tangan kembali menggema dikelas XI IPA 1 saat ini.

"Kalian mendapatkan nilai 95, semoga bisa kalian tingkatkan lagi di ujian akhir nanti ya dan buat yang lain belajar lebih giat lagi agar kalian semua bisa naik kelas,"ujar bu Novi.

"Siap Bu,"jawab seisi kelas.

"Baiklah, selamat beristirahat,"

~~~

"Ari tunggu,"

Ari pun berhenti.

"Gue-gue mau minta maaf sama lo," ujar Steffi gugup.

Ari hanya menanggapi dengan menaikkan alis sebelah kanannya.

"Tolong maafin gue Ri, gue nyesel banget,"ucap Steffi dengan tatapan sendunya.

Ari tampak memperhatikan mata yang tampak jujur kali ini.

"Maafin gue ya Ri, gue tau gue emang banyak salah sama lo, gue minta maaf,"ucap Steffi dengan begitu lekat.

"Salah lo sama Aisyah bukan sama gue,"jawab Ari datar.

"Iya, nanti gue minta maaf juga sama dia, lo mau ya maafin gue, dan kita temenan lagi kek dulu,"ujar Steffi dengan lemah.

Ari kemudian menatap lurus pandangannya ke depan.
"Tumben,"

"Tumben apa?"tanya Steffi polos.

"Lo abis kepentok ya?"tanya Ari tak percaya.

Steffi pun merasa kaget.
"Kok lo gitu sih ngomongnya,"

"Lagian aneh, kemarin aja lo bentak-bentak Aisyah sekarang lo tiba-tiba jadi minta maaf,"jelas Ari.

Steffi kemudian menunduk.
"Gue udah sadar Ri gak harusnya gue kek gitu sama Aisyah,"

"Baguslah,"

Kemudian Steffi mendongakkan kepalanya.
"Jadi lo mau maafin gue?"

Lalu Ari pun menatap Steffi sekarang.
"Tapi jangan lo ulangi lagi,"

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang