23.Malam tahun baru

92 22 1
                                    


"Naura, bangun nak udah sore. Bentar lagi mau magrib, cepetan kamu mandi." Teriak Rina dari luar kamar Naura sambil mengetok-ngetok pintu kamar Naura.

"Iya mah," teriak Naura.

Setelah mendengar suara Naura, Rina pun pergi dari muka kamar Naura.

"Hadeuh padahal gue masih ngantuk nih." Keluh Naura sambil merenggangkan otot-otot tangannya.

"Mandi dulu deh gue biar seger," Naura beranjak dari tempat tidurnya lalu memasuki kamar mandi.

Skip selesai mandi.

Naura mengambil baju kaos lengan panjang yang bertuliskan BTS dan juga celana panjang.

Naura turun ke lantai bawah villanya dan membantu pekerjaan sang mama.

"Ada yang perlu aku bantu gak mah?" Tanya Naura serius.

"Ini tolong kamu bawa ke depan villa, disana udah mama siapin meja, kamu taro aja disana." Rina memberikan beberapa bahan untuk dibakar.

"Ok mah, ada lagi gak?"

"Kamu taro aja itu dulu, nanti ambil piring, gelas sama sendok, yang lain biar mama aja yang siapin." Jelas mamanya.

"Yaudah Naura taro dulu ya," Naura pun membawa beberapa bahan di meja dan kembali masuk ke dalam mengambil apa yang diperintahkan mamanya tadi.

"Bang Rendy sama papa mana mah?"

"Abang kamu tadi katanya mau keluar sebentar ada di yang di beli, kalo papa kamu lagi mandi."

Naura hanya ber 'oh' ria mendengarkan penjelasan namanya.

Lalu setelah itu terdengar suara orang datang, ternyata keluarganya Pasya dan Naufan.

"Assalamualaikum," jawab mereka semua.

"Wa'alaikumsallam," jawab Naura dan Rina.

"Anak kalian mana? Kok gak ada?" Tanya Rina.

"Kalo Pasya tadi lagi ganti baju, yaudah deh jeng aku tinggal aja." Jangan Frisca.

"Kalonya Naufan sih nungguin Rendy tadi,"

"Ngapain emangnya mereka?"

"Gak tau deh jeng, urusan anak muda." Kata mamanya Naufan sambil tersenyum.

"Oh yaudah duduk dulu, nanti kalo anak-anak udah dateng baru kita mulai." Mereka semua pun duduk sambil berbincang-bincang.

Naura pun yang bosan dengan omongan mereka pun memutuskan untuk keluar villa sambil menunggu teman-temannya dan juga abangnya itu pulang.

Tak lama kemudian yang ditunggu pun akhirnya datang.

"Lama amat sih lo pada!" Kesal Naura.

"Sabar napa lo dek," kata Rendy.

"Bawa apaan tuh di plastik?" Tanya Naura.

"Nih makanan buat lo," Rendy memberikan kantong plastik tersebut.

Naura pun dengan segera membuka isi kantong plastik tersebut.

"Makanan pala lo, petasan gini di bilang makanan. Lagian buat apaan sih nih?"

"Tanya aja tuh sama Naufan ayang bebeb lo." Mendengar kata yang di ucapkan Rendy, langsung saja Naura menatap tajam abangnya itu.

"Emang buat apaan Fan?"

"Itu buat kita main lah,"

"Ha, main petasan?" Bingung nya.

"Lah iya, inikan malam tahun baru jadinya gue inisiatif buat beli gituan." Btw itu petasan yang di tembakin ke langit itu, apasih namanya. Author juga kurang tau, intinya petasannya itu yang ada tulisannya pas di tembakin ke awan.

Naura pun hanya mengangguk mengerti, lalu setelah itu Pasya datang.

"Halo guys, back with me." Teriak Pasya.

"Paan sih lo dateng-dateng bikin telinga orang budeg aja," kata Naufan sambil memegangi kupingnya.

"Hehehe, sorry teman-teman ku." Nyengir Pasya.

"Gue panggil mama sama yang lainnya dulu ya," pamit Naura dan berlalu masuk ke dalam.

"Mah, mereka udah dateng." Kata Naura.

"Oh yaudah yuk kita ke depan," mereka semua pun keluar villa.

•••

Para wanita sibuk membakar ikan dan para pria hanya berbincang-bincang sambil menunggu semuanya siap.

"Gimana peusahaan kamu Han?" Tanya Reza papanya Pasya.

"Baik kok, semuanya berjalan dengan lancar. Kalo kamu sendiri gimana?" Tanya Fahri sambil menyeruput kopi nya.

"Aku juga baik kok, kamu gimana Rid?" Tanya Reza pada Farid ayahnya Naufan.

"Aku juga Alhamdulillah baik kok, ngomong-ngomong anak kalian udah kelas berapa?"

"Kalo anak aku nauraasih kelas sebelas, kalonya Rendy udah kelas dua belas." Jawabnya seadanya.

"Kalonya Pasya sama kaya Naura, masih kelas sebelas. Anak kamu sendiri gimana?"

"Anak aku juga sama masih kelas sebelas."

Rendy dan Naufan hanya diam mendengarkan perbincangan orang tua mereka sambil memainkan game di handphone masing-masing.

"Makanan siap." Teriak mama Naura dan membuat semua laki-laki yang sedang berbincang-bincang menghentikan perbincangan nya.

Mereka semua pun berkumpul duduk membentuk lingkaran.

"Banyak banget siapa nih yang masak?" Tanya Farid.

"Naura sama Pasya tadi yang masak." Kata Rina.

"Eh gak kok, kita cuma bantuin dikit doang, ya gak Sya." Naura menyenggol lengan Pasya.

"Iya om, kita cuma bantuin dikit doang kok."

"Ah kalian ini gak usah malu-malu gitu." Kata Reza.

"Anak muda zaman sekarang emang gitu." Kata Nadin mamanya Naufan.

"Yaudah lah ya biarin aja, cepetan nih dimakan keburu dingin nanti gak enak." Tegur Frisca.

Mereka semua pun memaknai makanan mereka masing-masing.

"Kamu nanti mau kuliah dimana Ren?" Tanya Reza tiba-tiba.

"Di dalam negeri aja deh om." Jawab Rendy sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Gak mau diluar negeri aja kamu Ren?" Tanya Farid.

"Gak om, soalnya gak mau jauh-jauh juga sama keluarga." Jawabnya sambil tersenyum.

"Biarin aja lah kalian ini, diakan anak aku juga. Jadi biar dia sendiri aja yang milih, dia juga udah besar pasti tau yang terbaik buat dirinya sendiri." Jawab Fahri ayahnya Rendy.

"Iya-iya aku tau kok itu anak kamu, dia juga pasti punya pilihan sendiri." Kata Farid.

"Udah-udah kalian ini makan itu gak boleh ngomong!" Lerai Rina mamanya Pasya.

Akhirnya mereka semua pun diam dan kembali makan.

Skip selesai makan.

"Biar Naura aja mah yang nyuci," kata Naura.

"Pasya juga Tante mau bantuin Naura."

"Oh yaudah, nih kalian bawa piring kotornya ke dapur ya." Naura dan Pasya pun membawa piring kotor tersebut ke dapur.


*****
Author POV
Makin kesini makin gak jelas ya ceritanya.





Basket dan VolyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang