Sepulang sekolah Naufan berniat untuk mengantar Naura pulang, ia juga akan meminta izin terlebih dahulu kepada Rendy, abangnya Naura."Ren." Panggil Naufan.
"Apa?" Tanya Rendy sambil berjalan menuju kelasnya.
"Gue boleh gak hari ini nganterin Naura pulang?" Tanyanya hati-hati.
"Hmm gimana ya?" Rendy nampak berpikir sejenak.
Kalonya Naufan nganterin Naura pulang, berarti gue nanti bisa nganterin Pasya pasti. Batinnya.
"Boleh ya please." Mohon Naufan.
"Ok deh lo boleh nganterin Naura pulang." Izinnya, Naufan pun bersorak gembira mengatakan 'yes'.
"Thanks ya." Katanya menepuk bahu Rendy.
"Iya-iya, jangan macem-macem lo saya adek gue." Peringat nya.
"Siap, gak macem-macem kok gue. Langsung gue anterin pulang, lo tenang aja."
"Ok gue masuk kelas duluan ya." Kata Rendy ketika tiba di depan kelasnya.
Namun pun mengangguk seraya berlalu dari kelas Rendy dengan hati gembira.
Ia berniat saat mengantarkan Naura pulang nanti, ia akan mengungkapkan perasaannya kepada Naura.
Setelah pelajaran terakhir selesai, semua siswa dan siswi SMA Al-Mazaya pun akhirnya pulang.
Naufan pun bergegas ke kelas Naura untuk mengajaknya pulang bersama.
Setelah tiba di depan kelas Naura, ia tidak langsung masuk untuk menemui Naura, melainkan menunggu diluar kelas saja.
Naura nampak sedang membereskan buku-bukunya dan dimasukan ke dalam tasnya, dan jangan lupakan Pasya yang juga ada disitu bersamanya.
"Siap sudah, yuk Sya pulang." Ajaknya seraya memakai ranselnya ke pundaknya.
"Kuy." Pasya mengangguk lalu mereka berdua keluar kelas bersama.
Saat Naura ingin keluar kelas Naufan langsung siap sedia berdiri di depan pintu.
Naura yang baru saja keluar kelas dan melihat Naufan yang berdiri disitu pun langsung tersentak kaget.
"Eh setan." Kagetnya sambil memegangi dadanya dan mengelusnya.
"Sembarangan aja lo kalo ngomong, ganteng gini di bilang setan. Kembaran nya Jimin nih." Kesalnya tak terima jika dirinya dikatai setan dengan Naura.
"Apa kembarannya Jimin? Gak salah denger gue, muka kek panci gitu ngaku-ngaku kembarannya Jimin, kalo halu itu jangan ketinggian ntar jatuh sakit." Ejeknya.
"Dih emang bener kok gue ini kembarannya Jimin, kenapa gak terima? Iri bilang bos." Balasnya.
"Dih iri? Siapa juga yang iri sama orang kayak lo." Balasnya tak mau kalah.
Sedangkan Pasya yang sedari tadi melihat perdebatan dua makhluk yang berbeda spesies itupun hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Eleh kalo iri mah...," Ucapan Naufan terputus ketika Pasya melerai perdebatan mereka.
"Aduh stop!!!" Teriak Pasya tepat di depan muka mereka berdua.
"Kalian itu mau pulang apa mau ribut sih, dari tadi berantem mulu heran deh. Gue yang istri sah nya Jimin aja gak sombong tuh." Kata Pasya mengibaskan rambutnya.
Naura dan Naufan pun saling pandang sebentar, kemudian mereka menyoraki Pasya.
"HALU." Kata mereka bersamaan tepat di telinga kanan dan kiri Pasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basket dan Voly
Teen Fiction"gak segampang itu Lo minta maaf sama gue" laki-laki itu mengernyitkan dahinya "terus gue harus gimana? jungkir balik lapangan" Naura mendribble bola basketnya "gue tantang Lo main basket gimana?" tanpa pikir panjang laki-laki itu pun menyetujuiny...