Part 22

847 53 4
                                    

Di mobil

"Emm Ri, boleh nanya ngga?"Izin Aisyah.

"Apa?"

"Lo pacaran ya sama Steffi?"Tanya Aisyah langsung.

"Kok nanya gitu?sama kek waktu itu, oh gue tau beneran cemburu ya ciee."Goda Ari.

"Paan si ngaco, ya bukan gitu soalnya tadi dia marahin gue banget karna gue deket sama lo."Jelas Ais.

Ari pun sontak diam.

“Kan lagi jamannya tuh hubungan diem-diem, dan gue gak mau aja dibilang..

"Pho?"Sarkas Ari.

Aisyah yang kini terdiam.

Ari pun menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Steffi itu sebenernya temen gue waktu kecil."Ucap Ari yang mulai menceritakan.

Aisyah pun mendengarkan dengan seksama.

"Tapi dia sekarang berubah."Sambungnya.

"Kenapa?"Tanya Aisyah.

"Dia berubah semenjak gue nolak dia. Gue juga kaget saat dia nyatain perasaannya karena gue cuma nganggep dia temen gue doang gak lebih.

Aisyah yang mengerti pun hanya terdiam.

"Ehh sorry, kok gue jadi curhat gini si."Ucap Ari tidak enak.

"Gak papa kok santai aja Ri, oh ya btw udah nyampai Ri."Ucap Aisyah mengingatkan.

"Sampai gak sadar."Jawab Ari dengan tertawa pelan.

"Lo yang sabar ya Ri, mungkin Steffi emang belum nerima aja untuk patah hati."Jelas Aisyah.

"Iya Syahh."Jawab Ari pelan.

"Yaudah gue turun ya."Pamit Aisyah.

"Emm Syahh."Panggil Ari.

"Iya?kenapa?"Tanya Aisyah.

"Makasih."Ucap Ari singkat.

Aisyah pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Yaudah hati-hati ya lo."Ujar Aisyah.

Ari pun hanya menganggukan kepalanya.

"Bye Ri."Ucap Aisyah dengan melambaikan tangannya.

Ari pun hanya tersenyum dan melambaikan tangannya juga.

Aisyah pun masih berada disana, menatap kepergian mobil itu.
Setelah tak terlihat lagi barulah ia masuk ke rumahnya dan ia pun sontak kaget.

"Mamaaa, papaa Aisyah kangennnn." Teriak Aisyah hingga berlari menghampiri orang tuanya dan memeluknya.

"Halo sayangg, maafin mama ya, baru sempat ada dirumah."

"Mama sibuk banget apalagi papa hmm."Ucap Aisyah sedih.

"Iya maafin ya sayang, oh ya mama sama papa mau izin pamit ya mau ke Jerman untuk bisnis sayang kamu gak papa kan?"

"YaAllah mah pah, baru juga Aisyah ketemu sama mama dan papa hiks."Aisyah pun mulai menangis.

"Jangan nangis anak papa duh nanti cantiknya ilang."

"Biarin aja."

"Gini aja, gimana kalo Aisyah ikut mama sama papa ke Jerman gimana?disana ada Arial juga."

"Tapi Aisyah kan harus sekolah."Jawab Aisyah lemah.

"Kamu pindah kesana aja sayang, biar satu sekolah sama Arial kan dia bisa jagain kamu juga disana."

Bendahara VS Ketua Kelas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang